Browsing by Author "Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian"
Now showing 1 - 20 of 331
Results Per Page
Sort Options
- Item50 Teknologi Inovatif Litbang Pascapanen Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2012) Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBuku 50 Teknologi Inovatif Litbang Pascapanen Pertanian ini merupakan teknologi inovatif bidang pascapanen pertanian yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian selama kurun waktu tahun 2005 – 2012. Inovasi teknologi yang merupakan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian ini, khususnya menekanan pada pengembangan teknologi yang berbasis pada sumber daya lokal dan mendukung program pembangunan pertanian berkelanjutan, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian. Badan Litbang Pertanian menerbitkan buku 50 Teknologi Inovatif Litbang Pascapanen Pertanian ini bertujuan agar menjadi alternatif teknologi yang dapat mempercepat perwujudan visi Badan Litbang Pertanian.
- Item700 Teknologi Inovatif + 10 Model Penerapan Inovasi Kolaboratif(Balitbangtan, 2021-11-02) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Balitbangtan
- ItemAdopsi Teknologi Tanaman Kakao pada Kegiatan Pendampingan Kawasan Perkebunan di Kabupaten Poso(IAARD Press, 2019) Tumanan, Yakob Bunga; Risna; Dewi, Mardiana; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPotensi manfaat yang diharapkan dari kegiatan pendampingan teknologi terhadap kawasan Perkebunan ini adalah mempercepat penyampaian informasi teknologi kepada pengguna/petani pelaksana kegiatanagar tujuannya yakni peningkatan produktivitas dan mutu kakao khususnya dikabupaten Poso, Sulawesi Tengah dapat tercapai. Dampak yang diharapkan adalah adanya perbaikan ekonomi daerah, lapangan kerja terbuka, sekaligus agribisnis kakao dapat terwujud, sehingga dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat secara umum. Hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam rangka mendukung pencapaian Sulawesi Tengah sebagai sentra pengembangan kakao di kawasan Timur Indonesia. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2017 di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada kelompoktani Mekar Merta dengan jumlah anggota sebanyak 32 orang yang merupakan responden.Pelaksanaan pendampingan tanaman kakao dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi cara dan aplikasi langsung. Tujuan dari pengkajian untuk mengetahui sebaran dan tingkat adopsi.Pengukuran sebaran adopsi dilakukan menggunakan pendekatan frekwensi dengan parameter persentase. Tingkat adopsi terhadap komponen teknologi tanaman kakao pada pendampingan kawasan perkebunan rata-rata 88,97 % dengan sebaran 45,83 %, intensitas adopsi bervariasi setiap komponen teknologi. Hal ini karena petani belum intens melakukan dipertanaman kakao, karena ada teknologi yang baru diketahui. Teknologi yang dianggap mudah dan memberikan keuntungan, maka akandengan cepat menyebar dan dilakukan secara intens sesuai dengan waktu pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan produksi.
- ItemAktualisasi Teknologi Inovatif Pemanfaatan Lahan Pekarangan(IAARD Press, 2019) Mulyandari, Retno Sri Hartati; Ariani, Mewa; Hendayana, Rachmat; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemAku & Bumiku : Hijau Bumiku(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian PertanianBuku ini merupakan salah satu dari lima belas bahan bacaan yang dipersembahkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian kepada anak-anak dalam rangka menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya pertanian. Melalui bahan bacaan ini, diharapkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dapat ditumbuhkan minatnya untuk membaca dan memahami dunia pertanian, agar termotivasi untuk mengembangkan sektor pertanian sebagai salah satu penyangga kehidupan manusia. Selanjutnya diharapkan kepedulian generasi penerus terhadap sektor pertanian dapat dioptimalkan guna memajukan dan menjaga keberlanjutan hidup bangsa Indonesia.
- ItemANALISIS EFISIENSI TEKNIS, EFISIENSI EKONOMIS DAN DAYA SAING PADA USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN NGANJUK-JAWA TIMUR: SUATU PENDEKATAN EKONOMETRIK DAN PAM(Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2016-10-26) Waryanto, Budi; Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian
- ItemAnalisis Empiris Penggunaan Insektisida Menuju Pertanian Berkelanjutan(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009) Laba, I Wayan; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemANALISIS FAKTOR PENENTU ADOPSI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH MENGGUNAKAN PARTIAL LEAST SQUARE(Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, ) Arya, Nyoman Ngurah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali; Mahaputra, I Ketut; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
- ItemAnalisis Kandungan Timbal dan Cadmium pada Terung Ungu yang Ditanam dengan Media Kompos Sampah Kota(IAARD Press, 2019) Khairiyanti; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianTanaman terung yang ditanam pada media kompos sampah kota, memungkinkan menyerap logam berat melalui media tanamnya. Standar Nasional Indonesia (SNI-7387: 2009) menyebutkan bahwa pada sayuran batas maksimum kandungan Timbal (Pb) 0,5 ppm dan Cadmium (Cd) 0,2 ppm. Logam berat timbal dan cadmium ini sangat berbahaya bagi manusia karena bersifat racun dan tidak larut di dalam air. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada terung dari tanaman terung ungu yang ditanam menggunakan media kompos sampah kota. Penggunaan kompos sampah kota sebagai media tanam sebanyak 0, 25, 50, 75, dan 100%. Analisis dilakukan di Laboratorium Tanah dan Tanaman Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara dengan cara pengabuan basah sampel kering menggunakan Asam Nitrat dan Asam Perklorat (10:1), selanjutnya ekstrak diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis menunjukkan bahwa terung ungu yang ditanam pada media kompos sampah kota sebanyak 0, 25, 50, 75, dan 100% berturut-turut mengandung timbal (Pb), sebesar 0,06; 0,22; 0,43; 0,58; dan 0,73 ppm. Sedangkan kandungan cadmium (Cd) adalah 0,02; 0,09; 0,13; 0,31; dan 0,57 ppm. Terung ungu yang dihasilkan dari tanaman terung pada media tanam kompos sampah kota masih aman dikonsumsi dengan batas penggunaan kompos sampah kota maksimal 50% dari total media tanam.
- ItemANALISIS KARAKTERISTIK LAHAN DAN MUTU BIJI PALA (Myristica fragrans Houtt) DAERAH LAMPUNG / Analysis of Land Characteristics and Nutmeg (Myristica fragrans Houtt) Seed Quality of Lampung(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2017-12-29) Hafif, Bariot; (Soil science and Hidrology), (H-index: 2), Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Indonesia; Mawardi, Rahadian; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung; Utomo, Joko Susilo; Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
- ItemANALISIS KETERSEDIAAN JAGUNG NASIONAL MENUJU SWASEMBADA DENGAN PENDEKATAN MODEL DINAMIK(Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017-11-30) Panikkai, Sumarni; Institut Pertanian Bogor; Nurmalina, Rita; Institut Pertanian Bogor; Mulatsih, Sri; Institut Pertanian Bogor; Purwati, Handewi; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
- ItemAnalisis Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi(IAARD Press, 2019) Putra, Endi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPenyuluhan pertanian saat ini dihadapkan permasalahan tentang kondisi tenaga penyuluh yang mengharuskan setiap Desa mempunyai penyuluh pertanian paling tidak satu orang penyuluh. Banyak alih tugas penyuluh pertanian ke jabatan lain, perubahan kelembagaan, dan berkurangnya tenaga penyuluh pertanian mengakibatkan tidak sebandingnya jumlah tenaga penyuluh pertanian dengan jumlah petani/kelompoktani yang harus dilayani. Penilaian evaluasi kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun pada Tahun 2016 dan Tahun 2018 yang sesuai Permentan No. 91/Permentan/OT.140/9/2013 belum dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengukur tingkat kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selain itu, Kegiatan juga bertujuan menganalisis faktor–faktor yang berhubungan dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode sensus yaitu wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner terhadap semua responden dan menggali berbagai informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Responden berjumlah 129 orang yang di sensus terdiri dari: Penyuluh PNS 82 orang, penyuluh THL-TB pusat sebanyak 4 orang penyuluh THL-D 43 orang yang tersebar di 13 kecamatan. Untuk menganalisis data digunakan analisis deskriptif dalam mengetahui dan mengukur tingkat kinerja. Untuk mengetahui faktor-faktor yang di duga berhubungan dengan kinerja penyuluh digunakan statistik non parametric dengan uji chi-square yang dilanjutkan dengan korelasi dan uji signifikansi/hubungan nyata. Hasil Kegiatan menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian dalam kategori baik. Dari 9 faktor yang diduga berhubungan dengan kinerja penyuluh ternyata hanya 7 faktor yang berhubungan. Faktor umur, masa kerja, motivasi kerja, dukungan administrasi, kondisi lingkungan kerja dan keterjangkauan daerah tempat bekerja memiliki koefisien kontingensi berada pada kategori sedang. Sementara itu faktor tingkat partisipasi aktif masyarakat termasuk kategori kuat dengan nilai koefisien kontingensi 0,584. Faktor umur, masa kerja, motivasi kerja, dukungan administrasi, kondisi lingkungan kerja dan keterjangkauan tempat daerah bekerja terhadap kinerja penyuluh memiliki keeratan hubungan termasuk kategori rendah. Sementara itu faktor tingkat partisipasi aktif masyarakat dengan kinerja penyuluh bernilai 0,716 yang termasuk kedalam ketegori kuat. Untuk kriteria arah nilai r ,7 faktor yang di uji bernilai r positif (+) artinya hubungan tersebut searah dan uji t menunjukkan 7 faktor tersebut berhubungan nyata dengan kinerja penyuluh.
- ItemAnalisis Pendapatan Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen Cabai Merah(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2016-05-31) Taufik, Muh; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
- ItemANALISIS RAGAM GABUNGAN LINTAS LOKASI PEMUPUKAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN(Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, ) Herniwatin, Nfn; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
- ItemAnalisis Residu Pestisida Cabai Merah dengan Kromatografi Gas(IAARD Press, 2019) Rosmayanti, Dewi; Kusdiningsih, Dini; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianCabai merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang berasal dari benua Amerika, merupakan salah satu komoditas pertanian andalan Indonesia. Tingginya konsumsi cabai merah, dan harga yang fluktuatif memicu para petani berusaha meningkatkan kualitas komoditas ini, salah satunya adalah dengan menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida dalam produk pertanian ditujukan untuk mencegah serangan hama penyakit dan pengganggu yang dapat merusak tanaman. Pestisida golongan organoklorin merupakan pestisida yang umum digunakan. Pestisida meninggalkan residu pada bagian-bagian tanaman baik tangkai, batang, maupun buah dan bersifat toksik, sehingga berbahaya bagi kesehatan. Pengujian residu pestisida merupakan hal penting untuk menunjang kesehatan masyarakat. Residu pestisida organoklorin pada cabai merah dapat dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas. Sampel cabai diekstraksi dengan menggunakan pelarut aseton, diklorometan dan petroleumeter (30:30:30 v/v). Hasil ekstraksi dipekatkan lalu dilarutkan dengan isooktana dan toluena (90:10 v/v). Ekstrak lalu dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas, teknik injeksi splitless, suhu injektor 250 oC. Kolom sebagai fase diam 14% cyanopropylphenyl 86% dimethylpolysiloxane, dengan suhu terprogram. Fase gerak menggunakan gas nitrogen dengan laju alir 1.5 mL/menit.Detektor yang digunakan adalah Electron Capture Detector(ECD) dengan suhu 250 oC. Berdasarkan hasil percobaan, residu pestisida organoklorin yang terdapat pada sampel cabai merah adalah lindan, heptaklor, aldrin dan endrin dengan kadar berturut-turut adalah 0.0103, 0.0014, 0.0028, 0.0052 mg/L. Hasil tersebut bila dibandingkan dengan SNI 7313:2008 masih berada dibawah Batas Maksimum Residu (BMR).
- ItemAnalisis Usahatani Penangkaran Benih Padi Varietas Unggul Baru di Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah(IAARD Press, 2019) Andriansyah; Purwandari, Sintha Eliestya; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBenih merupakan salah satu sarana produksi yang penting untuk diperhatikan dalam kegiatan usaha tani karena kualitas benih yang baik akan mampu menunjang peningkatan produksi dan produktivitas. Sarana produksi seperti benih berkualitas merupakan komponen penting dan menjadi tuntutan dalam kegiatan usaha tani. Salah satu inovasi teknologi yang prospektif untuk meningkatkan pendapatan petani melalui usaha tani padi adalah teknologi penangkaran benih padi varietas unggul. Hal ini menjadi tujuan utama dalam rangka meningkatkan pendapatan para petani padi sawah. Penangkaran benih padi di Talohen, Ampah Kota Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur bertujuan untuk menjaga ketersediaan benih di musim tanam dan meningkatkan kesadaran petani untuk menggunakan benih padi varietas unggul baru bersertifikat. Kajian ini bertujuan untuk menganalisa usahatani penangkaran benih padi Varietas Unggul Baru (VUB) di Talohen Kelurahan Ampah Kota yang melibatkan petani penangkar. Hasil Pengkajian menunjukan bahwa dengan menghasilkan benih padi unggul berarti harga jual yang diterima oleh petani lebih tinggi dibandingkan dengan harga konsumsi. Potensi usaha penangkaran benih padi VUB Badan Litbang Pertanian yang diproduksi oleh Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Kalimantan Tengah cukup tinggi melihat kebutuhan benih di kabupaten Barito Timur khususnya dan Provinsi Kalimantan Tengah umumnya. Produksi benih dari label biru sebesar 6,0 ton/ha. Biaya produksi untuk menghasilkan benih label biru rata-rata Rp.14.737.000. Keuntungan usaha tani perbenihan ditingkat petani rata-rata Rp. 24.263.000 dengan nilai R/C ratio sebesar 2,65 dan B/C ratio sebesar 1,65. Respon penangkar terhadap kegiatan penangkaran benih padi varietas unggul baru sangat positif hal ini ditandai dengan keberlanjutan kegiatan penangkaran secara mandiri.
- ItemAPLIKASI PENDEKATAN NVIVO DALAM ANALISIS DETERMINASI FAKTOR ADOPSI PETANI TERHADAP SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU(Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, ) Aziz, Abdul; Sekretariat Badan Litbang Pertanian; Muljono, Pudji; Institut Pertanian Bogor; Las, Irsal; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian; Mulyandari, Retno Sri Hartati; Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
- ItemAplikasi Teknologi Dna Untuk Akselerasi Program Pemuliaan Ketahanan Tanaman Kakao Terhadap Hama Dan Penyakit Utama(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2016-12-30) Tasma, I Made; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemBacterial Leaf Blight Disease (Pseudomonas cichorii (Swingle 1925) (STAPP 1928) in Chrysanthemum (Dendranthema grandiflora Tzvelev) and Its Control) in Indonesia(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, ) Hanudin, Hanudin; Balai Penelitian Tanaman Hias; Sanjaya, Lia; Balai Penelitian Tanaman Hias; Marwoto, Budi; Balai Penelitian Tanaman Hias
- ItemBagan Warna Daun: Alat untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Nitrogen pada Tanaman Padi(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2016-06-10) Erythrina, Erythrina; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian