Efektifitas Penggunaan Sistem Informasi ISIKHNAS dalam Program Upsus Siwab di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2017

dc.contributor.authorHartawan, Dinar H. W.
dc.contributor.authorMulyono, Albert T.
dc.contributor.authorTenaya, I Wayan Masa
dc.contributor.authorUtomo, Adjar Sapto
dc.date.accessioned2020-03-26T06:19:58Z
dc.date.available2020-03-26T06:19:58Z
dc.date.issued2018
dc.description.abstractProgram Upaya Khusus Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB) di Indonesia bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani di Indonesia. Pada tahun 2017, sistem pelaporan yang digunakan dalam UPSUS SIWAB adalah pelaporan melalui ISIKHNAS dan pengecualian bagi daerah yang belum dapat melaporkan melalui ISIKHNAS dapat menggunakan laporan manual secara berjenjang dari tingkat kabupaten/kota sampai pusat. Namun penggunaan ISIKHNAS tidak akan optimal apabila tidak didukung dengan kinerja operator yang melaporkan. Oleh karena itu kajian untuk melihat efektifitas penggunaan ISIKHNAS dalam progam UPSUS SIWAB perlu dilakukan mengingat pada tahun 2018 seluruh kegiatan harus dilaporkan melalui ISIKHNAS. Dari hasil pengunduhan data ISIKHNAS kegiatan Gangguan Reproduksi (Gangrep) dan Kesembuhan Gangrep, Inseminasi Buatan (IB) dari ternak gangrep yang sembuh di kabupaten Lombok Tengah tahun 2017, dapat diperoleh hasil sebagai berikut; 1). Pelaporan kasus Gangrep ISIKHNAS lebih tinggi dari kasus Gangrep manual dengan proporsi 102 % (2955/2907 kasus), kemungkinan disebabkan adanya duplikasi laporan melalui ISIKHNAS. 2). Pelaporan kesembuhan menunjukkan proporsi sangat rendah yakni 1,3 % (40/2894 kasus). Dan 3). Proporsi ternak gangrep yang sembuh dan dilanjutkan dengan IB adalah 75,3 % (2178/2854 Kasus), dengan sebaran kasus ternak yang tidak di IB dari bulan Maret sampai Desember 2017. Hal ini mengindikasikan kelemahan dalam koordinasi atau laporan kesembuhan yang sangat rendah sehingga petugas IB tidak dapat mendapatkan informasi secara akurat. 4). Dari jarak pelaporan kegiatan Insemiminasi Buatan dan pemeriksaan kebuntingan, diperoleh hasil umur kebuntingan dibawah 2 bulan 10.2 % dan diatas 4 bulan sebesar 22,2 %. Hal ini juga mengindikasikan ketidak efektifan pelaporan kebuntingan yang ditetapkan dalam pedoman umum UPSUS SIWAB, dimana masa pemeriksaan kebuntingan seyogyanya dilakukan pada 2 – 4 bulan setelah pelaksanaan Inseminasi Buatan. Dapat disimpulkan bahwa dengan terjadinya duplikasi pelaporan, diperlukan petugas validator di tingkat kabupaten/kota yang bertugas memonitor pelaporan tersebut dan penegasan mekanisme pelaporan melalui ISIKHNAS sehingga tidak terjadi kesalahan interpretasi hasil pelaporan yang menyebabkan rendahnya tindak lanjut IB pada ternak gangrep yang sembuh di kabupaten Lombok Tengah.en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8857
dc.language.isoiden_US
dc.publisherDirektorat Kesehatan Hewanen_US
dc.subjectiSIKHNASen_US
dc.subjectTernak gangrepen_US
dc.subjectKesembuhanen_US
dc.subjectInseminasi buatanen_US
dc.subjectPemeriksaan kebuntinganen_US
dc.titleEfektifitas Penggunaan Sistem Informasi ISIKHNAS dalam Program Upsus Siwab di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2017en_US
dc.title.alternativeEffectivity of ISIKHNAS for Upsus Siwab at Lombok Tengah District in 2017en_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Prosiding 2018-252-261.pdf
Size:
635.71 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
Article
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: