PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum) PADA TANAMAN SAWI (Brassicajuncea L) DENGAN BERBAGAI DOSIS TRICHODERMA

dc.contributor.authorZulfia, Viona
dc.contributor.authorYusuf, Rachmiwati
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanianen_US
dc.date.accessioned2019-08-07T08:14:19Z
dc.date.available2019-08-07T08:14:19Z
dc.date.issued2017-10
dc.descriptionTanaman sawi berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman ini dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Sawi masuk ke Indonesia pada abad XIX bersama dengan Iintas perdagangan jenis sayuran sub tropis lainnya. Daerah penyebaran utamanya seperti Cipanas, Lembang, Pengalengan dan Malang ( Rukmana, 1994 ). Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan.en_US
dc.description.abstractPenelitian "Pengendalian Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada tanaman sawi (Brassicajuncea. L) dengan Berbagai Dosis Trichoderma" telah dilaksanakan di Laboratorium dan di Lahan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau, mulai dari Bulan Januari sampai Maret 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis Trichoderma terhadap pengendalian serangan penyakit layu fusarium pada tanarnan sawi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan yang terdiri dari ; DO (Tanpa media Trichoderma), Dl (100 g dosis Trichoderma), D2 (150 g dosis Trichoderma), D3 (200 g dosis Trichoderma). Masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Parameter Pengamatan dilakukan terhadap persentase benih yang terserang penyakit, sebelum muncul keatas permukaan tanah (pre emergence damping off), waktu mulai terlihatnya gejala pertama serangan pada tanaman (post emergence damping off), persentase tanaman yang terserang setelah muncul ke atas permukaan tanah (post Emergence Damping Off), persentase tanaman tumbuh sehat, tinggi tanaman (cm), berat basah tanaman (gram), berat segar ekonomis tanaman (gram). Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan yang memberikan hasil yang paling baik dalam mengendalikan penyakit layu Fusarium dijumpai pada perlakuan pemberian 200 g dosis Trichoderma, menghasilkan produksi sawi 40,625 ton/ha, sedangkan perlakuan terendah hanya mampu menghasilkan sawi sebanyak 29,375 ton/ha.en_US
dc.identifier.isbn978-602-6954-16-9
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7357
dc.publisherBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectdosis trichoderma sp, layu fusarium, tanaman sawi.en_US
dc.titlePENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum) PADA TANAMAN SAWI (Brassicajuncea L) DENGAN BERBAGAI DOSIS TRICHODERMAen_US
dc.typeBooken_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
93. pengendalian layu pada sawi_Viona Zulfia.pdf
Size:
171.32 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: