Teknologi Revolusi Hijau Lestari untuk Ketahanan Pangan Nasional di Masa Depan

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Puslitbang Tanaman Pangan
Abstract
Description
Pertanian tanaman pangan di Indonesia sampai dengan tahun 1960 praktis menggunakan teknologi dengan masukan organik berasal dari sumber daya setempat. Varietas lokal dan varietas unggul tipe lama seluas 6,5-7,0 juta ha hanya mampu memroduksi beras antara 7,5-8,0 juta ton per tahun. Impor beras sudah terjadi sejak awal kemerdekaan yang pada tahun 1961 mencapai satu juta ton lebih dan tendensinya terus meningkat. Pertanian sejak tahun 1970 menerapkan teknologi îRevolusi Hijauî, dengan komponen utamanya varietas unggul tipe baru, pupuk dan pestisida sintetis, serta didukung oleh ketersediaan air irigasi yang cukup. Produksi beras sejak 1970 naik secara linier, sehingga dapat menembus 30 juta ton mulai tahun 1995, dan masih terus meningkat hingga kini. Kekhawatiran akan terjadinya kemunduran mutu lingkungan, kelestarian keragaman hayati dan keberlanjutan sistem produksi ditanggapi oleh segolongan masyarakat dengan mengadvokasi kembali ke teknik pertanian masukan organik dan menanam varietas lokal. Apabila gerakan ini menjadi trend nasional, diperkirakan akan mengancam ketahanan pangan nasional di masa depan. Teknologi Revolusi Hijau Lestari (TRHL) merupakan penyempurnaan teknologi revolusi hijau tahun 1970-2000, memperhatikan sembilan komponen sebagai berikut: (1) penataan pola dan pergiliran tanam, (2) penanaman multi varietas adaptif spesifik lokasi dan musim, (3) penyiapan lahan secara optimal, (4) pengayaan bahan organik dan mikroba dalam tanah, (5) penyehatan ekologi dan wilayah hidrologi alamiah setempat, (6) penyediaan hara optimal bagi tanaman berdasarkan status hara dalam tanah dan target produksi, (7) pengendalian OPT secara ekologis-efektif, (8) penyediaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sumber air secara efektif- efisien, dan (9) peningkatan pengetahuan dan kesadaran petani terhadap kelestarian sumber daya, lingkungan, dan keberlanjutan produksi pertanian. Dengan semakin bertambahnya penduduk Indonesia, tidak ada pilihan lain kecuali menjadikan teknologi Revolusi Hijau lebih ramah lingkungan dengan menerapkan Teknologi Revolusi Hijau Lestariî dalam sistem produksi padi.
Keywords
Citation