Pengendalian Penyakit Busuk Daun Menggunakan Pestisida Nabati Dan Rotasinya Dengan Fungisida Sintetik Pada Tanaman Kentang Di Sulawesi Selatan

dc.contributor.authorNurjanani
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Malukuen_US
dc.date.accessioned2020-06-02T23:07:16Z
dc.date.available2020-06-02T23:07:16Z
dc.date.issued2017
dc.description.abstractPenyakit busuk daun kentang (Phytophthora infestans) merupakan penyakit utama pada tanaman kentang di Sulawesi Selatan karena dapat menurunkan hasil kentang 50-100%, bergantung kondisi lingkungan dan kerentanan varietas yang ditanam. Pengendalian yang dilakukan petani adalah penyemprotan fungisida secara intensif 2-3 hari sekali. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, keracunan konsumen, dan resistensi patogen. Salah satu alternatif pengendalian yang ramah lingkungan adalah menggunakan pestisida nabati. Beberapa jenis pestisida nabati telah dilaporkan dapat menekan perkembangan P. infestans baik secara in vitro di laboratorium maupun di lapang. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) mendapatkan satu sampai dua jenis fungisida nabati yang efektif mengendalikan penyakit busuk daun pada tanaman kentang, (2) mendapatkan minimal satu pola rotasi fungisida nabati dengan fungisida sintetik secara bergiliran yang efektif mengendalikan penyakit busuk daun pada tanaman kentang. Kegiatan telah dilaksanakan di Kabupaten Gowa, mulai bulan Maret hingga Agustus 2014. Kegiatan terdiri dari 9 perlakuan pestisida nabati dan rotasinya dengan fungisida sintetik, yaitu: A. Ekstrak buah pinang merah (PM); B. Ekstrak daun Sirih (DS); C. Ekstrak daun cengkeh (DC); D. Ekstrak buah maja (BM); E. PM-dimetomorf 50%-PM-Mankozeb 80%-PM-dimetomorf 50%-PM; F. DS- dimetomorf 50%-DS-Mankozeb 80%-DS-dimetomorf 50%-DS; G. DC-dimetomorf 50%-DCMankozeb 80%-DC-dimetomorf 50%-DC; H. DM-dimetomorf 50%-DM-Mankozeb 80%-DM-dimetomorf 50%DM; I. Dimetomorf 50%. Data yang dikumpulkan adalah intensitas serangan P. infestans, produksi umbi sehat dan sakit, input-output. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Sementara data input-output pengendalian dianalisis dengan R/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa: (1) Pestisida nabati ekstrak buah pinang merah terindikasi dapat digunakan sebagai bahan alternatif untuk mengendalikan penyakit busuk daun yang disebabkan oleh cendawan P. infestans, (2) Aplikasi menggunakan ekstrak buah pinang merah digilir dengan fungisida Dimetomorf 50% dan Mankozeb 80% efektif menekan serangan cendawan P. infestans, dan ekstrak buah pinang merah secara tunggal dapat digunakan untuk mengendalikan cendawan P. infestans pada tanaman kentang dan (3) Aplikasi ekstrak buah pinang merah digilir dengan fungisida Dimetomorf 50% dan Mankozeb 80% dapat memberikan produksi setara 15,91 t/ha dengan pendapatan bersih sebesar Rp. 63.324.500 dan R/C ratio 2,31.en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/9422
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectKentangen_US
dc.subjectSolanum tuberosum Len_US
dc.subjectHama penyakiten_US
dc.subjectPenyakit Busuk Daunen_US
dc.subjectPestisidaen_US
dc.subjectFungisida Sintetiken_US
dc.titlePengendalian Penyakit Busuk Daun Menggunakan Pestisida Nabati Dan Rotasinya Dengan Fungisida Sintetik Pada Tanaman Kentang Di Sulawesi Selatanen_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Pros Maluku 17 hal 544.pdf
Size:
675.6 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: