KONSERVASI TANAH PADA LAHAN USAHATANI BUDIDAYA SAYURAN DATARAN TINGGI

dc.contributor.authorJuarsah, Ishak
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanianen_US
dc.date.accessioned2019-08-07T04:26:52Z
dc.date.available2019-08-07T04:26:52Z
dc.date.issued2017-10
dc.descriptionSecara kualitatif dataran tinggi merupakan wilayah yang terletak di kawasan berlereng pada bentuk wilayah berbukit sampai bergunung yang luasnya sekitar 31,5 juta ha, berombak- bergelombang 24,3 juta ha, berbukit 36,9 juta ha dan bergunung 51,3 juta ha (Hidayat dan Mulyani, 2002). Sebagian besar budidaya pertanian menggunakan lahan datar sampai berombak, namun tidak sedikit juga petani yang menggarap lahan berombak sampai bergelombang. Lahan-lahan yang berbukit sampai bergunung seharusnya dihutankan agar erosi tanah dapat terkendali. Namun pada kenyataanya cukup luas lahan bergunung dijadikan lahan budidaya khususnya sayuran. Proses erosi tanah yang paling dominan terjadi di Indonesia adalah erosi tanah oleh air hujan, jauh lebih besar bila dibandingkan dengan erosi oleh angin atau erosi abrasi pantai. Hal ini sehubungan dengan tingginya jumlah dan intensitas curah hujan, terutama di Indonesia Bagian Barat. Kawasan dataran tinggi yang mempunyai bentuk wilayah datar, berombak hingga bergelombang dengan lereng <15 % mencapai 4,17 juta ha sangat potensial untuk pengembangan komoditas pertanian sayuran dataran tinggi. Lahan dataran tinggi umumnya didominasi oleh tanah yang berasal dari bahan induk volkan seperti Andisoll dan Entiso. Ordo tanah lain seperti Ultisol dan Oxisol kadang kadang dijumpai pula di daerah dataran tinggi. Ordo Andisol dan Inseptisol terbentuk dari bahan induk volkan sehingga kedua ordo tersebut mempunyai tingkat kesuburan tanah yang lebih baik dibandingkan dengan ordo tanah lainnya. sifat fisik dan kimia tanah lahan kering dataran tinggi sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, ketinggian tempat, vegetasi dan proses-proses pembentukan tanah.en_US
dc.description.abstractKawasan dataran tinggi yang mempunyai bentuk wilayah datar, berombak hingga bergelombang dengan lereng < 15 % mencapai 4,17 juta ha sangat potensial untuk pengembangan komoditas pertanian sayuran dataran tinggi. Sifat-sifat fisik tanah penting pada lahan dataran tinggi di antaranya struktur dan tekstur tanah, berat isi, porositas permeabilitas tanah. Erosi yang terjadi dapat menurunkan kualitas fisik dan kimia tanah, terutama pada lahan kering berlereng. keadaan seperti ini merupakan faktor pembatas utama untuk meningkatkan produktivitas lahan, khususnya di dataran tinggi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan model konservasi tanah pada lahan budidaya layuran dataran tinggi yang sesuai dengan kondisi setempat dan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arah bedengan dan guludan sangat mempengaruhi besar kecilnya laju aliran permukaan dan erosi serta kehilangan hara akibat terbawa liaran permukaan. Konservasi tanah dengan guludan yang mengarah mendekati kontur dapat memperbaiki laju aliran permukaandan mengurangi besarnya erosi. Arah barisan tanaman searah kontur dan bedengan searah kontur sangat berarti dalam hal pengendalian aliran permukaan dan erosi pada lahan pertanaman sayuran.en_US
dc.identifier.isbn978-602-6954-16-9
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7310
dc.publisherBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectKonservasi,pertanian sayuran sayuran, dataran tinggien_US
dc.titleKONSERVASI TANAH PADA LAHAN USAHATANI BUDIDAYA SAYURAN DATARAN TINGGIen_US
dc.typeBooken_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
74. Revisi_81_ Konservasi Tanah _Ishak Juarsah...pdf
Size:
121.71 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: