Browsing by Author "Agus Alam"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemHasil Destilasi Kering Limbah Proses Pembaharuan Telapak Ban Sebagai Bahan Bakar dan Bahan Komponen Karet Alam(BBP Mektan, 2003-07-10) Agus AlamSekitar 70% produksi karat alam digunakan untuk ban kendaraan. Proses pembaharuan telapak ban menghasilkan parutan ban. Umumnya parutan ban dijadikan recl'rned rubber dengan menggunakan mesin bertenaga besar. Jika digunakan sebagai pembangkit enegi diperiukan peralatan dan tungku khusus. Keduanya memerlukan investasi besar. Sisanya dibuang atau sebagai bahan bakar dengan cara pembakaran konvensional yang menimbulkan bau tidak enak yang sangat mengganggu lingkungan. Apabila didestilasi kering diperoleh arang dan campuran tar dan minyak distilat. Parutan ban di dalam retort baja diameter 28cmx60cm yang diberi pipa saluran kondensor dan penampung minyak dipanaskan di dalam tungku pot dengan cara pembakaran biomasa dan briket batubara. Suhu destilasi dijaga pada 450°C-500°C selama 5jam. Asap bergerak menuju kondensor dan mencair berupa minyak bercampur tar. Proksimat arang diuji. Kompon karat alam yang dihubuhi campuran minyak destilat dan tar diuji pada sifat masak dan sifat fisik vu!kanisat. Hasa percobaan diperoleh arang antara 29,40%-40,20% dan minyak destilasi bercampur tar 9,45%-14,26%. Sifat kimia arang adalah kadar air 1,44%-1,56% kadar abu 12,51%-12,55% kadar zaf mudah menguap 2, 75%-2,90(%), kadar karbon terikat 83,11%-83,18%,nilai kalor 7110(kal/gram)-7321(kal/gram) atau tergolong kalor finggi. Karakteristik vulkanisasi kontrol dan percobaan diperoleh nilai torsi modulus cenderung lebih rendah, waktu pravulkanisasi dan pemasakan dua kali lebih lama. Sifat fisik tank dan kekerasan tidak jauh berbeda.
- ItemMetode Pengeringan RSS Melalui Cara Pengeringan Awal Dengan Panas Matahari Langsung(2003-07-10) Agus AlamAkhir-akhir ini kegunaan kayu karat tidak hanya sebagai bahan bakar terutama pengenbgan karat, namun juga sebagai bahan industri perkayuan, oleh sebab itu kelangkaan sebagai bahan bakar pengeringan karat perlu clitanggulangi dengan memanfaatkan panas matahari. Hasil pengeringan awal cara jemur 2 hart dengan rentang radiasi antara 2200 – 3500 W.j/m2 tetap menghasilkan RSS1 yang berwama cokiat lebih cerah, yang ditandai nilai LAU.. 8-9 dibanding nilai LAU cara konvensional lebih tinggi yaitu:12-16. Perbedaan rentang Po: 44,0 – 46,5 dibanding cara konvensional 47,5 – 50,5 menandakan fotodegradasi cukup berpengaruh terhadap nilai Po, namun kadar kotoran 0,011 – 0,013 dibanding cara konvensional 0,014 – 0,019 yang menunjukkan asap kayu karat menambah prosentase kotoran. Metode pengeringan melalui cam pengeringan awal disini menghemat penggunaan kayu untuk selama 2 hap pada proses pengeringan konvensional.