ULAT BULU TANAMAN MANGGA DI PROBOLINGGO: IDENTIFIKASI, SEBARAN, TINGKAT SERANGAN, PEMICU, DAN CARA PENGENDALIAN

dc.contributoren-US
dc.coverageen-US
dc.coverageen-US
dc.coverageen-US
dc.creatorBaliadi, Yuliantoro; BALITKABI
dc.creator., Bedjo; BALITKABI
dc.creator., Suharsono; BALITKABI
dc.date2013-05-02
dc.date.accessioned2018-05-02T06:45:39Z
dc.date.available2018-05-02T06:45:39Z
dc.date.issued2013-05-02
dc.descriptionSetelah terjadi ledakan populasi pada Maret-April 2011, ulat bulu dinyatakan sebagai hama potensial tanamanmangga di Probolinggo, Jawa Timur. Ledakan ulat bulu di Probolinggo telah dikaji melalui pengujian di laboratoriumdan observasi di lapangan. Terdapat empat spesies ulat bulu yang menyerang tanaman mangga, yaitu Arctornissubmarginata, Lymantria marginalis, Lymantria atemeles, dan Dasychira inclusa. Serangan ulat bulu terjadi disembilan desa dan kerusakan terparah terdapat di Kecamatan Leces, Tegal Siwalan, dan Sumberasih. Tingkatserangan hama ulat bulu berkisar antara 0−20% dari total populasi mangga dengan kehilangan daun mencapai100%. A. submarginata merupakan spesies yang dominan dan penyebab utama kehilangan daun pada tanamanmangga. Siklus hidup A. submarginata dari telur hingga ngengat berkisar 4−5 minggu. Musim hujan yang panjang,debu vulkanik, penanaman mangga yang menuju satu jenis, yakni manalagi, program hutan produksi, dan penggunaaninput agrokimia ditengarai menjadi penyebab utama menurunnya keanekaragaman hayati pada agroekosistemtanaman mangga sehingga menimbulkan ledakan populasi A. submarginata. Kekacauan populasi pascamigrasi A.submarginata dari pertanaman teh dan kemampuan adaptasinya yang tinggi pada tanaman mangga menyebabkanterjadinya peningkatan populasi ulat bulu pada tanaman mangga. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa jenis danpopulasi musuh alami ulat bulu tergolong tinggi, dan 60−75% pupa terinfeksi oleh patogen serangga (baculovirusdan cendawan) dan 10−15% mati oleh parasitoid. Pengendalian hama terpadu (PHT) untuk A. submarginata harusberdasarkan pada pemantauan dan penarikan contoh. Komponen teknologi PHT yang dianjurkan adalahpengendalian secara kultur teknis, pengendalian hayati, dan penggunaan pestisida berlabel hijau.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/574
dc.identifier10.21082/jp3.v31n2.2012.p%p
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/1139
dc.languageeng
dc.publisherBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanianen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/574/354
dc.source2541-0822
dc.source0216-4418
dc.sourceJurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Vol 31, No 2 (2012): Juni 2012en-US
dc.titleULAT BULU TANAMAN MANGGA DI PROBOLINGGO: IDENTIFIKASI, SEBARAN, TINGKAT SERANGAN, PEMICU, DAN CARA PENGENDALIANen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
ULAT BULU TANAMAN MANGGA DI PROBOLINGGO_ IDENTIFIKASI, SEBARAN, TINGKAT SERANGAN, PEMICU, DAN CARA PENGENDALIAN.pdf
Size:
285.37 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: