Ekologi dan Studi Demografi Anjing dalam Upaya Persiapan Program Pembebasan Rabies di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau

dc.contributor.authorHartini, Rina
dc.contributor.authorFitria, Yul
dc.contributor.authorRahmadani, Ibenu
dc.contributor.authorKrisnandana
dc.contributor.authorPutra, A.A. Gde
dc.contributor.authorSusetya, Heru
dc.contributor.authorMardani, M.
dc.contributor.authorS, Jejen
dc.date.accessioned2020-03-29T05:33:26Z
dc.date.available2020-03-29T05:33:26Z
dc.date.issued2019
dc.description.abstractPulau Rupat merupakan salah satu pulau terbesar di Kabupaten Bengkalis yang menjadi salah satu tujuan destinasi wisata. Delapan tahun terakhir kasus Rabies sudah tidak pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi populasi dan study awal demografi anjing dalam upaya program pembebasan Rabies di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis. Kajian observasional ini dilaksanakan pada 379 responden yang terpilih secara random sederhana pada 13 desa yang tersebar di Kecamatan Rupat 263 (68%) orang dan Rupat Utara 121 (32%) orang. Analisis data di lakukan secara deskriptif menggunakan Microsoft Offi ce excel 2013. Perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah anjing adalah 14:1, jika di konversikan dengan jumlah penduduk diperoleh estimasi populasi anjing yaitu berjumlah 3.421 ekor, maka tingkat kepadatan anjing di Pulau Rupat diperkirakan hanya 2 ekor per km2 (3.421 ekor/ 1524.9 km2 luas wilayah). Mayoritas responden memiliki kondisi rumah tanpa pagar (382; 99%). Rata-rata tingkat kepadatan anjing berpemilik sebanyak (0,31±0,10) ekor. Cara masyarakat memelihara anjing dengan dilepas (54; 92%). Tujuan masyarakat memelihara anjing sebagian besar untuk menjaga rumah (52; 88%). Perbandingan rata rata jumlah anjing betina dengan jumlah anjing jantan adalah (1:2,5). Secara keseluruhan anjing berdasarkan kategori umur, anjing anak ≤ 6 bulan sebanyak (28; 23%), umur muda (7-12 bulan) (18; 15%), dan umur dewasa (>12 bulan) (78; 63%). Kelahiran bayi anjing di terjadi pada Desember sampai dengan Mei sebesar (81; 80%) dan Juni sampai dengan November sebesar (20; 20%). Musim kawin anjing banyak terjadi di bulan Februari (23;22,7%) dan di bulan September (38;37%), pada masa waktu tersebut merupakan saat yang tepat untuk melakukan program vaksinasi massal. Faktor resiko masuknya rabies ke pulau Rupat daeri daerah endemis adalah terdapatnya lalu lintas anjing dari luar desa sebanyak (78; 20%) dan kegiatan bisnis jual beli anjing sebanyak (2; 1%). Gambaran bioekologi anjing ini sangat bermanfaat dalam penyusunan strategi pembebasan Rabies di Pulau Rupat.en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/9017
dc.language.isoiden_US
dc.publisherDirektorat Kesehatan Hewanen_US
dc.subjectRabiesen_US
dc.subjectDemografien_US
dc.subjectPulau Rupaten_US
dc.subjectKabupaten Bengkalisen_US
dc.titleEkologi dan Studi Demografi Anjing dalam Upaya Persiapan Program Pembebasan Rabies di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis Propinsi Riauen_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Prosiding 2019-457-470.pdf
Size:
376.92 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
Article
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: