Seleksi In Vitro untuk Toleransi terhadap Faktor Abiotik pada Tanaman Padi dan Kedelai

dc.contributor.authorMariska ...[at al], Ika
dc.contributor.otherBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanianen_US
dc.date.accessioned2021-03-08T07:27:17Z
dc.date.available2021-03-08T07:27:17Z
dc.date.issued2006-12
dc.description.abstractSalah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan padi dan kedelai nasional adalah dengan melakukan ekstensifikasi penanaman ke lahan marjinal (masam dan kering) yang tersedia cukup luas di Indonesia. Keragaman genetik varietas yang toleran lahan marjinal masih sangat sempit. Sumber ketahanan terhadap lahan masam dan kering masih terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat dilakukan melalui seleksi in vitro. Teknologi tersebut merupakan salah satu metode keragaman somaklonal namun lebih efektif dan efisien karena perubahan diarahkan kepada sifat yang diinginkan. Seleksi in vitro pada tanaman kedelai dilakukan pada kalus embriogenik yang diinduksi dari embrio zigotik muda varietas Slamet, Sindoro, dan Wilis kombinasi dengan radiasi sinar gamma 400 rad. Seleksi dilakukan dengan AlCl3.6H2O (0-500 ppm) dan pH media 4. Media MS dimodifikasikan untuk unsur NH4NO3, CaCl2.H2O, KH2PO4 dan Fe tidak dichelat oleh EDTA. Regenerasi dilakukan pada media seleksi melalui jalur embriogenesis somatik. Benih somatik hasil seleksi diuji dengan tanah masam di rumah kaca, dan selanjutnya untuk generasi ke-2 sampai dengan generasi ke-4 diuji di lahan masam di Gajrug (Banten) dan Jasinga (Kabupaten Bogor). Untuk tanaman padi, kalus embriogenik berasal dari embrio zigotik varietas IR64 kombinasi dengan radiasi sinar gamma (0-700 rad). Seleksi dilakukan dengan PEG (BM6000) = 0-20%. Regenerasi dilakukan pada media seleksi. Biji generasi kedua yang berasal dari somatik kemudian diuji kembali dengan PEG 20%, daya tembus akarnya dengan campuran parafin : vaselin = 60-40% dengan ketebalan 3 mm. Di samping itu diuji kandungan prolinnya serta produksinya dalam kondisi cekaman kekeringan (60% dari kapasitas lapang). Hasil penelitian pada tanaman kedelai menunjukkan adanya kemampuan penurunan daya regenerasi dengan semakin meningkatnya konsentrasi Al. Benih somatik varietas Slamet umumnya mempunyai struktur yang tidak sempurna. Setelah aklimatisasi padi varietas Sindoro dan Wilis diperoleh 39 nomor. Dari 39 nomor tersebut diperoleh 12 nomor dari varietas Sindoro (Al 1000 ppm + 100 rad) yang mampu berproduksi. Generasi ke-2 dari nomor tersebut kemudian diuji di lahan masam. Pengujian di empat lokasi pada empat generasi menunjukkan adanya potensi yang besar untuk mendapatkan galur-galur harapan kedelai yang toleran Al dan pH rendah (lahan masam). Hasil seleksi in vitro pada tanaman padi diperoleh bahwa tidak semua kalus embriogenik dapat beregenerasi membentuk tunas adventif. Setelah dilakukan pengujian di rumah kaca diperoleh 13 somaklon IR64 yang diduga tahan kekeringan berdasarkan uji PEG dan uji daya tembus akar serta kandungan prolin yang tinggi. Setelah diuji lanjut dengan mengevaluasi produksi bulirnya maka diperoleh 8 somaklon yang toleran kekeringan dan produksi bulirnya tinggi, sedangkan kontrolnya tidak dapat berproduksi pada kondisi diberi cekaman kekeringan. Terdapat korelasi antara 3 karakter yang diuji (PEG, daya tembus akar, prolin) dengan toleransi terhadap kekeringan.en_US
dc.identifier.isbn978-979-3919-06-5
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/11811
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBB Biogenen_US
dc.subjectIn vitro, abiotik, padi, kedelai.en_US
dc.titleSeleksi In Vitro untuk Toleransi terhadap Faktor Abiotik pada Tanaman Padi dan Kedelaien_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
kedelai2006.pdf
Size:
131.83 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
metode keragaman somaklonal
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: