Senjang Hasil Tanaman Padi dan Implikasinya terhadap P2BN

dc.contributoren-US
dc.creatorFagi, Achmad M.; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
dc.creatorSembiring, Hasil; Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi
dc.creatorSuyamto, Suyamto; Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
dc.date2015-11-16
dc.date.accessioned2019-02-26T03:00:07Z
dc.date.available2019-02-26T03:00:07Z
dc.descriptionMetode penelitian kendala dan senjang hasil padi dikembangkan oleh IRRI (International Rice Research Institute) secara komprehensif yang dikelompokkan menjadi masalah biofisik, teknik, sosial-ekonomi dan kelembagaan. Metode yang sama digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dari 10 jurus komponen teknologi paket-D yang digunakan dalam program Supra Insus. Petani pembandingnya adalah mereka yang sebelumnya peserta program intensifikasi Bimas. Komponen teknologi yang diverifikasi adalah pengolahan tanah sempurna, pemupukan berimbang, pemberian PPC (pupuk pelengkap cair), cara pengendalian hama dengan prinsip PHT, dan jarak tanam untuk mencapai populasi sebanyak 200.000 rumpun per ha. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa pengolahan tanah sempurna merupakan komponen teknologi 10 jurus paket-D yang paling efektifmeningkatkan hasil. Pemupukan lengkap (NPK) ditambah PPC plus ZA atau Zn atau ZA dan Zn tidak efektif meningkatkan hasil kalau tanaman padi ditanam pada tanah yang tidak melumpur sempurna. Jarak tanam dan cara pengendalian hama menjadi penentu kenaikan hasil, kalau tanah melumpur sempurna. Jadi, tidak semua komponen 10 jurus paket-D perlu dianjurkan pada lokasi-lokasi Supra Insus. SUTPA (sistem usahatani padi berorientasi agribisnis) yang dipandu oleh peneliti dalam penerapan teknologi, ketepatan waktu ketersediaan pupuk dan kredit, meningkatkan hasil padi di areal Supra Insus. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem penyuluhan seperti yang berlaku pada saat program Bimas berlangsung diperlukan lagi. P2BN dicanangkan pada pasca-Supra Insus, pada saat petani telah terbiasa mengelola tanaman padinya secara intensif. Dapat diperkirakan bahwa kasus pelandaian produksi padi nasional terjadi akibat faktor sosialekonomi dan kelembagaan yang tidak kondusif bagi petani untuk menerapkan teknologi. Upaya untuk memacu laju kenaikan produksi padi sebesar 6,4% pada tahun 2007 melalui penerapan teknologi PTT pada padi sawah seluas 2,0 juta ha menghadapi tantangan faktor biofisik dan sosial-ekonomi yang lebih kompleks. Sebab itu anjuran teknologi PTT harus lebih cerdas yang dilandasi oleh nalar ilmiah, jangan sampai penerapan 12 jurus teknologi PTT justru menurunkan efisiensi. Efektivitas komponen teknologi PTT yang perlu dikaji dan merupakan isu terkini adalah penanaman varietas padi (varietas unggul biasa vs varietas hibrida), pemupukan (pemupukan lengkap vs site spesific nutrient management), dan tata tanam (jajar tegel vs jajar legowo). Metode pengkajian (perlakuan, rancangan percobaan, data yang dikumpulkan, metode analisis, dan sebagainya) dikemukakan dalam artikel ini.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2637
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6766
dc.languageeng
dc.publisherPuslitbang Tanaman Panganen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2637/2276
dc.rightsCopyright (c) 2015 Buletin Iptek Tanaman Panganen-US
dc.sourceIptek Tanaman Pangan; Vol 3, No 2 (2008): Oktober 2008en-US
dc.source1907-4263
dc.titleSenjang Hasil Tanaman Padi dan Implikasinya terhadap P2BNen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Senjang Hasil Tanaman Padi dan Implikasinya terhadap P2BN.pdf
Size:
315.43 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: