Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 30
  • Item
    Dua Alat Pengendali Pengkabutan Otomatis Tanpa Timer
    (BBP Mektan, 2003-07-10) Yoyo Sulyo
    Frekuensi pengkabutan pada pengakaran dalam perbanyakan tanaman melalui stek dapat dikendalikan oleh beberapa macam alat. Penggunaan timer umumnya tidak dapat mengatasi fluktuasi cuaca yang besar sepanjang han. Untuk itu pertu dicari alat pengendalf lain. Dua buah alat sebagai alternative daripada penggunaan timer telah dirakit di Balithi, yaitu "Mist-a-Matic" dan "daun buatan". Prinsip kerja "Mist-a-Matic" yaitu berdasarkan berat air yang menempel pada kasa baja tahan karat., yang dipateri ke sebuah gagang. Gagang ini akan mengungkit shakelar air raksa on dan off. Kabel bera;iran list,* yang disambung ke shakelar ini akan membuka dan menutup keran solenoid. Daun buatan/daun elektronik dibuat clan alat "Floatless level switch" buatan OMRON tipe 61F-6-AP yang disambung ke unit relay OMRON tipe 61F-11. 6ahan sensor yang terditi dari PCB yang dilapisi dengan perak, disarnbungkan dengan dua buah elektroda. Prinsip keaa dari alat ini yaitu didasarkan atas basah keringnya sensor, yang akan mengaktifkan relay on dan off. Kedua alat tersebut akan mempertahankan lapisan air pada daun stekan sepanjang waktu secara otomatis, untuk mengatasi perubahan yang diakibatkan oleh daya evaporasi udara.
  • Item
    Evaluasi Perubahan Warna Dan Kepedasan Cabai Pada Proses Pengeringan Dengan Pengering Tipe Rotary
    (BBP Mektan, 2003-07-10) Teguh Wikan Widodo
    Wama dan kepedasan adalah merupakan faktor panting yang sangat r•enentukan kualitas cabal. Wama dan kepedasan cabal kering dipengaruhi kondisi proses pengeringan. Qleh karena itu, dalam percobaan dengan pengering tipe rotary, proses pengenngan dilakukan pada kondisi yang berbeda, antara lain perlakuan bahan sebelum dikeringkan, duty cycle, kecepatan putar drum pengering, laju aliran udara pengering, dan suhu udara pengering. Perubahan wama cabai pada keadaan segar dan kering diukur dengan metoda a" b" (CIELAB), sedangkan kepedasan ditentukan dengan analisa kandungan capsaicin pada cabai dengan metode Gas Chromatography dan rnetode standar internal. Dan beberapa kondisi proses pengeringan yang diberikan, proses dengan blanching, duty cycle drum pengering 5 menit berputar and 30 menit berhenti, kecepatan putar drum pengering 4 rpm, laju aliran udara 4 m/s, dan suhu udara pengering 70°C telah menghasilkan total perubahan wama (dE) terendah yaitu 1,133. Dan kandungan capsaicin menurun dengan tingkat penurunan terendah dari 2,99 mg/g pada kondisi cabal segar menjadi 2,10 mg/g
  • Item
    Modifikasi Dan Uji Lapang Mesin Petik Teh Untuk Kondisi Perkebunan Teh Di Indonesia
    (BBP Mektan, 2003-07-10) Tadjudin Abas, Wenten Astikal, Erwan Johan, dan Harjono
    Keterbatasan tenaga kerja mengubah pemikiran untuk melakukan pemetikan secara mekanis. Mesin petik teh tipe 120 impor dad Jepang mempunyai beberapa lcelemahan, yaitu (1) jarak jalur petik dalam bads tanaman tunggal sekitar 90-100 cm. Jarak ini lebih kecil dad jarak minimum operator yaitu 130 cm. Akibatnya mesin tidak dapat berjalan tegak 14:rus arch gerakan. Sehingga kapasitas dan kualitas kerja mesin rendah, (2) tinggi mesin < 20 cm, sehingga sebagian pucuk teh assamica dengan daur petik sekitar 18-22 hari tidak masuk ke dalam kantong penampung clan (3) suku cadang komponen motor penggerak clan blower tidak tersedia di pasar lokal sehingga harganya mahat Oleh sebab itu perk, modifikasi mesin petik maupun kebun teh yang ada. Modifikasi kebun maupun mesin petik teh dengan pola pemetikan rnelompat bans gads ganda. Motor penggerak dan blower, menggunakan komponen mist blower yang tersedia di pasar Pengujian unjuk kerja dilakukan selama 18 kali petik di kebun Tambaksad, Subang pada klon TRI 2025, dengan daur petik rata-rata 20 had. Sebagai kontrol dilakukan petik manual dengan daur petik rata-rata 11 had, Luas masing-masing plot 0,5 ha. Hash! menuniukkan (a) kualitas petikan dengan mesin memenuhi syarat (MS) rata-rata 64,9%, lebih balk dibanding manual (63,3%) dengan kadar pad diatas 12%, (b) dapat menggali pofensi kebun sebesar 11% diatas pemetikan manual (c) kapasitas keda lapang aktual 0,14 – 0,3 ha/jam ( 24,3 kali manual), Dengan kapasitas ini mesin dapat mensubstitusi kekurangan tenaga pemetik sekitar 360 hok per ha per tahun.
  • Item
    Perbaikan Blower Dan Kinerja Tungku Sekam Mendukung Agro Industri Padi
    (BBP Mektan, 2003-07-10) Syafaruddin Lubis, Sigit Nugraha, Sudaryono dan Ridwan Rahmat
    Penumpukan sekam di penggilingan padi sulit dihindarf, sehingga sekam tidak saja mengganggu lingkungan sekitamya, tetapi juga mengganggu kesehatan mi.onusia. Sekam padi terdiri dan pada dua bagian yakni lemma dan palea yang menutupi kariopsk; Rendemen sekam berkisar antara 16% - 26% dari berat gabah. Keutuhan sekam dan hasil penggilingan dipengaruhi oleh model/tipe penggilngannya. Penggilngan dengan menggunakan tipe ml karat akan menghasilkan sekam yang tidak hancur dan masih mempunyai nilai kalori yang tinggi. Penelitian kinerja tungku sekam mendukung agroindustd padi terpadu dilaksanakan di Karawang pada tahun anggaran 2002. Tujuan dan penelitian ini adalah memanfaatkan sekam sebagai bahan bakar alat pengering untuk pengeringan gabah basah. Hasil penalitian menunjukkan bahwa modifikasi blower dan tiang cerobong asap dapat meningkatkan tekanan statis udara pengering dari 5 cm air menjadi 12 cm air serta kecepatan afiran udara dalam tungku sekam meningkat dari 26.56 m/det menjadi 34.29 rn/det, meningkatkan kapasitas pengedngan dad 4 ton menjadi 6 ton gabah basah. Penurunan kadar air gabah dari 22.3% menjadi 13.32% dicapai selama 6 jam pengeringan. Mutu beras hasil giling yang dihasilkan dad pengeringan dengan bahan bakar sekam sangat balk dengan persentase beras kepala sebesar 93%, beras patah 5% dan menir 1%.
  • Item
    Subtitusi Tungku Sekam Tunggal Model "ABC" Pada Box Dryer Untuk Meningkatkan Efisiensi Pengeringan
    (BBP Mektan, 2003-07-10) Sutrisno
    Substitusi tungku sekam tunggal model 'ABC" pada box dryer untuk meningkatkan efisiensi pengeringan. Proses introduksi mesin pengering bantuan pemerintah ke petani pada umumnya belum berjalan secara efektif. Penyebabnya adalah selain mefodenya harus diperbaiki, pengering yang menggunakan BBM tersebut biaya operasinya cukup mahal, terieblh dengan tens meningkatnya harga BBM. Berdasarkan hasfi survei di berbagai wilayah, misal Kabupaten Subang, Jawa Barat (Agustus 2003), Kabupaten Lombok Timur, NTB (November 2003), menunjukkan bahwa ban sebagian mesin pengering dimanfaatkan oleh petani, terutama pada panen padi musim hujan. Alasannya yaitu biaya operasi alat terialu mahal. Di Kabupaten Subang biaya penjemuran berkisar antara Rp.20,- - Rp.30,-/kg GKP sedangkan dengan menggunakan mesin pengering BBM mencapai Rp.60,-/kg GKP atau lebih. Untuk dapat menekan Maya pengeringan dengan mesin, telah dilakukan substitusi tungku tunggal model "ABC" ke dalam mesin pengering tersebut Penelitian ini dilakukan di Balitpa pada tahun 2003, dengan tujuan untuk mendapatkan teknologi pengeringan padi yang dapat menghasilkan mutu dan rendemen beras giling yang tinggi, serta biayanya murah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gabah varietas Ciherang, hash! panen MK 2003, sebanyak 2000 kg dari kadar air 20 % dikeringkan menjadi 12,37 % dalam waktu 9 jam. Proses pengeringan beriangsung pada suhu 43 °C, kecepatan aliran udara pengering dalam gabah 7,13 rn/menit, dengan laju pengeringan rata-rata 0,85 dam. Biaya pokok pengeringan gabah dengan menggunakan pengering tungku tunggal sebesar Rp.22,55/kg GKP. Mutu beras giling yang diperoleh (% beras kepala) 80,07 %, dan rendemen beras gilingnya 66,47 %. Dad penjemuran, % beras kepala 60,51 %, dan rendemen beras giling 64,27 %.