Teknologi Budidaya Padi Jarwo Super dan Itik di Lahan Sawah Pasang Surut Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Provinsi Riau

Abstract
Fenomena degradasi kesuburan lahan dan konversi lahan pertanian menjadi penyebab berkurangnya luas lahan sawah irigasi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas padi sawah yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan beras. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi sawah adalah dengan melakukan pengembangan lahan pasang surut. Pulau Sumatera memiliki lahan pasang surut sekitar 7.1 juta ha, dan 4 juta ha berpotensi untuk pengembangan pertanian, salah satunya di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Saat ini, produktivitas padi sawah di Kabupaten Indragiri Hilir sekitar 3.9 ton/ha. Rendahnya produktivitas ini disebabkan terbatasnya informasi teknologi budidaya padi sawah di lahan pasang surut. Tujuan dari penelitian adalah (a) untuk mengetahui produksi padi dengan teknologi budidaya padi jarwo super di lahan sawah pasang surut Provinsi Riau dan (b) untuk mengetahui produksi telur itik yang dipelihara secara terintegrasi dengan padi jarwo super. Penelitian dilakukan di Desa Kempas Jaya, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau dari Januari - Desember 2018. Penelitian menggunakan teknologi budidaya padi jarwo super yang di integrasikan dengan itik dan teknologi budidaya padi existing (teknologi petani). Varietas padi yang digunakan adalah Batang Piaman dan jenis itik yang digunakan adalah Itik Dara (Pitalah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi budidaya padi jarwo super yang di integrasikan dengan itik memberikan hasil yang lebih baik untuk tinggi tanaman (118.4 cm), jumlah anakan (22 rumpun), dan produksi padi (6.50 ton/ha GKP), dibandingkan dengan teknologi budidaya padi existing. Selain itu, teknologi budidaya padi jarwo super dan itik mampu menghasilkan telur itik sebanyak 120 butir/hari pada puncak produksi.
Description
10 hlm.; 3 gambar
Keywords
SAWAH, LAHAN PASANG SURUT, PADI, ITIK
Citation