Teknologi Inovasi Pertanian

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 201
  • Item
    PEMANFAATAN ARANG KAYU SEBAGAI ABSORBEN DALAM PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS (Jelantah)
    (BPTP Jatim, 2007) M, Su’i. M; Sumiati, E
    Tujuan penelitian ini untuk melakukan pemurnian minyak goreng bekas menggunakan arang kayu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan dua faktor yaitu konsentrasi arang (10%, 15% dan 20%) dan lama perendaman (2 dan 4 jam). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan diulang tiga kali. Pengamatan dilakukan terhadap asam lemak bebas, peroksida, angka TBA (jumlah malonaldehid), dan uji organoleptik (aroma dan warna). Hasil penelitian diperoleh bahwa Penggunaan arang kayu (10, 15 dan 20%) dan lama perendaman 2 dan 4 jam) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap asam lemak bebas, angka TBA, warna dan aroma., namun berpengaruh nyata terhadap angka peroksida. Arang kayu 10 % yang direndam 2 jam paling efektif mengurangi angka peroksida. Perendaman arang kayu 10 % selam 2 jam sudah menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas, peroksida, aroma dan warna lebih baik dibandingkan dengan tanpa perlakuan. Dibandingkan dengan kontrol, pemurnian dengan arang (semua perlakuan) dapat menurunkan asam lemak bebas, peroksida serta meningkatkan warna dan aroma
  • Item
    PENGELOLAAN PUPUK ORGANIK DAN SERTIFIKASINYA
    (BPTP Jatim, 2007) ARIFIN, Zaenal
    Terjadinya penurunan kesuburan tanah akibat menipisnya bahan organik tanah serta terjadinya kerusakan lingkungan menyebabkan rendahnya kuantitas dan kualitas hasil tanaman. Penurunan kesuburan tanah tidak hanya diakibatkan oleh penggunaan pupuk anorganik yang kurang berimbang, tetapi juga secara tidak langsung diakibatkan oleh residu pestisida sintetis di dalam tanah, akumulasi zat-zat berbahaya dari akar-akar tanaman yang tersisa, akumulasi mikroorganisme yang merugikan di dalam tanah akibat penanaman tanaman sejenis dan pemberian bahan organik yang tidak tepat. Di lain pihak, semakin ketatnya kompetisi pemasaran produk pertanian yang aman bagi kesehatan serta mempunyai kualitas hasil lebih baik, maka secara tidak langsung dalam sistem perdagangan telah mengaitkan sistem pertanian yang berbasis ramah lingkungan (label hijau). Melalui sistem pertanian yang kembali ke alam (Back to nature) yaitu pertanian secara organik diharapkan dapat mempertahankan kesuburan tanah, baik secara fisik, biologis maupun kimia sebagaimana ekosistem alami dengan cara pemberian pupuk organik dan pestisida non sintetis, rotasi tanaman, pengolahan tanah yang tepat, dan berbagai teknik konservasi lahan lainnya. Semakin berkembangnya produk organik di berbagai daerah yang cukup beragam, namun masih belum memenuhi kaidah pertanian organik yang benar, sehingga diperlukan pedoman teknis pelaksanaan sertifikasi dalam pengelolaan usahatani yang sesuai kaidah pertanian organik.
  • Item
    STANDARISASI MUTU PRODUK PISANG, JAGUNG DAN KACANG TANAH
    (BPTP Jatim, 2007) SUHARDJO
    Standarisasi mutu pruduk hasil pertanian sangat diperlukan guna meningkatkan daya saing di pasar internasional. Standarisasi mutu dapat mencegah terjadinya ”Claim” (gugatan) atau ”detention” (penolakan) oleh konsumen. Ruang lingkup kegiatan standarisasi mutu produk adalah seleksi (sortasi) dan pengkelasan (grading) sebelum pengemasan. Namun kegiatan sebelum dan saat panen perlu distandarisasi (dibakukan) agar produk yang diperoleh dapat memenuhi syarat mutu yang dikehendaki. Pada tulisan ini disampaikan standarisasi mutu pisang, jagung dan kacang tanah yang dapat diterapkan guna memperlancar perdagangannya.
  • Item
    PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PEDESAAN
    (BPTP Jatim, 2007) SUHARDJO
    Sebagian besar petani menjual dalam bentuk primer (panen-jual), sehingga nilai jual yang cukup tinggi dinikmati oleh pihak lain. Pedesaan umumnya hanya sebagai pemasok bahan mentah, sedangkan pengolahan banyak dilakukan oleh masyarakat non petani. Pengembangan agroindustri di pedesaan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta membuka lapangan kerja baru di pedesaan. Beberapa produk olahan yang dapat dikembangkan sebagai agroindustri pedesaan antara lain tortila, tepung kasava, krupuk kasava, krupuk jagung, kripik singkong rasa gadung, sari buah apel, manisan kering mangga, cabe kering/cabe bubuk, saus cabe, bawang merah goreng, dan lain-lain. Produk olahan ini dapat meningkatkan nilai tambah produk primer.
  • Item
    Buletin Teknik Pertanian
    (Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2021) Nani Yunani, Amalia Prihaningsih, Asnawi, Helmitar Yulia, Maria Luang K, Silpha M., Leman L. Raranta, dkk