Browsing by Author "Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian"
Now showing 1 - 20 of 131
Results Per Page
Sort Options
- ItemAlat Dan Mesin Pertanian Tanaman Pangan(BBP Mektan, 2009-10-10) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
- ItemAnalisis Gaya Vertikal pada Sirip Roda Besi Traktor Tangan(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2004-10) Hendriadi, Agung; Salokhe, V.M; Pitoyo, Joko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianAnallsis gaya vertical yang bekerja pada strip rods besi traktot tangan adalah penting sebagai parameter rancangan alat bantu traksi pada kendaraan yang bekerja di lahan sawah. Penelltian ini dilaksanakan dengan menggunakan satu buah roda besi traktor tangan di soil bin dengan menggunakan special testing rig yang dirancang untuk pencapaina tujuan penelitian. Sebuah transducer dirancang khusus untuk mengeukur besarnya gaya vertical yang bekerja pada sirip roda. Percobaan pengukuran gaya vertical dilahasanakan pada berbagai jumlah strip roda dan berbagai gaya penarikan horizontal. Sebagai tambahan, gaya vertical dinamis terukur dibandingkan juga dengan nilai perkiraan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk variasi jumlah sirip dan gaya tarik horizontal, pada awalnya gaya vertical dinamis meningkat,sampai nilal tertentu, dan setelah mencapai nilai maksimum tertentu. Nilai-nilai tersebut menurun secara continue sampai ke titik not dan bahkan negative. Untuk variasi gaya penarikan horizontal, nilai maksimum dicapal hampir pada pasial rotasi roda yang sama. Pada watiasi jumlah sisip roda, gaya vertikal dinamis meningkat dengan meningkatnya gaya tarik horizontal. Total gaya vertical dinamis roda dengan jumlah sirip 18 meningkat sangat tajam dengan meningkatnya gaya tarik horizontal dibandingkan roda dengan jumlah sirip 14 dan 16.
- ItemAnalisis Model Pengolahan Padi (Studi Kasus di Kabipaten Lombok Timur, NTB)(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-04) Nugraha, Sigit; Thahir, Ridwan; Lubis, Safaruddin; Sutrisno, Sutrisno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianAnalisis model pengolahan padi dilakukan di desa Selubung Ketangga, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada lokasi Proyek Poor Farmer Income Improvement Trough Innovation (PFI3P). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan kualitas beras dan meningkatkan rendemen giling. Kegiatan penelitian dimulai dengan identifikasi lokasi untuk penempatan model pengolahan padi dan pemasangan alat pengering gabah dengan bahan bakar sekam. Tahun 2004 install model pemasangan 1 unit penyosoh ICHI N-70 dan 1 unit mesin penggerak RINO S 115, 24 HP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan padi menggunakan mesin pengering bahan bakar sekam dapat menghasilkan gabah kering giling lebih baik dengan rendemen giling yang tinggi (65,7 %), sehingga dapat meningkatkan rendemen giling gabah petani antara 2-3 % dibanding dengan rendemen giling petani sebelumnya antara 60-63 %. Penyosohan dengan ICHI N-70 yang dilengkapi dengan pencucian sistem pengkabut air dapat menghasilkan beras yang lebih baik, putih, bersih, cerah, dan dapat meningkatkan harga jual sebesar Rp 300,-/kg. Analisis model penggilingan padi secara menyeluruh dapat meningkatkan pendapatan petani dari kehilangan hasil sebesar 5, 65 %, meningkatkan rendemen giling antara 2- 3 % dan meningkatkan harga jual beras sebesar Rp 300,- /kg. Peningkatan pendapatan petani mencapai Rp 1.630.290,- per hektar.
- ItemAnalisis Pembuatan Biogas Hasil Diversifikasi Bioenergi dan Renewable Energy Sebagai Salah Satu Solusi Alternatif Pencegahan Pencemaran Logam Berat pada Tanah(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Elizabeth, Roosganda; Rusdiana, S; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKotoran ternak ruminansia sebagai salah satu energi alternatif memiliki prospek cukup cerah yang diperoleh melalui fermentasi kotoran ternak menjadi biogas. Biogas sebagai bioenergi ini mempunyai beberapa keuntungan potensial bila dibandingkan dengan energi nuklir maupun energi batu bara, karena disamping berpolusi rendah juga meningkatkan sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan. Dengan teknologi biogas, kandungan zat-zat alami dalam kotoran ternak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi alternatif untuk memasak, lampu penerangan, dan lainnya yang membutuhkan energi, disamping untuk meningkatkan sanitasi lingkungan. Pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi sumber bahan baku biogas, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif pencegahan pencemaran logam berat pada tanah. Perlunya pengembangan beberapa aspek terkait, seperti: penanganan bahan dasar, manajemen proses, dan pemilihan jenis mikroorganisme yang ikut aktif dalam proses pembentukan biogas, pemahaman mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembentukan biogas, komposisi gas, dan cara penanganan gasnya secara aman, dan penyusunan strategi pemasyarakatan sistem biogas, khususnya di daerah pedesaan. Biogas dapat digunakan sebagai bahan pengganti energi dari fosil (bahan bakar minyak dan gas alam). Teknologi biogas merupakan pilihan yang tepat untuk mengubah limbah peternakan untuk menghasilkan energi dan pupuk sehingga diperoleh keuntungan ganda (multi margin) baik secara sosial ekonomi maupun dari segi kelestarian lingkungan. Kata Kunci : analisis, biogas, bioenergi, kotoran ternak, efisiensi biaya bahan bakar.
- ItemAnalisis Pembuatan Biogas Hasil Diversifikasi Bioenergi dan Renewable Energy Sebagai Salah Satu Solusi Alternatif Pencegahan Pencemaran Logam Berat pada Tanah(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Elizabeth, Roosganda; Rusdiana, S; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKotoran ternak ruminansia sebagai salah satu energi alternatif memiliki prospek cukup cerah yang diperoleh melalui fermentasi kotoran ternak menjadi biogas. Biogas sebagai bioenergi ini mempunyai beberapa keuntungan potensial bila dibandingkan dengan energi nuklir maupun energi batu bara, karena disamping berpolusi rendah juga meningkatkan sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan. Dengan teknologi biogas, kandungan zat-zat alami dalam kotoran ternak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi alternatif untuk memasak, lampu penerangan, dan lainnya yang membutuhkan energi, disamping untuk meningkatkan sanitasi lingkungan. Pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi sumber bahan baku biogas, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif pencegahan pencemaran logam berat pada tanah. Perlunya pengembangan beberapa aspek terkait, seperti: penanganan bahan dasar, manajemen proses, dan pemilihan jenis mikroorganisme yang ikut aktif dalam proses pembentukan biogas, pemahaman mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembentukan biogas, komposisi gas, dan cara penanganan gasnya secara aman, dan penyusunan strategi pemasyarakatan sistem biogas, khususnya di daerah pedesaan. Biogas dapat digunakan sebagai bahan pengganti energi dari fosil (bahan bakar minyak dan gas alam). Teknologi biogas merupakan pilihan yang tepat untuk mengubah limbah peternakan untuk menghasilkan energi dan pupuk sehingga diperoleh keuntungan ganda (multi margin) baik secara sosial ekonomi maupun dari segi kelestarian lingkungan. Kata Kunci : analisis, biogas, bioenergi, kotoran ternak, efisiensi biaya bahan bakar.
- ItemAplikasi Sistem Kendali On-Off Pada In Store Dryer (ISD) Untuk Pengering Jagung(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-04) Hendarto, Deni; Nelwan, Leopold O.; Subrata, I Dewa Made; Paramawati, Raffi; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianSistem pengeringan dalam penyimpanan In Store Dryer (ISD) adalah metode pengeringan dalam penyimpan menggunakan udara lingkungan yang dihembuskan melalui tumpukan biji-bijian yang akan dikeringkan. Sebagai negara tropis, kondisi udara lingkungan di Indonesia pada umumnya memiliki RH yang tinggi, akan tetapi pada siang hari suhu rata-rata dapat lebih tinggi dari 30oC dengan kelembaban lebih rendah dari 70 %. Udara dengan kondisi demikian cukup potensial untuk digunakan sebagai media pengeringan jagung, mengingat kadar air keseimbangan jagung pada kondisi tersebut dapat mencapai kurang dari 14 %. Untuk itu dibutuhkan sistem kendali yang dapat mengendalikan pengaliran udara pada saat yang tepat. Diharapkan dengan sistem kendali pada ISD ini, maka konsumsi energi dapat dihemat dan kualitas dapat dipertahankan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup rancang bangun sistem kendali on-off berdasarkan algoritma sistem kendali yang membandingkan kondisi udara lingkungan dan di dalam ISD, rancang bangun hardware sistem kendali on-off pada ISD, mengkalibrasi sensor suhu dan kelembaban, validasi metode perhitungan kadar air, serta menguji performansi sistem kendali on-off pada ISD. Dengan suhu lingkungan rata-rata 32,8 oC dan RH rata-rata 51,93 %, pengeringan pada ISD dengan beban 1201,2 kg mampu menurunkan kadar air dari sekitar 17,61 % hingga 12,37 %b.k. selama pengeringan 50 jam. Sedangkan pengeringan dengan beban 915 kg mampu menurunkan kadar air dari sekitar 18,02 % menjadi 12,25 %b.k. dengan suhu lingkungan rata-rata 31,14 oC dan RH lingkungan rata-rata 54,16 % selama 40 jam.
- ItemBiodisel dari Minyak Biji Kapok(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-04) Handoyo, R; Anggraini, Ananta Andy; Anwar, Saiful; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMakin berkurangnya produksi minyak bumi Indonesia memaksa Pemerintah dan masyarakat untuk memikirkan sumber energi alternatif yang antara lain dari minyak nabati. Minyak nabati dapat dimanfaatkan dalam bentuk minyak asli (plant oil) maupun setelah diproses menjadi biodiesel. Minyak biji kapok telah diteliti dan terbukti dapat diproses secara transesterifikasi menggunakan metanol menjadi biodiesel. Metil ester dari minyak biji kapok, sifat-sifatnya berubah menjadi lebih mendekati sifat minyak solar, antara lain viskositas, titik nyala, dan angka cetane. Berdasarkan sifat tersebut, biodiesel dari minyak biji kapok berpotensi menggantikan minyak solar untuk bahan bakar motor diesel. Uji coba penggerakan motor diesel menghasilkan daya dan efisiensi yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan minyak solar, sedang emisi CO, HC dan NOx bahkan lebih kecil.
- ItemBuku Panduan Penggunaan Mesin Indo Combine Harvester(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2014) Tim Perekayasa; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
- ItemBuku Panduan Penggunaan Mesin Indo Combine Harvester(BBP Mektan, 2014-09-10) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian; Tim Perekayasa
- ItemBuku Panduan Penggunaan Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor (Power Weeder YA-1/20)(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2014) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
- ItemBuku Panduan Penggunaan Transplanter Jajar Legowo 2:1(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2013) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianBuku panduan ini memberikan penjelasan dasar tentang tata cara pengoperasian secara benar tentang mesin Transplanter Jajar Legowo Prototipe I hasil rekayasa pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian tahun 2013. Buku panduan ini menjelaskan persyaratan-persyaratan pengoperasian dan pemeliharaan mesin, syarat kondisi lahan, cara pembibitan dan umur layak tanam agar pada saat pelaksanaan kerja mesin di lapangan sesuai dengan yang diharapkan.
- ItemBuku Panduan Penggunaan Transplanter Jajar Legowo 2:1(2013-06-05) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
- ItemBuku Panduan Penggunaan Transplanter Jajar Legowo 2:1(BBP Mektan, 2013-09-12) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
- ItemDesain dan Rekayasa Prototipe Mesin Pembenam Pupuk di Lahan Sawah(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2009-04) Purwanto, C. Yusup; Sulistiadji, Koes; Pitoyo, Joko; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianDesain dan Rekayasa Prototipe Mesin Pembenam Pupuk di Lahan Sawah. Pemupukan memegang peranan penting dalam peningkatan produksi padi. Pada umumnya petani mengaplikasikan pupuk tersebut dengan cara disebarkan ke permukaan lahan menggunakan tangan. Cara ini cukup efisien akan tetapi efektifitasnya relatif rendah akibat terjadi proses pencucian, volatilisasi, nitrifikasi yang diikuti denitrifikasi. Aplikasi pupuk makro dengan cara membenamkannya di daerah perakaran tanaman akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyerapan unsur NPK oleh tanaman dan selanjutnya meningkatkan produktivitas tanaman, menghemat kuantitas aplikasi pupuk, dan mengurangi pencemaran lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain dan merekayasa prototipe mesin pembenam pupuk di lahan sawah. Prototipe mesin pembenam pupuk didesain, difabrikasi, dan diuji di Laboratorium Perekayasaan Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Serpong sesuai prosedur yang baku mulai perancangan, gambar teknis, fabrikasi, dan pengujian. Dalam rekayasa prototipe mesin ini jenis pupuk yang dijadikan parameter desain adalah pupuk anorganik (urea) untuk tanaman padi di sawah. Prototipe mesin pembenam pupuk mampu menebar pupuk rata-rata 3,95 g/m panjang lintasan pada 1 sisi hopper. Kapasitas kerja mesin adalah 9 jam/ha dengan dosis 200,89 kg/ha.
- ItemDesain dan Uji Kinerja Laboratorium Unit Pengangkat Serasi Tebu Pada Mesin Pencacah Serasah Tebu(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2011-10) Wiyono, Joko; Hermawan, Wawan; P, Radite; Setiawan, A.; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPenanganan limbah tebu (serasah) selama ini melalui pembakaran tidak membantu kesuburan tanah. Diperlukan mesin pengumpul dan pencacah serasah tebu. Tujuan dari perekayasaan adalah untuk merancang bangun mesin pengangkat serasah tebu. Mesin pengumpul dan pencacah tumpukan serasah tebu merupakan bagian dari mesin pencacah serasah biomass tebu. Rancangan unit pengangkat serasah terdiri atas bagian penarik dan penyalur. Pertimbangan disain mesin berdasarkan data ciri fisik tumpukan serasah dan kondisi lahan. Rata-rata kerapatan isi serasah tebu di lahan adalah 7,71 kg/m3, rata-rata tekanan pemadatan tumpukan serasah dari ketebalan 40 cm ke 30 cm adalah 50,65 N/rn2 dan pemadatan tumpukan serasah dari ketebalan 27 cm ke 8 cm adalah 1.166,60 Nim2. Unit pengangkat serasah tebu terdiri atas komponen silinder penarik, komponen penyalur, komponen cover, rangka dan komponen transmisi. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian IPB dengan sampel serasah dari kebun PG Subang. Pengujian dilakukan dalam 6 variasi tingkat penarik (ranking index: 1, 2, 3, 4, 5 dan 6) dan 3 variasi tingkat penyaluran (conveying index: 1, 1,14 dan 1,20). Dalam pengujian, kerapatan isi serasah tebu dikondisikan 8 kg/m3 dan kecepatan pengumpanan serasah tebu adalah 0,3 m/s. Hasil pengujian menunjukan bahwa silinder penarik dan konveyor dapat bekerja dengan baik. Kapasitas kerja unit pengangkat serasah tebu adalah 1.964,76-2.101,25 kg/jam. Rata-rata kebutuhan daya pemutar silinder penarik adalah 18 Watt. Rata-rata kebutuhan daya penyaluran (konveyor) adalah 98 Watt. Rata-rata kebutuhan daya pengangkatan serasah tebu adalah 116 Watt. Persentase serasah tertinggal di silinder penarik berkisar 1,5-3,7% dan 3,13-9,20% pada konveyor.
- ItemDesain dan Uji Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa Irigasi Tetes(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Kinkin, Gambuh Asmara; Wiyono, Joko; Triwahyudi, Sigit; Mulyantara, Lilik Tri; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMesin penanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes merupakan salah satu inovasi di bidang mekaniasasi pertanian berupa alat penanam benih tebu yang ditarik traktor roda empat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendesain dan melakukan uji kinerja mesin tanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes. Alat ini di rekayasa dengan memanfaatkan putaran roda implemen dan putaran power take off (PTO) dari traktor untuk menggerakkan pisau pemotong benih. Batang benih tebu dimasukkan melalui bagian pengumpan secara presisi dengan sistem transmisi roda gigi. Hasil uji kinerja dengan pengoperasikan mesin pada kecepatan 2,33 km/jam, benih yang tertanam pada kedalaman 19,30 cm, sedangkan kedalaman peletakan saluran pipa irigasi tetes yaitu pada kedalaman 22,3 cm. Penggunaan benih 6,5 ton/ha dengan panjang potongan benih 38,5 cm dan prosentase kerusakan mata tunas 4,17%. Prosentase benih tidak tertanam (missing hill) sebesar 17,33% dan penggunaan pupuk 308,31 kg/ha. Mesin ini memiliki kapasitas penanaman benih tebu 3,68 jam/ha dengan effisiensi penanaman sebesar 62,68%.
- ItemDesain dan Uji Teknis Unit Pengumpan dan Unit Pemisah pada Mesin Sortasi Buah Mangga(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2007-10) Ahmad, Usman; Hermansyah, Hermansyah; Yanuardi, Ardiatno; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPrototipe mesin sortasi buah mangga otomatis menggunakan pengolahan citra telah dibangun dan pernah diuji coba. Meskipun dapat beroperasi secara otomatis, mesin masih mempunyai kelemahan mendasar antara lain pengumpanan yang masih manual, dan pada unit pemisahnya, sentakan tangkai pendorong pada unit pemisah menyebabkan kerusakan (memar) pada buah mangga yang disortasi. Selain itu arah pergerakan tangkai yang miring menyebabkan mangga yang didorong seringkali membentur tepi kotak penampung, yang juga menyebabkan memar. Penelitian ini bertujuan mendesain unit pengumpan dan modifikasi unit pemisah serta melakukan uji coba mekanisme pengumpanan dan pemisahan buah mangga sesuai mutunya. Hasil pengujian menunjukkan unit pengumpan yang dibuat dalam bentuk piringan berputar belum menunjukkan kinerja yang baik. Hanya 72,41% buah mangga dapat diumpankan ke dalam ruang akuisisi citra, sedangkan sisanya tidak dapat ditangkap kamera dengan utuh karena berada di luar area jangkauan kamera. Sentakan tangkai pendorong berhasil diredam dengan memperpanjang lintasan gerak tangkai, sehingga gerakannya tidak lagi menyentak. Tangkai unit pemisah juga dapat bergerak lurus, sehingga mangga yang didorong dapat masuk ke kotak penampung tanpa membentur bagian tepi kotak. Tingkat kerusakan akibat benturan dapat dikurangi dari sekitar 50% menjadi 3 sampai 5%.
- ItemDesign dan Uji Kinerja Mesin Tanam Tebu Kombinasi Pemupukan dan Pemasang Pipa Irigasi Tetes(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2020-04-17) Kinkin, Gambuh Asmara; Wiyono, Joko; Triwahyudi, Sigit; Mulyantara, Lilik; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMesin penanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes merupakan salah satu inovasi di bidang mekaniasasi pertanian berupa alat penanam benih tebu yang ditarik traktor roda empat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendesain dan melakukan uji kinerja mesin tanam tebu kombinasi pemupukan dan pemasang pipa irigasi tetes. Alat ini di rekayasa dengan memanfaatkan putaran roda implemen dan putaran power take off (PTO) dari traktor untuk menggerakkan pisau pemotong benih. Batang benih tebu dimasukkan melalui bagian pengumpan secara presisi dengan sistem transmisi roda gigi. Hasil uji kinerja dengan pengoperasikan mesin pada kecepatan 2,33 km/jam, benih yang tertanam pada kedalaman 19,30 cm, sedangkan kedalaman peletakan saluran pipa irigasi tetes yaitu pada kedalaman 22,3 cm. Penggunaan benih 6,5 ton/ha dengan panjang potongan benih 38,5 cm dan prosentase kerusakan mata tunas 4,17%. Prosentase benih tidak tertanam (missing hill) sebesar 17,33% dan penggunaan pupuk 308,31 kg/ha. Mesin ini memiliki kapasitas penanaman benih tebu 3,68 jam/ha dengan effisiensi penanaman sebesar 62,68%.
- ItemDeteksi Dini Kekringan Pertanian Berbasis Sistem Informasi Geografis(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008-10) Suprapto, Anjar; Sudira, Putu; Arif, Sigit Supadmo; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianDampak perubahan perilaku kekeringan kian menjadi tantangan bagi sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Data lapang juga menunjukkan kekeringan agronomis tidak hanya terjadi pada lahan kering dan lahan tadah hujan, tetapi juga sudah melanda lahan sawah, baik lahan sawah irigasi teknis maupun setengah teknis. Kekeringan yang terjadi terus meningkat besarannya (magnitude), baik intensitas, periode ulang, dan lamanya. Penelitian ini bertujuan menyusun sistem informasi yang dapat memberikan peringatan terjadinya kekeringan pada lahan pertanian berbasis sistem informasi geografis. Sistem informasi yang disusun diharapkan dapat digunakan pada instansi pemerintah atau swasta (stake holder) yang berkepentingan untuk dasar perencanaan pengelolaan lahan berdasarkan kecukupan air dan memberikan informasi dini kecukupan air pada lahan pertanian kepada pengguna. Data penyusun sistem informasi ini berupa data tabular dan data spasial. Data tabular berupa data angka dari data tanah, tanaman dan ketersediaan air, sedangkan data spasial mengandung data luas, posisi dari lahan pertanian. Kecukupan air ditentukan dari neraca air tanaman yaitu perbandingan ketersediaan air dan kebutuhan air tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi deteksi dini kekeringan pertanian yang dihasilkan dapat memberikan informasi kapan, dimana dan berapa besar terjadinya kekeringan pada periode tahun tanam tertentu di Daerah Irigasi Kumisik Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan data yang sudah tersedia di instansi pengairan, oleh karena itu diharapkan dapat diaplikasikan pada instansi pemerintah (Dinas Pengairan) untuk membantu menentukan pola tanam yang aman pada suatu Daerah irigasi.
- ItemEvaluasi Aspek Teknis dan Finansial Penerapan Mesin Pengepres Biji Jarak untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Bakar Skala Pedesaan(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2010-04) Suparlan, Suparlan; Wijaya, Erlita Rahmarestia; Nurhasanah, Ana; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMinyak jarak merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dikembangkan untuk mensubstitusi minyak bakar berbahan baku fosil. Teknologi prosesing minyak jarak telah tersedia, namun status teknologi tersebut masih dalam tahap pengembangan sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan baik dari aspek teknis maupun finansial. Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka mendukung program pengembangan desa mandiri energi (DME). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi teknis dan finansial terhadap penerapan mesin pengepres minyak biji jarak tipe double stage yang dikembangkan BBP Mekanisasi Pertanian, Serpong, dan membandingkan dengan mesin pres tipe single stage yang dikembangkan oleh BALITAS, Malang. Analisis teknis dan finansial dihitung berdasarkan hasil kinerja mesin baik di laboratorium maupun di lokasi penerapan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada kondisi operasi optimum diperoleh kapasitas pengepresan untuk mesin pres tipe double stage lebih rendah (65 kg/jam) dibandingkan tipe single stage (80 kg/jam). Tipe double stage mempunyai efisiensi pengepresan lebih tinggi (68,1%) dibandingkan tipe single stage (64,3%). Sedangkan rendemen minyak hasil pengepresan adalah 26,0% untuk tipe double stage dan 24,1% untuk tipe single stage. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa jika harga biji jarak Rp 1000/kg, maka penggunaan mesin pres akan memberikan keuntungan apabila harga jual minyak jarak minimum Rp 5.000/liter, dengan B/C ratio 1,13. Jika harga biji jarak Rp 1.500/kg, maka harga jual minyak jarak minimum Rp 6.500/liter, dengan B/C ratio 1,12. Satu unit mesin pengepres jarak yang dikembangkan BBP-Mektan dapat digunakan untuk mengolah hasil tanaman jarak seluas 31 ha pada tingkat produktivitas hasil 4.36 ton/ha/tahun.