Inovasi Teknologi Bioindustri Kakao
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Inovasi Teknologi Bioindustri Kakao by Author "Pranowo, Dibyo"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPENGELOLAAN USAHATANI KAKAO TERPADU UNTUK MEWUJUDKAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN(IAARD Press, 2014) Listyati, Dewi; Pranowo, Dibyo; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSistem usahatani terpadu merupakan sistem pengelolaan beberapa komponen pertanian (tanaman, hewan, dan ikan) secara terpadu dengan lingkungannya untuk menghasilkan produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar. Pengembangan sistem usahatani terpadu di Indonesia masih sangat terbuka mengingat sumberdaya yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia. Luas areal pada tahun 2012 telah mencapai 1.774.463 ha sehingga menempatkan Indonesia di posisi ketiga sebagai penghasil kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Kondisi ini merupakan potensi yang besar untuk mengembangkan sistem usahatani kakao secara terpadu, di antaranya dengan menanam tanaman sela dan pengusahaan ternak. Dari sistem integrasi kakao-ternak bisa terjadi sinergisme antara tanaman, ternak, dan lingkungan dari pemanfaatan limbahnya. Limbah kulit dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk. Optimalisasi lahan dengan tanaman sela serta pemeliharaan ternak dapat meningkatkan pendapatan petani. Di samping itu, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan ternak serta pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik pada tanaman dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia akan dapat mewujudkan suatu sistem pertanian berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan mengumpulkan informasi tentang potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal penerapan sistem usahatani kakao terpadu yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan pendapatan serta menjaga kesuburan lahan.
- ItemPENINGKATAN NILAI TAMBAH PADA KAWASAN AGROTECHNO PARK BERBASIS KAKAO DI BALAI PENELITIAN TANAMAN INDUSTRI DAN PENYEGAR, SUKABUMI(IAARD Press, 2014) Iflah, Tajul; Tarigan, Elsera Br; Pranowo, Dibyo; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianAgrotechno park merupakan suatu kawasan yang menyediakan sistem pertanian yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Sistem tersebut bersifat bebas limbah (zero waste) dengan menerapkan prinsip biorefinery, yaitu mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur ulang (reduce, reuse, dan recycle) sehingga terjadi penciptaan nilai tambah pada setiap proses. Kawasan perkebunan kakao dapat dijadikan sebagai agrotechno park karena buah kakao dapat dimanfaatkan secara optimal dan memiliki keterkaitan di setiap tahapan prosesnya. Pemanfaatan buah kakao tidak hanya sebatas untuk mendapatkan biji kakao kering yang digunakan dalam proses pengolahan cokelat, akan tetapi kulit buah dan kulit ari dari buah kakao juga bisa dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai jual. Selain itu limbah budidaya seperti ranting-ranting daun pangkasan dan tanaman peneduh dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak maupun pupuk organik. Kebun Percobaan Pakuwon merupakan salah satu kebun percobaan di Balittri, memiliki lahan yang sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan agrotechno park yang terintegrasi. Diharapkan agrotechno park yang dikembangkan di Balittri tidak hanya sebagai sarana diseminasi inovasi teknologi tetapi juga dapat dijadikan sebagai salah satu model sistem pertanian masa depan bagi perkebunan kakao dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani serta ramah lingkungan.