Browsing by Author "Rizlhan Noor, Balittra"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemGULMA RAWA LEBAK SEBAGAI SUMBER BAHAN ORGANIK YANG POTENSIAL(Balittra, 2007-08) Rizlhan Noor, BalittraTumbuhan yang tumbuh dan berkembang di lahan rawa lebak sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik, diantaranya adalah Kai Apu (Salvinia natans), Eceng gondok (Eichornia crasipes), Kangkung (Ipomoea aquatica). Turnbuhan rawa tersebut meiupakan aset bagi petani, perlu dilestarikan sehingga penggunaannya sebagai hahan organik untuk setiap musim tanam mencukupi. Peranan tumbuhan rawa dapat mernperbaiki kesuburan fisik, kimia rnaupun biologi tanah. Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara nitrcgen, fosfor, kalium dan memperbaiki iklim mikro, sehingga efektivitasnya tinggi dan ramah lingkungan. Penggunaan turnbuhan rawa sebagai pi.puk organik dalam sistem pertanian sangat dianjurkan, karena penggunaan pupuk kimia dengan takaran tinggi yang diberikan secara terus menerus dapat menirnbulkan dampak negatif dan mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, peluang tumbuhan rawa dari non komersil menjadi komersil merupakan harapan akan terjadinya perubahan yang mendasar dalam sistem pertanian maju. Untuk tujuan tersebut maka konsep dan kebijakan pemerintah yang mampu mendorong perubahan paradigma lama, sehingga secara langsung mempercepat pengembangan revitalisasi pertanian di lahan rawa lebak.
- ItemPENGARUH PEMUPUKAN N DAN K TERHADAP HASIL DAN KOMPONEN HASIL UBIKAYU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING(Balittra, 1995-04) Rizlhan Noor, BalittraLuas lahan kering di Indonesia mencapai 51 juta hektar yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irianjaya. Dari luas tersebut yang coeok untuk areal tanaman pangan sekitar 38 juta hektar, diantaranya sekitar 1.4 juta hektar terdapat di Kalimantan (Affandi, 1986). Lahan kering ini didominasi oleh tanah podsolik merah kuning. Dengan demikian jenis tanah ini sangat potensial dikembangkan sebagai lumbung pangan nasional. Pengembangan pertanian pada tanah podsolik merah kuning perlu dipereepat agar dapat mengurangi tekanan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Bali danmembantu mengatasi keperluan bahan makanan yang terus meningkat. Pengembangan pertanian tanaman pangan pada tanah podsolik merah kuning mengalami hambatan karena produktivitasnya rendah. Hal ini disebabkan karenajenis tanah ini bereaksi masam dan miskin hara, khususnya N dan K (Soepraptohardjo, 1979). Sifattersebut berkaitan erat dengan proses pembentukan tanah podsolik merah kuning yang terbentuk pad a daerah dengan curah hujan tinggi, bertopografi agak curam dan berasal dari bahan induk yang miskin. Usaha untuk meneiptakan kondisi tumbuh yang baikbagi tanaman adalah melalui penambahan unsur-unsur tersebut melalui pemupukan (Soepardi, 1979; Leiwakabessy, 1983).