Potensi Ubijalar Ungu sebagai Pangan Fungsional

Abstract
Description
Ubijalar ungu potensial dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional karena memiliki antosianin, pigmen yang menyebabkan daging umbi berwarna ungu, yang mempunyai aktivitas antioksidan. Keberadaan senyawa fenol selain antosianin juga penting karena bersinergi dengan antosianin dalam menentukan aktivitas antioksidan ubijalar. Hasil pengujian ekstrak delapan klon ubijalar ungu yang bervariasi intensitasnya, menunjukkan bahwa antosianin dan senyawa fenol berkorelasi positif dengan aktivitas antioksidan. Kandungan serat pangan yang bermanfaat untuk pencernaan dan indeks glikemiknya yang rendah sampai medium, juga merupakan nilai tambah ubijalar sebagai pangan fungsional. Varietas Ayamurasaki merupakan varietas ubijalar ungu yang mulai banyak ditanam petani di daerah Malang dan digunakan sebagai pembanding dalam program pemuliaan ubijalar ungu. Kandungan antosianinnya cukup tinggi (282 mg/100 g bb) dengan potensi hasil 15-20 t/ha. Balitkabi telah melepas varietas Antin 1 ubijalar ungu kombinasi putih, yang sesuai untuk bahan baku keripik. Beberapa klon harapan juga siap dilepas, di antaranya JP 23, RIS 03063-05, dan MSU 03028-10 yang memiliki kandungan antosianin lebih tinggi dibanding Ayamurasaki dengan potensi hasil 25-30 t/ha. Pemanfaatan ubijalar ungu masih terbatas, oleh karena itu sosialisasi varietas unggul ubijalar ungu harus diikuti dengan teknik olahan yang sesuai dan menarik. Produk olahan dari ubijalar segar maupun produk antara (tepung) berpeluang mensubstitusi penggunaan terigu 10-100%. Ubijalar ungu juga potensial digunakan sebagai bahan pewarna alami untuk makanan dan minuman. Pengembangan produksi dan pemanfaatan ubijalar ungu cukup prospektif karena sejalan dengan program percepatan diversifikasi pangan dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan sehat serta pengembangan agroindustri berbahan baku lokal.
Keywords
Citation