Browsing by Author "BPTP Sumatera Utara"
Now showing 1 - 20 of 60
Results Per Page
Sort Options
- ItemBertanam Cabai Di Daerah Endemik Penyakit Kuning Dan Pengendaliannya(BPTP Sumatera Utara, 2007) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraTanaman cabai merah keriting di Sumatera Utara merupakan komoditas sayuran penting, untuk konsumsi rumah tangga dan dipasarkan dalam keadaan segar maupun olahan. Cabai biasanya dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bahan baku berbagai industri makanan, minuman dan obat-obatan. Masalah utama yang dihadapi petani dalam budidaya tanaman cabe saat ini adalah serangan penyakit kuning yang menyebabkan pertumbuhan tanaman cabe terhambat. Bagi petani cabai, ternyata serangan virus ini telah menjadi sesuatu yang menakutkan. Betapa tidak, dalam beberapa tahun terakhir ini ribuan hektar cabai luluh lantak diterjang virus dengan gejala kuning keriting.
- ItemBIOGAS Kotoran Sapi Sebagai Penghasil Gas(BPTP Sumatera Utara, 2007) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraKotoran sapi ternyata mengandung energi yang kemudian disebut sebagai biogas. Biogas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang cukup prospektif untuk dikembangkan kedepan. Pemanfaatan energi dari gas yang diproduksi akibat fermentasi kotoran sapi ini tentu sangat sesuai bagi aktifitas masyarakat di wilayah pengembangan pertanian. Kontribusi biogas dalam pemenuhan energi ini bisa sangat signifikan mengingat wilayah pertanian Indonesia cukup dominan. Buku ini memuat informasi mengenai manfaat biogas, proses terbentuknya biogas, cara pembuatan instalasi biogas kontruksi plastik, cara kerja menghasilkan biogas serta sisa hasil pemerosesan biogas.
- ItemBudidaya Jagung(BPTP Sumatera Utara, 2015) Akmal; Hutapea, Nazarudin; Sari, Putri Nirmala; BPTP Sumatera UtaraSelain beras dan kedelai, jagung merupakan komoditi pangan utama di Indonesia. Kebutuhan jagung terus meningkat dari tahun ke tahun, karena komoditas ini mempunyai banyak fungsi baik sebagai bahan pangan utama, pakan ternak maupun sebagai bahan baku industri. Untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional diperlukan upaya peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas lahan dan tanaman serta perluasan areal tanam melalui perbaikan teknologi produksi telah banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan institusi lainnya termasuk swasta.
- ItemBudidaya Mucuna Bracteata Pada Lahan Tanaman Gambir(BPTP Sumatera Utara, 2015) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraMucuna bracteata adalah salah satu jenis Leguminosae Cover Crop (LCC) atau penutup tanah yang merupakan tanaman kacangan yang tumbuh dengan cepat, pesaing gulma yang ampuh, kemampuan memfiksasi N yang tinggi, sangat toleran terhadap naungan, mengandung senyawa fenolik relatif cukup tinggi sehingga tidak disukai oleh hama dan hewan-hewan ternak ruminansia. Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan tanaman tahunan yang tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi. Daun gambir setelah diekstrak menghasilkan getah yang dapat diolah menjadi bahan baku industri farmasi, campuran cat, penyamak kulit, tinta pemilu dan dipakai sebagai bahan untuk ramuan makan sirih serta sekarang daun gambir sudah diolah menjadi bubuk teh, teh celup atau minuman lainnya. Pemilihan Mucuna bracteata sebagai tanaman penutup pada lahan tanaman gambir dengan bertimbangan karena kacangan ini memiliki kelebihan dibandingkan tanaman legum konvensional lainnya seperti Pueraria phaseoloides, Calopogonium caeruleum, danCentrosema pubescent yang tidak mampu menekan pertumbuhan gulma-gulma tertentu yaitu Mikania, Asystasia dan jenis-jenis rumput-rumputan lainnya. Selain itu kacangan ini tumbuh cepat, tahan naungan, dan dapat mengurangi erosi permukaan tanah.
- ItemBudidaya Tanaman Cabai(BPTP Sumatera Utara, 2007) Harahap, Siti Maryam; Khaidir, John; BPTP Sumatera UtaraTanaman Cabai merupakan salah satu tanaman yang bernilai ekonomis tinggi karena dapat tumbuh baik pada dataran tinggi maupun dataran rendah. Namun demikian berusaha tani tanaman cabai perlu diperhatikan tindakan agronomis mulai dari awal sampai dengan akhir pertumbuhannya. Karena tanpa melakukan tindakan tersebut produksi maksimal yang kita harapkan tidak akan tercapai.
- ItemCara Cepat Membuat Kompos Dari Limbah Pertanian(BPTP Sumatera Utara, 2008) Ulina, Evawaty Sri; Akmal; BPTP Sumatera UtaraUpaya untuk meningkatkan produksi pertanian memerlukan dukungan sarana produksi seperti pupuk. Di sisi lain akhir-akhir ini ketersediaan pupuk N, P, dan K semakin langka di sentra-sentra produksi pertanian ditambah lagi semakin maraknya pupuk palsu. Hal ini membuat posisi petani semakin terpuruk. Oleh karena itu perlu dicari alternatif lain yang mudah dan murah mendapatkannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara sebagai salah satu institusi pemerintah pusat di daerah telah dan terus berusaha untuk membantu petani dalam menanggulangi permasalahan pertanian khususnya dalam hal memperkenalkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian. Buku kecil yang memuat informasi mengenai cara memproduksi kompos, macam-macam aktivator, ciri-ciri kompos matang serta kriteria kualitas kompos matang, diharapkan dapat membantu petani dalam penyediaan pupuk organik.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Padi(BPTP Sumatera Utara, 2011) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraCepatnya laju permintaan produk-produk pertanian bersamaan dengan kemajuan IPTEK menuntut agar proses adopsi inovasi teknologi oleh petani dan pelaku agribisnis berlangsung cepat untuk memacu produksi dan produktivitas pertaniannya. BPTP dalam era desentralisasi dituntut proaktif, responsif dan antisipatif dalam mendukung pembangunan pertanian khususnya di daerah. Di Sumatera Utara permintaan terhadap buku/brosur varietas unggul sangat banyak sebagaimana yang disampaikan pada saat rapat-rapat koordinasi, temu lapang dan pengguna langsung yang datang ke BPTP.
- ItemHasil Pengkajian Dan Cara Penggunaan Bagan Warna Daun(BPTP Sumatera Utara, 2000) Erythrina; Sariman; Zaini, Zulkifli; BPTP Sumatera UtaraUpaya pemacuan produksi padi perlu disejalankan dengan upaya peningkatan pendapatan petani dan pelestarian lingkungan karena berkaitan erat dengan keberlanjutan sistem produksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk itu adalah meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Praktis, sederhana, terjangkau dan mudah penggunaannya, Bagan Warna Daun (BWD) merupakan teknologi pemupukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk N (urea). Dengan menggunakan teknologi ini dapat diketahui kapan pupuk N harus diberikan pada tanaman padi sawah. Hasil pengkajian di beberapa sentra produksi padi di Sumatera Utaramembuktikan pemberian pupuk urea pada tanaman padi dengan menggunakan teknologi BWD dapat menghemat penggunaan pupuk urea sebanyak 36-42 kg perhektar dengan hasil gabah yang tetap tinggi. Selain meningkatkan pendapatan, penerapan teknologi BWD penting pula artinya dalam menghemat sumber daya pupuk nasional.
- ItemInovasi Teknologi Gambir Di Kabupaten Pakpak Barat(BPTP Sumatera Utara, 2014) Sebayang, Lukas; BPTP Sumatera UtaraSektor pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam struktur perekonomian di Kabupaten Pakpak Barat yang dapat dilihat pada sumbangan PDRB sebesar 73,7%, dengan keterlibatan angka kerja dibidang pertanian dalam skala rumahtangga sebesar 88,35%. Subsektor tanaman perkebunan merupakan subsektor penyumbang terbesar kedua setelah subsektor tanaman pangan terhadap nila tambah sektor pertanian. Pada tahun 2012, subsektor perkebunan mempunyai andil sebesar 25,13% terhadap sektor pertanian. Salah satu komoditas unggulan dan andalan dari subsektor perkebunan di Kabupaten Pakpak Barat adalah komoditas tanaman gambir (Uncaria gambire Roxb), dengan luas areal tanaman gambir 1.224 ha diperoleh produksi gambir sebesar 1.453,40 t. Sesuai harapan Pemerintah Daerah untuk menjadikan Kabupaten Pakpak Barat sebagai penghasil gambir terbesar melalui "Program Sejuta Gambir".
- ItemJalur Tata Niaga Dan Paket Teknologi Jeruk Siem Berastagi Sumatera Utara(BPTP Sumatera Utara, 2000) BPTP Gedong Johor Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraPengkajian Paket Teknologi Sistem Usahatani Jeruk Siem Berastagi di Sumatera Utara merupakan tahun kedua dari rencana pengkajian selama empat tahun (1997/1998 - 2001/2002). Hasil yang diperoleh pada tahun sebelumnya menunjukkan bahwa penanaman cabai di antara tanaman jeruk belum menghasilkan ataupun tanaman jeruk telah menghasilkan dapat meningkatkan pendapatan petani tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman jeruk itu sendiri. Pemberian pupuk organik dan anorganik secara rutin setiap tiga atau empat bulan akan meningkatkan pertumbuhan jeruk yang ditandai dengan perkembangan kanopi tanaman, diameter batang serta pembentukan tunas-tunas baru yang relatif cepat. Sentra produksi jeruk di Sumatera Utara dijumpai di Kabupaten Karo dan jeruk yang dihasilkan lebih dikenal dengan nama jeruk Berastagi.
- ItemKomoditas Spesifik Lokasi Daerah Sumatera Utara(BPTP Sumatera Utara, 2005) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraKomoditas unggulan spesifik daerah mempunyai peran penting dalam perekonomian Sumatera Utara. Sayangnya informasi mengenai komoditas tersebut sangat terbatas, bahkan belum terinventarisasi di Biro Pusat Statistik (BPS) dan instansi lainnya. Buku ini menginformasikan keberadaan (eksistensi), masalah serta potensi dan peluang pengembangan komoditas unggulan spesifik, yang diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi awal untuk pengembangan komoditas tersebut. Buku ini dibuat berdasarkan hasil survei dan karakteristik komoditas spesifik lokasi Sumatera Utara
- ItemKomoditi Unggulan Kawasan Agropolitan Kabupaten Humbang Hasundutan(BPTP Sumatera Utara, 2006) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraParadigma pembangunan yang bias kota telah mendorong terjadinya proses pemerasan pedesaan-pertanian. Berbagai bentuk pemerasan tersebut antara lain adalah pengisapan modal dari pertanian - pedesaan ke perkotaan dan pelarian sumber daya manusia terdidik (brain-drain) dari pertanian-pedesaan ke perkotaan melalui mekanisme urbanisasi. Menyadari hal tersebut maka dirintislah suatu program yang disebut Agropolitan Kawasan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara melalui Nota kesepakatan 5 Bupati pada tanggal 28 Sep 2002 dan kemudian diperbarui dengan Kesepakatan bersama 8 Sektretaris Daerah Kabupaten yang terdapat di kawasan ini pada tanggal 11 April 2005. Agropolitan adalah pendekatan pembangunan kawasan perdesaan (rural development) yang menekankan pembanguna perkotaan (urban development) pada tingkat lokal pedesaan. Tujuan pengembangan kawasan agropolitan ini adalah untuk (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani melalui peningkatan nilai tambah, produktivitas dan diversifikasi produk, (2) memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha secara berkelanjutan, (3) menjadikan kawasan agropolitan sebagai sentra agribisnis sekaligus melestarikan fungsi hidrologis dataran tinggi dan menunjang aneka produk wisata agro, (4) meningkatkan daya saing produk-produk agribisnis, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan (5) mengurangi arus urbanisasi (brain drain and capital drain).
- ItemKomoditi Unggulan Kawasan Agropolitan Kabupaten Samosir(BPTP Sumatera Utara, 2006) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraParadigma pembangunan yang bias kota telah mendorong terjadinya proses pemerasan pedesaan-pertanian. Berbagai bentuk pemerasan tersebut antara lain adalah pengisapan modal dari pertanian - pedesaan ke perkotaan dan pelarian sumber daya manusia terdidik (brain-drain) dari pertanian-pedesaan ke perkotaan melalui mekanisme urbanisasi. Menyadari hal tersebut maka dirintislah suatu program yang disebut Agropolitan Kawasan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara melalui Nota kesepakatan 5 Bupati pada tanggal 28 Sep 2002 dan kemudian diperbarui dengan Kesepakatan bersama 8 Sektretaris Daerah Kabupaten yang terdapat di kawasan ini pada tanggal 11 April 2005. Agropolitan adalah pendekatan pembangunan kawasan perdesaan (rural development) yang menekankan pembanguna perkotaan (urban development) pada tingkat lokal pedesaan. Tujuan pengembangan kawasan agropolitan ini adalah untuk (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani melalui peningkatan nilai tambah, produktivitas dan diversifikasi produk, (2) memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha secara berkelanjutan, (3) menjadikan kawasan agropolitan sebagai sentra agribisnis sekaligus melestarikan fungsi hidrologis dataran tinggi dan menunjang aneka produk wisata agro, (4) meningkatkan daya saing produk-produk agribisnis, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan (5) mengurangi arus urbanisasi (brain drain and capital drain).
- ItemKomoditi Unggulan Kawasan Agropolitan Kabupaten Simalungun(BPTP Sumatera Utara, 2006) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraParadigma pembangunan yang bias kota telah mendorong terjadinya proses pemerasan pedesaan-pertanian. Berbagai bentuk pemerasan tersebut antara lain adalah pengisapan modal dari pertanian - pedesaan ke perkotaan dan pelarian sumber daya manusia terdidik (brain-drain) dari pertanian-pedesaan ke perkotaan melalui mekanisme urbanisasi. Menyadari hal tersebut maka dirintislah suatu program yang disebut Agropolitan Kawasan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara melalui Nota kesepakatan 5 Bupati pada tanggal 28 Sep 2002 dan kemudian diperbarui dengan Kesepakatan bersama 8 Sektretaris Daerah Kabupaten yang terdapat di kawasan ini pada tanggal 11 April 2005. Agropolitan adalah pendekatan pembangunan kawasan perdesaan (rural development) yang menekankan pembanguna perkotaan (urban development) pada tingkat lokal pedesaan. Tujuan pengembangan kawasan agropolitan ini adalah untuk (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani melalui peningkatan nilai tambah, produktivitas dan diversifikasi produk, (2) memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha secara berkelanjutan, (3) menjadikan kawasan agropolitan sebagai sentra agribisnis sekaligus melestarikan fungsi hidrologis dataran tinggi dan menunjang aneka produk wisata agro, (4) meningkatkan daya saing produk-produk agribisnis, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan (5) mengurangi arus urbanisasi (brain drain and capital drain).
- ItemKomoditi Unggulan Kawasan Agropolitan Kabupaten Tapanuli Utara(BPTP Sumatera Utara, 2006) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraParadigma pembangunan yang bias kota telah mendorong terjadinya proses pemerasan pedesaan-pertanian. Berbagai bentuk pemerasan tersebut antara lain adalah pengisapan modal dari pertanian - pedesaan ke perkotaan dan pelarian sumber daya manusia terdidik (brain-drain) dari pertanian-pedesaan ke perkotaan melalui mekanisme urbanisasi. Menyadari hal tersebut maka dirintislah suatu program yang disebut Agropolitan Kawasan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara melalui Nota kesepakatan 5 Bupati pada tanggal 28 Sep 2002 dan kemudian diperbarui dengan Kesepakatan bersama 8 Sektretaris Daerah Kabupaten yang terdapat di kawasan ini pada tanggal 11 April 2005. Agropolitan adalah pendekatan pembangunan kawasan perdesaan (rural development) yang menekankan pembanguna perkotaan (urban development) pada tingkat lokal pedesaan. Tujuan pengembangan kawasan agropolitan ini adalah untuk (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani melalui peningkatan nilai tambah, produktivitas dan diversifikasi produk, (2) memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha secara berkelanjutan, (3) menjadikan kawasan agropolitan sebagai sentra agribisnis sekaligus melestarikan fungsi hidrologis dataran tinggi dan menunjang aneka produk wisata agro, (4) meningkatkan daya saing produk-produk agribisnis, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan (5) mengurangi arus urbanisasi (brain drain and capital drain).
- ItemKomoditi Unggulan Kawasan Agropolitan Kabupaten Toba Samosir(BPTP Sumatera Utara, 2006) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraParadigma pembangunan yang bias kota telah mendorong terjadinya proses pemerasan pedesaan-pertanian. Berbagai bentuk pemerasan tersebut antara lain adalah pengisapan modal dari pertanian - pedesaan ke perkotaan dan pelarian sumber daya manusia terdidik (brain-drain) dari pertanian-pedesaan ke perkotaan melalui mekanisme urbanisasi. Menyadari hal tersebut maka dirintislah suatu program yang disebut Agropolitan Kawasan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara melalui Nota kesepakatan 5 Bupati pada tanggal 28 Sep 2002 dan kemudian diperbarui dengan Kesepakatan bersama 8 Sektretaris Daerah Kabupaten yang terdapat di kawasan ini pada tanggal 11 April 2005. Agropolitan adalah pendekatan pembangunan kawasan perdesaan (rural development) yang menekankan pembanguna perkotaan (urban development) pada tingkat lokal pedesaan. Tujuan pengembangan kawasan agropolitan ini adalah untuk (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani melalui peningkatan nilai tambah, produktivitas dan diversifikasi produk, (2) memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha secara berkelanjutan, (3) menjadikan kawasan agropolitan sebagai sentra agribisnis sekaligus melestarikan fungsi hidrologis dataran tinggi dan menunjang aneka produk wisata agro, (4) meningkatkan daya saing produk-produk agribisnis, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan (5) mengurangi arus urbanisasi (brain drain and capital drain).
- ItemLaporan Tahunan 2014(Badan Litbang Pertanian Kementarian Pertanian Republik Indonesia, 2014-01-02) BPTP Sumatera UtaraLaporan ini merupakan rangkuman hasil kegiatan Balai Pengkajian Teknologii Pertanian Sumatera Utara ( BPTP Sumut ). Laporan in memuat data kemajuan pelaksaan tugas pokok dan fungsi BPTP Sumut baik yang bersifat rutin maupun pembangunan dalam tahun anggaran 2014.
- ItemNilam, Tanaman Semak Yang Banyak Manfaat(BPTP Sumatera Utara, 2007) Simatupang, Syofyan Mufthi; Yufdy, M. Prama; Fadly, Muhammad; BPTP Sumatera UtaraTanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, menyumbang devisa lebih dari 50% dari total ekspor minyak atsiri Indonesia. Hampir seluruh pertanaman nilam di Indonesia merupakan pertanaman rakyat yang melibatkan 36.461 kepala keluarga petani. Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar di pasaran dunia dengan kontribusi 90%. Ekspor minyak nilam pada tahun 2002 sebesar 1.295 ton dengan nilai US$ 22,5 juta. Sebagian besar produk minyak nilam diekspor untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik, insektisida dan saat ini juga digunakan dalam pengobatan aromaterapi. Di Indonesia daerah sentra produksi nilam terdapat di Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam, kemudian berkembang di provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lainnya
- ItemPaket Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Sumatera Utara(BPTP Sumatera Utara, 2003) Pemerintah Propinsi Sumatera Utara; BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara (BPTP Sumut) sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian diharapkan menjadi penggerak pembangunan dan pusat informasi pertanian di daerah. Bersama-sama dengan instansi terkait menyiapkan paket teknologi pertanian spesifik lokasi untuk dapat dipedomani dan digunakan dalam pembangunan pertanian di wilayah Propinsi Sumatera Utara. Penyediaan dan penyiapan paket teknologi pertanian spesifik ini di hasilkan dari kegiatan-kegiatan penelitian dan pengkajian, untuk mendukung pertanian yang berwawasan agribisnis, mengkaji efisiensi produksi, produktivitas, kesejahteraan, memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. Sejak berdirinya tahun 1996 sampai sekarang BPTP Sumut telah beberapa kali melepas komponen/paket teknologi pertanian spesifik lokasi. Sampai dengan pelepasan yang keempat kalinya pada Tahun 2003, telah dilepaskan sebanyak 35 paket/komponen teknologi. Semua paket teknologi ini telah dibahas oleh tim teknis, dinas maupun instansi terkait lainnya dan disahkan oleh Komisi Pengkajian Teknologi Pertanian.
- ItemPedoman Penangkar Benih Bina(BPTP Sumatera Utara, 2007) Nazir, Darmawati; BPTP Sumatera UtaraPeningkatan produksi padi ditentukan oleh berbagai faktor, salah satu faktor diantaranya adalah benih. Penggunaan benih varietas unggul akan berproduksi tinggi jika didukung oleh teknik budidaya yang baik. Varietas unggul baru diperoleh melalui pemuliaan tanaman yang dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah atau industri benih yang sudah mempunyai izin. Varietas unggul baru hasil pemuliaan mempunyai keunggulan yang harus dipertahankan genetik dan mutu benihnya pada generasi berikutnya melalui perbanyakan benih. Perbanyakan benih berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 39/Permentan/OT.140/8/2006 dapat dilaksanakan oleh perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah. Benih yang diproduksi atau diperbanyak oleh perorangan, badan hukum, atau instansi pemerintah yang mengikuti prosedur sesuai dengan Permentan No. 39/OT.140/8/2006 tersebut selanjutnya disebut benih bina. Untuk menjamin ketersediaan benih secara berkesinambungan, maka Menteri Pertanian RI mengeluarkan peraturan tentang "Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina" Nomor: 39/Permentan/OT.140/8/2006, tanggal 31 Agustus 2006. Tujuan peraturan ini dikeluarkan untuk menjamin; (a) ketersediaan benih bermutu secara berkesinambungan, (b) kebenaran jenis, varietas/klon/hibrida dan mutu benih yang beredar, (c) mempercepat sosialisasi dan alih teknologi varietas kepada pengguna.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »