ANALISIS USAHATANI KAKAO DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN BOALEMO

Abstract
Data BPS Provinsi Gorontalo menunjukkan bahwa luas panen kakao di Provinsi Gorontalo selama 2008-2012 cenderung mengalami penurunan yaitu dari 9.646 Ha menjadi 4.793 Ha. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan komoditas kakao di Provinsi Gorontalo adalah produktivitas tanaman rendah disebabkan budidaya belum optimal, serangan hama dan penyakit serta kurang bersaing dengan komoditas lain. Kajian bertujuan untuk menganalisis usahatani kakao di Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Data primer dikumpulkan meliputi karakteristik petani, usahatani serta input-output produksi yang diperoleh dari 30 petani kakao. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2015. Data kemudian dikaji berdasarkan analisis usahatani menggunakan analisis pendapatan dan benefit cost ratio. Hasil kajian menunjukan bahwa sebagian besar petani (96,7%) tidak mengetahui klon kakao yang ditanam. Sementara rata-rata luas kepemilikan kebun kakao oleh petani sebesar 0,81 Ha/petani. Produktivitas kakao mencapai 679 kg/ha/th, nilai ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata produktivitas kakao di Kabupaten Boalemo yang mencapai 270 kg/ha/th. Adapun biaya usahatani kakao mencapai Rp 7.527.776/ha. Sementara keuntungan yang diperoleh petani sebesar Rp 6.731.224/ha/th. Namun demikian, analisis kelayakan usaha menunjukan bahwa indikator BC rasio usahatani kakao mencapai 0,89, hal ini menunjukan bahwa usahatani kakao belum layak diusahakan karena nilai BC rasio yang kurang dari satu. Kondisi ini disebabkan oleh produksi tanaman kakao yang rendah, sehingga kedepan petani harus mengoptimalkan budidaya tanaman kakao sehingga diharapkan pendapatan petani dapat meningkat.
Description
Keywords
Kakao, Usahatani, Pendapatan, Kelayakan
Citation