Prosiding Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 439
  • Item
    Hasil Galur Galur Harapan Padi Sawah di Beberapa Daerah Produksi Padi
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Abdullah, Buang; Sularjo; Cahyono
    Varietas padi unggul besar perannya dalam peningkatan produksi padi nasional, baik untuk peningkatan hasil maupun stabilitas hasil. Lebih dari 90 persen produksi padi dihasilkan dari lahan padi sawah. Karena itu perakitan padi sawah yang berpotensi hasil tinggi harus dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai dan melestarikan swasembada pangan khususnya beras melalui peningkatan produksi beras. Uji daya hasil galur harapan padi hasil perakitan varietas padi merupakan kegiatan akhir yang sangat menentukan keberhasilan. Sejumlah galur harapan padi sawah berpotensi hasil tinggi telah dihasilkan. Sepuluh galur tersebut telah diuji daya hasilnya dengan 2 varietas pembanding di lahan petani di 4 daerah penghasil padi di provinsi Jawa Tengah dan D. I. Jogjakarta pada musim kemarau dan musim hujan tahun 2014 dengan menggunakan rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Pengujian ini menghasilkan tiga galur berpotensi hasil tinggi. Satu galur yaitu B12891-5D-MR2-4-PN-23-5-2 menghasilkan gabah rata-rata 7 t/ha GKG, 10 persen lebih tinggi dari Ciherang dengan hasil tertinggi 8,11 t/ha. Galur tersebut dapat diuji lebih lanjut di beberapa lokasi lain untuk dapat memenuhi persyaratan untuk diusulkan menjadi varietas padi sawah.
  • Item
    Dormansi Benih F1 Padi Hibrida dan Metode Efektif Untuk Pematahan Dormansi
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBPSI Padi, 2015-08-06) Wahyuni, Sri; Yajid, Ahmad; Yuningsih, Aida F.V.
    Penelitian teknik pengelolaan benih dan mutu benih yang dihasilkan di tingkat petani telah dilaksanakan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada tahun 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari cara pengelolaan benih di tingkat petani mulai dari produksi, pengolahan sampai penyimpanan dan mutu benih yang dihasilkan. Kegiatan diawali dengan enumerasi data sekunder untuk menentukan daerah yang masih banyak menggunakan benih produksi sendiri sebagai lokasi survei dan penentuan responden, kemudian dilanjutkan dengan wawancara dengan responden mengenai varietas yang ditanam, alasan menggunakan benih produksi sendiri, cara produksi, pengolahan, dan penyimpanan benihnya. Pemilihan responden dengan purposive sampling yakni dengan memilih petani yang menggunakan benih sendiri. Saat kunjungan ke petani, diambil sampel benih untuk uji mutu benih di laboratorium. Variabel mutu benih yang dievaluasi meliputi: kemurnian benih, kadar air, persentase daya berkecambah, dan vigor benih. Kegiatan survei lapangan diilakukan di empat kabupaten yaitu: Batubara, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Simalungun dengan jumlah total responden sebanyak 48 orang responden yang merupakan petani yang biasa menggunakan benih produksi sendiri/benih tidak bersertifikat. Hasil survei menunjukkan bahwa varietas yang paling banyak ditanam oleh petani di Serdang Bedagai, Deli Serdang dan Batubara (>70% responden) adalah Ciherang, sedangkan di Simalungun adalah Bondoyudo. Varietas lain yang banyak ditanam petani yaitu: Mekongga, IR64 dan Inpari 3. Alasan pemilihan varietas dari yang tertinggi adalah: hasil yang tinggi, rasa nasi enak dan tahan hama penyakit. Meskipun sebagian besar petani sudah menanam varietas unggul, tetapi sebagaian petani tidak menggunakan benih bersertifikat. Alasan penggunaan benih produksi sendiri berturut-turut adalah: varietas yang ditanam sama untuk beberapa musim, hasil gabah sama antara benih bersertifikat dan produksi sendiri, harga benih mahal, serta mutu benih sama antara benih bersertifikat dan benih sendiri. Sebanyak 10 dari 28 sampel (36%) benih produksi sendiri mempunyai mutu benih dibawah standar minimum mutu benih bersertikat (benih sebar). Perbaikan selama proses produksi di pertanaman adalah pelaksanaan rouging sebanyak 3 kali selama pertanaman untuk mendapatkan benih yang murni secara genetik. Perbaikan dalam prosesing (terutama pada pembersihan benih) dan penyimpanan benih perlu dilakukan oleh petani yang menggunakan benih sendiri untuk menjaga mutu benih tetap tinggi sampai musim tanam selanjutnya
  • Item
    Evaluasi Beberapa Galur Mutan Padi Pada Kondisi Sawah Tadah Hujan
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Imamuddin, Ali; Susanto, Untung; Samaullah, M. Yamin
    Beberapa galur mutan diharapkan memiliki daya adaptasi yang baik di lahan sawah tadah hujan. Evaluasi galur-galur mutan padi toleran kekeringan pada lahan tadah hujan telah dilakukan di Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati Jawa Tengah pada MK 2014. Penelitian menggunakan rancangan percobaan acak kelompok 2 ulangan dengan perlakuan 38 galur mutan padi toleran kekeringan dan empat varietas pembanding. Galur-galur mutan yang dievaluasi berasal dari penyinaran sinar gamma Co60 terhadap varietas Inpari 13. Varietas pembanding yang digunakan adalah Inpari 13, Inpari 10, Inpari 23, dan Situ Bagendit. Bibit umur 20 hari setelah sebar dari setiap galur dan varietas pembanding ditanam 1-3 bibit per lubang pada plot berukuran 2 m x 5 m dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Pengairan bergantung pada turunnya hujan dan pompa air dari embung penampung air hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur yang diuji memiliki perbedaan nyata pada lima karakter agronomi yang diamati, namun tidak nyata pada karakter jumlah anakan produktif. Sebanyak 13 genotipe menunjukkan hasil lebih tinggi daripada semua varietas pembanding. Dua genotipe diantaranya menunjukkan hasil yang beda nyata lebih tinggi daripada Inpari 13 yaitu BP17280M-26D-1-SKI-1-IND-1 (3,89 t/ha) dan BP17280M-24C-2-1-SKI-1- IND-1 (3,54 t/ha). Sedangkan varietas pembanding terbaik yakni Inpari 13 dan Situ Bagendit mencapai hasil masing-masing 2,88 t/ha dan 3,04 t/ha. Rata-rata umur 50% berbunga genotipe-genotipe terbaik tersebut 68-70 HSS dan umur panen 98-104 HSS. Dengan hasil ini diharapkan memberikan peluang yang besar pada pengujian-pengujian selanjutnya untuk pengembangan varietas baru padi sawah tadah hujan.
  • Item
    Seleksi Galur Padi Gogo Generasi Menengah di Lahan Kering Dataran Tinggi
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Hairmansis, Aris; Supartopo; Yullianida; Warsono; Sukirman; Sunaryo; Suwarno
    Lahan kering di dataran tinggi memiliki potensi yang besar untuk pengembangan padi mendukung peningkatan produksi beras nasional. Masalah utama pengembangan padi gogo di dataran tinggi adalah tidak adanya varietas unggul yang tersedia sehinga petani masih mengandalkan varietas lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi dan mengevaluasi galur-galur padi gogo untuk dataran tinggi. Penelitian dilaksanakan di lahan kering dataran tinggi di Kabupaten Wonosobo pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut (dpl). Sebanyak 180 galur padi gogo dievaluasi dalam uji observasi dengan menggunakan rancangan augmented dan dibagi ke dalam empat blok. Sebanyak 45 galur ditanam di masingmasing blok. Pada masing-masing blok ditanam lima varietas pembanding yaitu Sigambiri Merah, Sigambiri Putih, Situ Patenggang, Jatiluhur dan Limboto. Sejumlah galur terpilih dari masing-masing blok menunjukkan hasil gabah di atas varietas pembanding terbaik dan rata-rata hasil semua varietas pembanding. Beberapa galur yang memberikan hasil terbaik di masing-masing blok antara lain B13636G-TB-14-1 (4.70 t/ha) di blok 1, B14083F-TB-3 (5.33 t/ha) di blok 2, B12056F-Tb-1-29-1 (4.52 t/ha) di blok 3 dan B11910D-MR-22-2 (3.62 t/ ha) di blok 4. Galur-galur dengan rata-rata hasil yang tinggi berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering dataran tinggi sehingga perlu dievaluasi lebih lanjut daya hasilnya di lahan kering dataran tinggi.
  • Item
    YKajian Adaptasi Beberapa Varietas Padi Gogo yang Ditanam di Lahan Sawah
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Yulyatin, Atin; S. Ramdhaniati; I. Ishaq; IGP. A. Diratmaja
    Padi merupakan salah satu komoditi yang menjadi target pemerintah untuk swasembada pangan. Produksi padi diharapkan meningkat seiring dengan peningkatan permintaan. Salah satu yang ditawarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah menyediakan benih varietas unggul yang dapat beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan tumbuh yang tercekam, seperti banjir dan kekeringan. Sejumlah varietas padi gogo yang dilepas oleh Balitbangtan dianggap sebagai varietas amphibi yang mampu bertahan pada dua kondisi yang berbeda, di lahan kering dan lahan sawah. Tujuan kegiatan pengkajian ini adalah untuk mengetahui produksi varietas Inpago 4, inpago 5 dan Batutegi yang ditanam di lahan sawah. Penelitian ini dilakukan pada MT II MK I bulan Mei – Agustus 2013, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada ketinggian 600 mdpl. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Varietas padi gogo yang digunakan sebagai perlakuan terdiri dari Inpago 4, Inpago 5 dan Batutegi, sedangkan petani sebagai ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa varietas Inpago 4 memberikan hasil tertinggi dibandingkan kedua varietas yang lain saat ditanam di lahan sawah.