Pengendalian pecah buah pada jeruk keprok terigas di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat

dc.contributor.authorZuhran, Muhammad
dc.contributor.authorPurba, Tommy
dc.contributor.authorSupriyanto, Arry
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Baraten_US
dc.date.accessioned2020-11-25T02:42:00Z
dc.date.available2020-11-25T02:42:00Z
dc.date.issued2014
dc.descriptionPengembangan Jeruk Keprok Terigas di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat memiliki potensi yang besar. Penampilan buah yang lebih menarik serta rasa yang lebih manis menjadikan jeruk keprok ini sangat digemari masyarakat. Ketersediaan lahan yang cukup luas di Kabupaten Sambas juga mendukung untuk perluasan areal penanamannya. Selain itu, harga jual Jeruk Keprok Terigas juga lebih mahal dibandingkan Jeruk Siam Pontianak yang sudah terlebih dahulu dikembangkan di Kabupaten Sambas, sehingga sangat diminati petani.en_US
dc.description.abstractPengembangan Jeruk Keprok Terigas di Kabupaten Sambas terhambat oleh masalah pecah buah. Pecah buah yang diyakini disebabkan oleh fluktuasi ekstrim kadar air, suhu, kelembaban tanah, serta serapan hara saat tehadi hujan setelah mengalami musim kemarau panjang sangat merugikan • • petani • karena berdampak signifikan terhadap penurunan • produksi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan teknologi pengendalian pecah buah melalui pengurangan fluktuasi kadar air, suhu, dan kelembaban tanah serta pemberian hara yang cukup bagi tanaman. Percobaan lapang ini dilaksanakan pada tahun 2010 hingga 2011 di kebun jeruk petani yang berlokasi di Kabupaten Sambas. Rancangan penelitian menggunakan Split Plot Design terdiri dart :?: petak utama yakni lahan dengan parit digenangi dan lahan dengan parit tidak digenangi, masing-masing terdiri dari 3 anak petak yaitu 1) pupuk anorganik (teknologi petani), 2) pupuk anorganik + pupuk organik + mulsa, dan 3) pupuk anorganik + pupuk organik + mulsa + (Ca + B). Penggenangan parit dilakukan selama tidak ada hujan. Pemberian pupuk anorganik, pupuk organik, dan mulsa dilakukan setelah panen, sedangkan Kalsium (Ca) dan Boron (B) diberikan pada stadia cepat pertumbuhan buah. Penelitian diulang 4 kali dengan unit percobaan 10 pohon. Berdasarkan hasil pengamatan, pecah buah terjadi setelah buah berumur 16 minggu hingga 34 minggu setelah bunga mekar, dengan kejadian tertinggi ketika buah berumur 22-24 mil)ggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggenangan parit kebun selama musim kemarau yang diikuti dengan pemberian pupuk anorganik, pupuk organik, mulsa, pupuk Kalsium (Ca), dan pupuk Boron (B) mampu mengurangi pecah . buah pada tingkat yang paling rendah dib.andingkan perlakuan teknologi lainnya.en_US
dc.identifier.isbn978-979-1415-93-4
dc.identifier.isbn978-979-1415-93-4
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/11324
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBBP2TPen_US
dc.subjectjeruk keprok, pecah buah, teknologien_US
dc.titlePengendalian pecah buah pada jeruk keprok terigas di Kabupaten Sambas, Kalimantan Baraten_US
dc.typeBooken_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Pengendalian pecah buah pada jeruk keprok terigas di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.pdf
Size:
11.97 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description: