Analisis Sebaran Tipe dan Performa Mutu Fisik Kakao pada Tiga Rentang Elevasi

dc.contributorEdi Suparjono, ketua kelompok tani Ngudi Raharjo Dusun Ploso Kerepid-ID
dc.contributorBapak Supomo, ketua kelompok tani Ngudi Makmur Dusun Salaran Kecamatan Patuk Gunungkidulid-ID
dc.contributorBadan Litbang Pertanianid-ID
dc.contributorEdi Suparjono, ketua kelompok tani Ngudi Raharjo Dusun Ploso Kerepen-US
dc.contributorSupomo, ketua kelompok tani Ngudi Makmur Dusun Salaran Kecamatan Patuk Gunungkidul, D.I. Yogyakartaen-US
dc.contributorBadan Litbang Pertanianen-US
dc.creatorHatmi, Retno Utami; Assessment Institute for Agricultural Technology Yogyakarta
dc.creatorAinuri, Makhmudun; Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
dc.creatorSukartiko, Anggoro Cahyo; Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
dc.date2018-03-30
dc.descriptionGenotipe tanaman kakao yang dibudidayakan di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga kelompok (tipe) besar, yaitu Criollo, Forastero, dan Trinitario. Selain faktor genetik, kualitas buah dan biji kakao juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuh. Tujuan penelitian adalah menganalisis sebaran tipe dan performa mutu fisik buah dan biji kakao pada tiga rentang elevasi, yaitu 154,00–267,20; 302,00–401,00; dan 469,20–657,90 m di atas permukaan laut (dpl). Penelitian dilaksanakan di perkebunan kakao rakyat di Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, mulai bulan September sampai Desember 2017. Penelitian dilakukan dengan mengambil 40–42 sampel buah kakao secara acak dari tiap rentang elevasi. Tipe (Criollo, Forastero, dan Trinitario) dan parameter mutu fisik ditentukan berdasarkan sifat-sifat morfologi buah dan biji. Variabel mutu fisik yang diamati meliputi: bobot segar buah, rasio panjang/lebar buah, bobot segar biji, jumlah biji, bobot segar per biji, tebal biji, rasio panjang/lebar biji, bobot kering per biji, dan jumlah biji per 100 g. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan one-way anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe Trinitario mendominasi pada rentang elevasi 154,00–267,20 m dpl, sedangkan tipe Forastero lebih mendominasi pada rentang elevasi 302,00–401,00 dan 469,20–657,90 m dpl. Seluruh mutu fisik biji kakao jenis Forastero pada elevasi 469,20–657,90 m dpl  nyata lebih tinggi dibandingkan rentang elevasi di bawahnya, sedangkan Criollo nyata lebih tinggi pada bobot kering per biji dan jumlah biji per 100 g, dan Trinitario nyata lebih tinggi pada  ketebalan biji.id-ID
dc.descriptionCacao genotype most cultivated in Indonesia divided into three main groups, namely Criollo, Forastero, and Trinitari. Beside genetical factor, the pod and beans qualities are also strongly influenced by the environment in which the plant grows. The research aimed to analyze the types and physical qualities of the pod and bean from Patuk, Gunungkidul at three elevations range (154.00–267.20, 302.00–401.00, and 469.20–657.90 m above sea level/asl). The research was conducted at smallholder plantations in Patuk District, Gunungkidul, Yogyakarta from September until Desember 2017. As many as 40–42 samples were randomly taken from each elevation range and analyzed by descriptive statistic and one-way anova. The parameters observed  were  cocoa types identification (Criollo, Forastero, and Trinitario), pod’s physical quality (fresh weight of fruits, length to width ratio, fresh weight of beans, number of beans, and  fresh weight of one bean), and bean’s physical quality (thickness, length/width ratio, dry weight of one bean, and number of beans in 100 g). The results showed that Trinitario cacao type dominates at elevation range of 154.00–267.20 m asl, while Forastero dominates at elevation range of 302.00–401.00 and 469.20–657.90 m asl. The pod physical qualities of Criollo, Forastero, and Trinitario showed highest  fresh weight per bean at 469.20–657.90 m asl compared to those at lower elevation (increased 19.05%–31.94%). At elevation of 469.2–657.9 m asl, Forastero shown  higher beans physical quality at all variables, whereas  Criollo was significantly higher dry weight per bean and number of beans per 100 g, and Trinitario shown significantly higher bean thickness.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bultri/article/view/8523
dc.identifier10.21082/jtidp.v5n1.2018.p11-20
dc.languageind
dc.publisherPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunanen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bultri/article/view/8523/7814
dc.rightsCopyright (c) 2018 Jurnal Tanaman Industri dan Penyegaren-US
dc.rightshttp://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0en-US
dc.sourceJurnal Tanaman Industri dan Penyegar; Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar; 11-20en-US
dc.sourceJurnal Tanaman Industri dan Penyegar; Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar; 11-20id-ID
dc.source2528-7222
dc.source2356-1297
dc.subjectElevasi; fisik; kakao; mutu; performaid-ID
dc.subjectid-ID
dc.subjectCocoa; elevation; performance; physical; qualityen-US
dc.subjecten-US
dc.titleAnalisis Sebaran Tipe dan Performa Mutu Fisik Kakao pada Tiga Rentang Elevasiid-ID
dc.titleAnalysis of Cacao Types Distribution and Physical Quality Performance at Three Elevation Rangesen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typeen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
ANALYSIS OF CACAO TYPES DISTRIBUTION AND PHYSICAL QUALITY PERFORMANCE AT THREE ELEVATION RANGES.pdf
Size:
1.1 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: