Budidaya Sayuran di Lahan Rawa

dc.contributor.authorMuhammad Noor, Izzuddin Noor, SS. Antarlina
dc.date.accessioned2019-08-06T02:51:32Z
dc.date.available2019-08-06T02:51:32Z
dc.date.issued2006
dc.description.abstractPengembangan komoditas hortikultura, termasuk sayuran secara nasional mengalami peningkatan sejalan dengan kemajuan penqetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan gizi. Kemampuan daya beli dan gaya hidup masyarakat, khususnya di perkotaan secara tidak langsung mendorong permintaan akan komoditas sayuran semakin meningkat. Neraca perdagangan komoditas hortikultura atau sayuran ini baik domestik, regional maupun global menunjukkan dinamika yang cukup tinggi, tergantung pada banyak faktor antara lain musim dan situasi pasar. Produksi hortikultura nasional berdasarkan data statistik yang terdiri atas sayuran, buah-buahan dan tanaman hias dalam periode 1977-1999 masing-masing mencapai 7,67juta ton, 7,65juta ton, dan 1,12juta ton. Totalvolume ekspor ke tiga jenis hortikultura di atas masing-masing mencapai 101,73 ribu ton sayuran, 111,34 ribu ton buah dan 576,64 ton tanaman hias dengan nilai keseluruhan sekitar US $ 90,045 juta. Tetapi dalam kesempatan yang sama kita juga mengimpor komoditas hortikultura yang nilainya lebih tinggi mencapai sekitar US $ 157,22 juta. Di Kawasan Asia dibandingkan dengan negara Cina, Thailand, dan Malaysia, kontribusi Indonesia dalam perdagangan global untuk komoditas hortikultura masih sangat rendah. Sasaran produksi hortikultura tahun 2007 ditargetkan rata-rata mencapai 3-5% (Tabel 1). Sayuran merupakan komoditas pertanian yang dipandang penting sebagai sumber pertumbuhan produksi baru. Peran penting dari komoditas ini antara lain (1) sebagai sumber pendapatan bagi petani dan buruh tani, (2) sebagai sumber gizi dan mineral, dan vitamin, dan (3) sebagai sumber devisi negara non migas. Namun demikian struktur agribisnis hortikultura (termasuk sayuran) saat ini masih tergolong dispersal atau tersekat-sekat (Simatupang 1995; Irawan, 2003). Dengan kata lain tidak ada keterkaitan fungsional antara kegiatan satu dengan lainnya karena masing-masing kegiatan agribisnis mengambil keputusan sendiri-sendiri. Artinya masing-masing kegiatan seperti pengadaan sarana produksi, kegiatan produksi, pengolahan hasil dan pemasaran serta kegiatan jasa penunjang lainnya dilakukan pelakuagribinis yang berbeda dan tidak saling terintegrasi.en_US
dc.identifier.isbn979-8253-61-2
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7221
dc.publisherBalittraen_US
dc.subjectBudidaya Sayuran di Lahan Rawaen_US
dc.titleBudidaya Sayuran di Lahan Rawaen_US
dc.title.alternativeTeknologi Budidaya dan Peluang Agribisnisen_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Sayuran di dalam rawa; teknologi budidaya dan peluang agribisnis.pdf
Size:
73.91 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description:
Collections