Browsing by Author "Alfons, Janes Berthy"
Now showing 1 - 20 of 34
Results Per Page
Sort Options
- ItemAgribisnis Sagu di Maluku : prospek dan Peluang Pengembangan(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Bustaman, Sjahrul; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSagu (Metroxylon sp) adalah salah satu tumbuhan penghasil karbohidrat dan merupakan bahan makanan pokok masyarakat desa di Maluku, dimana dapat diposisiskan sebagai komponen dalam membangun ketahanan pangan daerah. Di Maluku terdapat lima jenis sagu yaitu Sagu Tuni (Metroxylon rumphi mart), Sagu Molat (Metroxylon sogos Mart), Sagu Makanaru (Metroxylon longisipinum Mart), Sagu Ihur ( Metroxylon silvestre Mart) dan Sagu Duri Rotan (Metroxylon microcothium Mart). Dari jenis-jenis sagu ini tiap pohonnya memproduksi tepung basah yang berbeda. Berdasakan jenis tanah tempat tumbuhnya dan dirujuk pada peta AEZ (Agoekologikal Zone) Maluku skala 1:250.000 diperkirakan luas areal sagu potensial di Maluku 31.360 ha, dan dengan adanya usaha pemeliharaan akan dihasilkan 30 pohon produktif/ha/tahun. Populasi tumbuhan sagu utama di Maluku tersebut di kabupaten Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Maluku tengah dan Buru. Selama ini tepung sagu hanya diolah untuk makanan pook pengganti nasi dan kue-kue yang diusahakan dalam skala rumah tangga sedangkan kearah industri yang menggunakan teknologi belum ada. Prosedur sagu saat ini kondisinya belum mencapai tingkat yang memadai. Oleh karena itu, peningkatan diversifikasi pangan dengan memanfaatkan tanaman sagu harus sejalan dengan upaya pengembangan sistem agribisnisnya. Dalam usaha pengembangan sagu sebagai komoditas agribisnis perlu di tunjang oleh kebijaksanaan pemerintah, teknologi, partisipasi masyarakat dan faktor eksternal lainnya dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani sagu dan pendapatan Asli Daerah (PAD)
- ItemBenih untuk Ketahanan Pangan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSalah satu elemen pokok ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan yang cukup baik jumlah maupun mutu yang sebagian besar berasal dari produksi sendiri. Penggunaan benih bermutu merupakan salah satu komponen teknologi dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan, karena memiliki daya hasil yang tinggi, tahan hama dan penyakit utama dan berumur genjah. Permasalahan yang dihadapi dalam perbenihan tanaman pangan saat ini adalah: (1) belum semua varietas unggul yang dilepas dapat diadopsi petani atau pengguna benih; (2) ketersediaan benih sumber dan benih sebar secara ”enam tepat” (varietas, mutu jumlah, waktu, lokasi, dan harga) belum dapat dipenuhi; (3) belum optimalnya kinerja lembaga produksi dan pengawasan mutu benih; dan (4) belum semua petani menggunakan benih unggul bermutu/bersertifikat. Dalam rangka mendukung penyediaan benih unggul bermutu untuk mendukung ketahanan pangan diperlukan langkah-langkah stategis meliputi; (1) optimalisasi pengembangan varietas unggul baru (VUB), (2) produksi dan distribusi benih, (3) pengendalian mutu melalui sertifikasi benih, dan (4) optimalisasi kelembagaan perbenihan.
- ItemDuku toisapu (Lansium domesticum)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian air meu (Durio zibethinus)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian delapan jalur (Durio zibethinus)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian gumumai (Durio zibethinus)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian obat sageru(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian otak kuning(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian oyang nani (Durio zibethinus)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian panta balubang(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemGandaria (Bouea macrophylla Griffith)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemInovasi Teknologi Budidaya Jagung Lahan Kering di Maluku(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPengkajian dilaksanakan di Kebun Percobaan Makariki (Maluku Tengah), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku dari bulan Juli sampai November 2004. Pengkajian bertujuan memperoleh paket teknologi budidaya jagung yang layak direkomendasikan sebagai teknologi inovatif dalam upaya pengembangan tanaman jagung di ahan kering wilayah kepulauan Maluku. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompo dengan tiga perlakuan paket teknologi (teknologi petani, teknologi alternative dan teknologi intoduksi) dan lima ulangan. Pengkajian melibatkan petani sebagai ulangan sehingga jumlah petani yang terlibat sebanyak 15 orang. Setiap perlakuan paket teknologi ditempatkan pada petak berukuran 50 m x 25 m. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa paket teknologi introduksi layak direkomendasikan sebagai teknologi inovatif di lahan kering wilayah kepulauan karena memberikan hasil tertinggi (6.692 t/ha) dan keuntungan bersih yang diperoleh sebesar Rp. 9.673.165,23,-/ha dengan nilai MBCR = 1,20. Apabila di lokasi pengembangan jagung tidak tersedia sarana produksi, paket teknologi petani layak direkomendasikan karena lebih efisien dalam penggunaan biaya produksi (B/C = 5,89)
- ItemInovasi Teknologi Budidaya Ubi Kayu Lahan Kering di Maluku(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPengkajian dilakanakan di Kebun Percobaan Makariki (Maluku Tengah), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, sejak bulan Juli 2004 sampai Maret 2005, bertujuan memperoleh paket teknologi budidaya ubi kayu yang layak direkomendasikan sebagai inovatif dalam upaya pengembangan tanaman ubi kayu dilahan kering wilayah kepulauan Maluku. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga perlakuan dan diulang lima kali. Perlakuan terdiri atas; paket teknologi budidaya petani, paket teknologi budidaya alternative, dan paket teknologi budidaya introduksi. Pengkajian melibatkan petani sebagai ulangan sehingga jumlah petani yang terlibat sebanyak 15 orang. Setiap perlakuan paket teknologi ditempatkan pada petak berukuran 50 m x 25 m. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa paket terknologi alternative layak direkomendasikan sebagai teknologi inovatif dalam pengembangan ubi kayu di lahan kering wilayah Kepulauan Maluku, karena mampu meningkatkan produktivitas ubi kayu (24,313 t/ha) dan memebrikan keuntungan bersih tertinggi sebesar Rp. 9.110.373,02,- dengan nilai MBCR >1 (1,58). Apabila di lokasi pengembangan ubi kayu tidak tersedia sarana produksi, paket teknologi petani layak direkomendasikan karena lebih efisien dalam penggunaan biaya produksi (B/C = 5,89) dan memberikan keuntungan bersih cukup tinggi sebesar Rp. 8.092.982,94,/ha
- ItemInovasi Teknologi Umbi-Umbian Mendukung Ketahanan Pangan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKetahanan pangan diartikan sebagai ketersediaan pangan bagi seluruh rumah tangga, dalam jumlah, mutu dan gizi yang cukup, aman dikonsumsi, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan akan mantap bila komsunsi masyarakat berasal dari berbagai sumber pangan lokal. Ubi-ubian (ubi kayu, ubi jalar, yams, dan cocoyams) sebagai sumber karbohidrat non-beras merupakan tanaman pangan spesifik bagi masyarakat Maluku, berpontensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif mendukung ketahanan pangan. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ubi-ubian adalah teknologi produksi masih sederhana disamping produk-produknya hingga saat ini cenderung konvensional, dengan kemampuan dan nilai gizi yang kurang menarik. Hal ini menyebabkan relatif rendahnya ketertarikan masyarakat untuk memanfaatkan sebagai sumber karbohidrat substitusi terhadap beras. Dalam rangka pengembangan ubi-ubian sebagai komoditi pangan alternatif perlu didukung oleh teknologi inovatif meliputi teknologi pra panen, pascapanen dan pengolahan hasil. Inovasi teknologi varietas unggul baru, mampu meningkatkan produktivitas tanaman serta meningkatkan kualitas hasil pertanian. Inovasi teknologi pengelolaan lahan dan air akan memberikan dampak pada daya dukung lahan (produktivitas lahan meningkat) sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik (produktivtas tanaman meningkat). Begitu pula dengan teknologi pengelolaan hama dan penyakit tanaman juga merupakan inovasi teknologi yang dapat diandalkan untuk mengurangi resiko kegagalan panen, sedangkan inovasi teknologi pascapanen pengolahan hasil dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan kualitas produk pertanian, yang pada akhirnya meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
- ItemJambu rutong(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemKajian Kelembagaan Perbenihan Mendukung Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan (Kasus pada Agribisnis Tanamaan Pangan di Kabupaten Merauke. Papua)(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Alfons, Janes Berthy; Hendayana, Rahmat; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuMakalah bertujuan membahas aspek kelembagaan perbenihan dalam mendukung pembangunan agribisnis tanaman pangan. Penelitian dilakukan di kabupaten Merauke, Papua tahun 2004. Pengumpulan data dilakukan melalui pendekatan Participatory Rural Appraisa (PRA) menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam, melibatkan anggota kelompok tani, pengkar benih dan informan kunci. Analisis data dilakukan secara deskiptif kualitatif dan kuantitatif, hasilnya menunjunkkan : (a) perbenihan memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan agribisnis; (b) kelembagaan dalam perbenihan berfungsi mengorganisasikan pembentukan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan perbenihan; (c) kinerja kelembagaan perbenihan di pengaruhi selain oleh sektor internal (manajemen dan organisasi) juga dipengaruhi faktor eksternal antara lain dukungan kebijakan pemerintah setempat; (d) untuk mendorong kinerjakelembagaan perbenihan dalam mendukung agribsnis tanaman pangan, diperlukan strategis pembinaan yang lebih efektif yang berbasis kinerja dan berkesinambungan. Disamping itu juga dipelukan upaya membangun jaringan kerjasama perbenihan secara horizontal maupun vertikal dengan lembaga agribisnis lain, antara lain lembaga permodalan, penangkar benih dan lembaga pemasaran
- ItemKapan Efisiensi Ekonomi Sistem Olah Tanah dan Pemupukan pada Kedelai setelah Padi Gogo di Lahan Kering (Rekonsoliasi Data Percobaan Ice Rekomendasi Pengeloloan Tanah)(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Hendayana, Rahmat; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKedelai merupakan salah satu komoditas strategis ketiga setelah padi dan jagung yang sebagian besar diusahakan pada agroeosistem lahan kering. Sistem olah tanah dan pemupukan tergolong komponen tanah, dan merupakan faktor dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan produktivitas kedelai di lahan kering. Penelitian ni bertujuan untuk mendapatkan efisiensi ekonomi system olah tanah dan pemupukan pada kedelai yang ditanam setelah padi gogo di lahan kering. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Makariki, Maluu Tengah tahun 2000, menggunakan rancangan petak terbagi dengan 12 kombinas perlakuan dan tiga ulangan. Setiap perlakuan ditempatkan pada petak berukuran 6 m x 4 m. petak utama adalah system olah tanah, yaitu; tanpa olah tanah/TOT (TI), olah tanah minimum/OTM (T2), dan olah tanah intensif/OTI 9T3), sedangkan anak petak adaah jenis pupuk yaitu; tanpa pupuk (F0), pupuk mikroba rhizoplus (F1), pupuk kandang kotoran sapi (F2), dan pupuk tunggal anorganik NPK (F3). Pengumpulan data meliputi aspek agronomis (hasil panen) dan aspek eonomi (biaya sarana produksi, curahan tenaga kerja dan harga kedelai saat panen). Data yang terkumpul di analisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penanaman kedelai setelah padi gogo di lahan kering perlu diikuti penolahan tanah intensif dan pemupukan, (2) pengolahan tanah intensif baik diikuti pemupukan anorganik NPK dan atau pemupukan mikroba rizhoplus merupakan system pengelolaan tanah yang efektif secara agronomis dan efisien secara ekonomis pada usahatani kedelai setelah padi gogo di lahan kering, (3) apabila sarana produksi/pupuk tidak tersedia di lokasi pengembangan, pengolahan tanah intensif pada kedelai setelah padi gogo perlu dilakukan tanpa diiikuti tindkan pemupukan, (4) tingkat efisiensi ekonomis ini tidak bersifat mutlak dan permanen, artinya dapat berubah sesuai dengan perubahan harga output (harga kedelai) dan harga input (harga saprodi/pupuk). Oleh karena itu dalam upaya peningkatan pendapatan petani kedelai, selain diperlukan bimbingan teknis agronomis juga diperlukan informasi harga input dan output yang akurat sebagai bahan pertimbangan
- ItemKebutuhan Teknologi untuk UMKM Sektor Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hendayana, Rahmat; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor pertanian merupakan bagian integral dari perekonomian nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang penting dan strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang kokoh. Penelitian tentang UMKM sektor pertanian ini telah di lakukan awal tahun 2007, melibatkan 14 unit UMKM sektor pertanian di 4 wilayah provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur dan DI Yogyakarta, bertujuan untuk mengungkap dukungan teknologi terhadap UMKM dan kontribusinya terhadap eksistensi UMKM sektor pertanian dalam menuju tercapainya ketahanan pangan. Bahasan dilengkapi hasil telaahan informasi sekunder dari berbagai sumber yang relevan. Dengan mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitaif dalam penelitian ini, dihasilkan kesimpulan: (1) UMKM di sektor pertanian merupakan realitas kegiatan ekonomi yang dilakukan petani dalam berbagai dimensi, antara lain usaha penjualan sarana produksi pertanian, penjualan hasil usahatani, kegiatan usahatani dan usaha-usaha lain yang mendukung usahatani seperti perbengkelan alat mesin pertanian, (2) Eksistensi dan keberhasilan UMKM sektor pertanian dipengaruhi tidak hanya oleh ketersediaan permodalan, akan tetapi juga dipengaruhi inovasi teknologi, yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi, tidak rumit, cocok dengan kebiasaan atau budaya UMKM, bisa diterapkan dengan risiko minimal dan hasilnya segera terlihat, (3) Adopsi inovasi teknologi dalam UMKM akan mendorong pencapaian produktivitas optimal, dan meningkatkan pendapatan sehingga dapat memberikan sumbangan dalam memperkuat ekonomi rumah tangga yang pada gilirannya akan mampu mendukung ketahanan pangan yang tangguh, (4) Untuk dapat menggunakan inovasi teknologi yang optimal pada UMKM sektor pertanian, dalam prakteknya diperlukan pendampingan dan monitoring secara berkala dan berkesinambungan.
- ItemKesesuaian Lahan untuk Pengembangan Hortikultura di Dataran Tinggi Napu Sulawesi Tengah(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Mario, Mulyadi D; Hutahaen, Lientje; Alfons, Janes Berthy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuDataran tinggi Napu merupakan salah satu wilayah di Sulawesi Tengah yang beragroekosistem spesifik dan berpotensi untuk pengembangan komoditas pertanian khususnya hortikultura. Dalam upaya pengembangan komoditas pertanian untuk mendapatkan produksi yang optimal dan berkesinambungan, harus disesuaikan dengan kondisi biofisik dn sosial ekonomi. Penelitian bertujuan mengidentifikasi dan mengetahui potensi lahan dataran tinggi Napu Suawesi Tengah untuk pengembangan komoditas hortikultura yang sesuai dengan kondisi biofisik dan sosial ekonomi wilayah setempat. Data biofisik dianalisis menggunakan model evaluasi lahan AEZ (Automated Land Evaluation System) yang dikembangkan oleh Puslitbangtanak. Sedangkan indicator untuk menganalisis kelayakan ekonomi usahatani tanaman hortikultura semusim (sayuran) adalah rasio penerimaan atas total biaya produksi (R/C), sedangkan tanaman hortikultura tahunan (buahan) menggunakan analisis financial dengan criteria Net Present Value (NPV), Internal rate of return (IRR) dan rasio pendapatan atas biaya (Net B/C). hasil analisis evaluasi lahan (Program ALES) menunjukkan bahwa potensi pengembangan tanaman hortikultura di lahan kering dataran tinggi Napu seluas 11.796 ha. Untuk tanaman sayuran seperti tomat sayut, kacang panjang dan buncis berada pada kelas S1, sedangkan wortel, kentang, bawang merah, cabe dan kubis berada pada kelas S2 dan S3, dengan factor pembatas utama ketersediaan air, ketersediaan oksigen, temperature dan media perakaran. Kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk sebagian besar berada pada kelas S2, dan sebagian kecil S3, dengan faktor pembatas ketersediaan oksigen, media perakaran, dan ketersediaan air. Hal ini menunjukkan bahwa kesesuaian lahan dapat ditingkatkan ke S1 jika drainasenya diperbaiki. Hasil analisis ekonomi dan financial menunjukkan bahwa tanaman hortikultura semusim dan tahunan (jeruk) layak diusahakan di dataran tingi Napu Sulawesi Tenga, karena nilai R/C > 1; NPV > 0; Net B/C > 1; dan IRR > 20%
- ItemKuti-kata (Antidesma Bunius L.)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf