Studi Ekologi dan Potensi Geronggang (Cratoxylon arborescens Bl.) di Kelompok Hutan Sungai Bepasir-Sungai Siduung, Kabupaten Tanjung Redeb, Kalimantan Timur

Abstract
Description
These studies were conducted in September 2004 by using square inventory (1,000 x 1,000 m on 100 ha) and divided into 5 strips measuremences which laid down by purposive systematic sampling. Observation within the transect were on stage of tree, pole, sapling, and seedling measured. Predominant species were meranti (Shorea spp.) with INP 38.3%, pisangpisang (Mezzetia parviflora) INP 26.6%, and mertibu (Dacrylocladus stenostachys) INP 23.2%. The tree stages of geronggang was INP 8.8%, poles stage INP 6.5%, sapling stage INP 9.5%, and seedling stage INP 10.8%. Geronggang is closely related to rengas (Gluta renghas) with Ochiai index 0.48, pisang-pisang (M. parviflora) 0.47, and terentang (Campnosperma auriculata) 0.46. However, this species did not associate with kelansau (Dryobalanops abnormis) 0.09, kayu malam (Diospyros bantamensis) 0.11, and kenari (Canarium caudatum) 0.12. AbstrakPenelitian bertujuan untuk mengetahui ekologi dan potensi geronggang (C. arborescens) di habitat alamnya, dilakukan pada bulan September 2004. Penelitian menggunakan satuan contoh berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 1000 x 1000 m (100 ha). Di dalam petak bujur sangkar dibuat jalur dengan lebar 20 m, panjang 1000 m, sebanyak lima jalur. Pada jalur ini dilakukan pengukuran semai, pancang, tiang, dan pohon. Jenis tumbuhan yang mendominasi tegakan di kelompok hutan Sungai Bepasir-Sungai Siduung, adalah meranti (Shorea spp.) dengan INP 38,3%, pisang-pisang (Mezzetia parviflora) dengan INP 26,6%, dan mertibu (Dacrylocladus stenostachys) dengan INP 23,2%. Jenis geronggang hanya memiliki INP 8,8%. Jenisjenis yang berasosiasi kuat dengan geronggang adalah rengas (Gluta renghas) dengan indeks Ochiai 0,48, kemudian diikuti oleh jenis pisang-pisang (M. parviflora) dengan indeks 0,47, dan terentang (Campnosperma auriculata) dengan indeks 0,46. Jenis yang berasosiasi dengan geronggang tetapi tidak kuat adalah kelansau (Dryobalanops abnormis) dengan indeks 0,09, kayu malam (Diospyros bantamensis) dengan indeks 0,11, dan kenari hutan (Canarium caudatum) dengan indeks 0,12.
Keywords
Citation