Pengembangan Paket Teknologi Mesin Perontok Padi Lipat di Daerah Terasering untuk Menekan Losses dan Mengurangi Kejernihan Kerja

No Thumbnail Available
Date
2012-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Abstract
Merontok padi secara mekanis menggunakan mesin perontok selain mampu menekan besarnya angka losses, juga mampu mengurangi kejerihan kerja. Mendekatkan mesin perontok ke areal panen akan menekan besarnya angka losses yaitu mengurangi susut tercecer saat pengangkutan menuju tempat perontokan dan untuk daerah terasering hal ini sulit dilakukan karena belum tersedianya mesin perontok dengan mobilitas tinggi. Mesin Perontok yang populer dan beredar di pasaran adalah mesin perontok dengan kapasitas kerja besar yaitu 600 kq/jam, dengan power antara 5.5 HP sampai 7,5 HP dan akan menjumpai kesulitan bila dioperasikan di daerah sawah terasering, karena bobotnya yang cukup berat dan tidak tersedianya jalan yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan desain prototipe mesin perontok padi lipat bermotor, dengan kriteria parameter desain : (a) kecepatan putar optimum drum perontok 300 rpm, (b) kapasitas kerja teoritis 200 sampai 300 kg per jam untuk komoditas padi, (c) bobot keseluruhan prototipe relatif ringan, (d) menggunakan penggerak motor bensin 3.5 Hp, 4000 rpm dan (e) mampu mengurangi kejerihan kerja relatif dibanding cara gebot. Rancang bangun prototipe mesin perontok padi lipat bermotor telah dilakukan dengan dasar kriteria yang telah ditentukan. Komponen drum perontok digunakan bahan kayu berbentuk silinder dg ukuran 3 x 4 x 50 cm berjumlah 8 buah. Gigi perontokan digunakan tipe wire diameter 5 mm berbahan tahan karat dan dipasang zig-zag. Sistem transmisi dari engine penggerak menuju drum perontok digunakan pully dan v-belt dengan 2 (dua) kali penurunan kecepatan (dari 4000 rpm menjadi 300 rpm). Hasil uji fungsional di laboratorium BBP Mektan menunjukkan bahwa performance komponen-komponen utama sudah baik, serta penggunaan engine 3.5 Hp juga dapat berfungsi dengan baik Kegiatan uji lapang dilaksanakan di lahan terasering Desa Nusa Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Varietas padi yang digunakan sebagai bahan uji adalah sembada 168 (hibrida). Umur panen adalah 105 hari, rata-rata panjang malai (setelah di panen) adalah 85 cm, rata-rata kadar air gabah sebesar 18,6 – 20,4 %. Produksi ubinan sebesar 13.31 ton/ha dan nisbah gabah terhadap jerami + gabah sebesar 34.28 %. Kapasitas kerja pengumpanan relatif masih kecil 108,66 kg/jam untuk Perdal thresher lipat, dan 245,22 kg/jam untuk Thresher lipat bermotor. Sedangkan Kapasitas perontokan 34,52 kg/jam dan 79,95 kg/jam masing masing untuk Perdal thresher lipat dan Threher Lipat Bermotor. Prosentase Susut tercecer saat perontokan (yang diakibatkan oleh mesin perontok) berupa gabah tidak terontok, besarnya rata rata untuk Thresher tipe pedal 0,86 %, dan untuk Thresher pedal bermotor 0,69 %. Hasil analisa laboratorium terhadap kualitas gabah menunjukkan bahwa rata-rata prosentase gabah isi adalah 94.5 % dan butir retak 7/100 butir. Dari analisa Finansial Mesin Thresher Lipat Bermotor, melalui asumsi, harga mesin Rp.4 juta,-, umur teknis 5 tahun, upah operator Rp. 30.000,- per hari, Konsumsi BBM 0,833 l/jam, harga Bensin Premium Rp.4.500,-/liter, harga gabah Rp. 3.000,- per kg, kapasitas kerja mesin 79,95 kg/jam diperoleh Biaya Pokok Operasional mesin senilai Rp. 203,- per kg, gabah masih lebih murah dibanding dengan ongkos Gebot di Kab. Bone sebesar Rp.334,- per kg.
Description
Mesin thresher lipat merupakan perontok padi secara mekanis. Dengan menggunakan mesin perontok mampu menekan besarnya angka losses.
Keywords
Padi lipat, Perontok padi,Mesin Thresher Lipat Bermotor
Citation