PETA POTENSI KAWASAN PETERNAKAN BERBASIS DAYA DUKUNG LOKAL DI JAWA BARAT

dc.contributor.authorArief, Hasni
dc.contributor.authorKhaerani, Lizzah
dc.contributor.authorIslami, Romi Zamhir
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampungen_US
dc.date.accessioned2019-04-08T04:47:45Z
dc.date.available2019-04-08T04:47:45Z
dc.date.issued2017-10
dc.description.abstractDaya dukung lokal, dalam hal ini sumber daya pakan lokal, sangat penting untuk pengembangan peternakan berbasis kawasan, yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap keunggulan komparatif maupun kompetitif, terutama dalam menghadapi kompetisi produk peternakan pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis fakta dan informasi aktual yang berkaitan dengan penyebaran dan pengembangan komoditas peternakan yang didasari oleh kondisi agroekosistem (sumber daya.pakan lokal). Data dan informasi yang dikumpulkan adalah data-data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Dinas Peternakan, serta instansi lainnya yang terkait dengan penelitian ini, berupa: data populasi ternak yang ada pada saat ini dan tingkat pertumbuhannya; luas wilayah pertanian dan produksinya, terdiri dari: lahan sawah, lahan kering, dan lahan hutan; dan data sekunder lainnya terkait dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Potensi kawasan peternakan di Jawa Barat adalah sebagai berikut:Ruminasi besar (sapi potong, sapi perah, dan kerbau)- a) Indeks daya dukung >2, memiliki potensi pengembangan tertinggi berada pada Kabupaten Indramayu, Kabupaten Garut, Karawang, Subang, Indramayu dan Majalengka, b) Indeks daya dukung >1, memiliki potensi yang relatif cukup berada pada Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Cirebon, dan c)Indeks daya dukung ≤1, wilayah yang sangat kritis untuk pengembangan kawasan peternakan ruminansia besar berada pada daerah perkotaan dan daerah sub-urban (Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bekasi); Ruminansia kecil (domba dan kambing)- a) Indeks daya dukung >2: Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Bogor dan Ciamis, b) Indeks daya dukung >1: Kabupaten Bandung, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Kabupaten Bekasi, Bandung Barat, dan c) Indeks daya dukung ≤1: Cirebon diikuti oleh kota-kota yang ada di Jawa Barat; Unggas (ayam ras pedaging, petelur, dan itik)- a) Indeks daya dukung > 2: Kabupaten Garut, Majalengka, dan Sumedang, b) Indeks daya dukung >1, yaitu Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Indramayu, Kabupaten Bekasi dan Bandung Barat, dan c) Indeks daya dukung ≤1, yaitu Kabupaten Karawang; 2) Terkait dengan poin (1) dengan berdasar pada PERDA No. 22 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan, maka kawasan peternakan yang ada di Jawa Barat dikategorikan ke dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu: a) Kawasan khusus/komoditas, kawasan yang relatif homogen yang didominasi dengan satu pakan ternak. Kawasan peternakan ini diberi nama sesuai dengan nama komoditas ternak yang dikembangkan; dan b) Kawasan terpadu/terintegratif.en_US
dc.identifier.isbn978-602-6954-16-9
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6931
dc.publisherBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampungen_US
dc.subjectDaya Dukung Lokal, Kawasan, Keunggulan Komparatif dan Kompetitif, Indeks Daya Dukung, Ruminansia Besar, Ruminansia Kecil, Unggasen_US
dc.titlePETA POTENSI KAWASAN PETERNAKAN BERBASIS DAYA DUKUNG LOKAL DI JAWA BARATen_US
dc.typeBooken_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
04. Renisi-131-Hasni Arief.pdf
Size:
569.33 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: