Prosiding Seminar Nasional Bioetika Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Bioetika Pertanian by Author "Rustijarno ...[at a], Sinung"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemAkselerasi Inovasi Teknologi Budi Daya Salak Pondoh Organik Melalui Penerapan SPO-GAP di Desa Merdikorejo Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman(BB Biogen, 2009-12) Rustijarno ...[at a], Sinung; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianAkselerasi Inovasi Teknologi Budi Daya Salak Pondoh Organik Melalui Penerapan SPO-GAP di Desa Merdikorejo Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman. Pemenuhan kebutuhan pangan dengan pemanfaatan input-input kimiawi yang mudah diperoleh dan dalam jumlah sedikit mampu meningkatkan produksi secara drastis ternyata mempunyai dampak yang merugikan. Dampak jangka panjang yang terjadi adalah degradasi kualitas lingkungan hidup khususnya sumber daya lahan pertanian berupa penurunan kualitas tanah. Keberlanjutan sumber daya pertanian tergantung pada inovasi teknologi pertanian yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan bahan organik. Tujuan kajian adalah untuk mengetahui inovasi teknologi budi daya salak pondoh organik melalui penerapan SPO-GAP (Standard Procedure Operational-Good Agricultural Practices). Kajian dilakukan di Klinik Teknologi Pertanian (Klinttan) Duri Kencana Desa Merdikorejo Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman pada tahun 2005. Metode yang digunakan adalah survai, analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa budi daya salak pondoh berkembang sejak tahun 1982, teknologi pemupukan menggunakan pupuk kandang dan aspek pemasaran masih tergantung pada pedagang lokal tanpa menggunakan klasifikasi produk organik. Teknologi budi daya dan manajemen usaha salak pondoh diarahkan menuju produk organik dengan menggunakan pedoman budi daya yang baik (GAP), standarisasi mutu, sertifikasi, dan labelisasi produk serta menjalin kerja sama dengan mitra usaha. Salak pondoh Sleman merupakan salah satu contoh penerapan SPO salak dan telah mendapatkan serifikat klasifikasi mutu salak pondoh Prima 3. Strategi pengembangan usaha agribisnis dapat dioptimalkan dengan melakukan perbaikan teknologi produksi menuju sertifikasi produk Prima 2, optimalisasi sumber daya alam dan pengembangan kelembagaan.
- ItemKajian Ekonomis dan Pengembangan Pengetahuan Lokal Teknologi Budi Daya Jeruk di Lahan Pasir Pantai Selatan Kabupaten Kulon Progo(BB Biogen, 2009-12) Rustijarno ...[at a], Sinung; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianKajian Ekonomis dan Pengembangan Pengetahuan Lokal Teknologi Budi Daya Jeruk di Lahan Pasir Pantai Selatan Kabupaten Kulon Progo. Pengelolaan sistem usahatani di lahan pasir Pantai Selatan Kulon Progo memerlukan biaya agroinput yang tinggi, sehingga perlu dipilih komoditas yang mampu beradaptasi dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Komoditas tanaman yang mampu beradaptasi di lahan pasir di antaranya adalah semangka, cabe, melon, dan jeruk Siam. Berbagai teknologi pertanian di lahan pasir pantai selatan Kulon Progo sudah didiseminasikan ke petani melalui teknologi perbaikan sifat fisik dan kimia tanah dengan penggunaan bahan organik dan pembenah tanah. Perubahan teknologi memiliki konsekuensi tambahan biaya dan risiko kegagalan, sehingga petani menerapkan teknologi budi daya berbasis pengetahuan lokal (indigenous knowledge) berdasarkan kesesuaian teknis, sumber daya, dan sosial ekonomi petani serta infrastruktur yang tersedia. Pengkajian dilakukan di Dusun Garongan, Desa Plered, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, pada bulan Agustus-November 2006, dengan menggunakan metode survei. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa budi daya jeruk di lahan pantai selatan Kulon Progo dirintis sejak tahun 1998 dan berkembang mulai tahun 2003. Usahatani jeruk cukup menguntungkan, dengan nilai NPV Rp 11.025.115, net B/C 3,49, dan IRR 19,16% serta payback period selama 3 tahun. Pengetahuan lokal petani berkembang untuk mengantisipasi permasalahan teknis budi daya di lahan pasir yang miskin hara, di antaranya peningkatan kualitas kesuburan lahan dan penanggulangan hama dan penyakit. Akses dan jaringan informasi cukup baik, tetapi kelemahannya adalah aspek pemasaran hasil, karena bergantung pada pedagang lokal. Manajemen pemasaran jeruk Siam di daerah ini perlu diperbaiki.