Upaya Mempertahankan Eksistensi Cengkeh di Provinsi Maluku Melalui Rehabilitasi dan Peningkatan Produktivitas

dc.contributoren-US
dc.creatorSantoso, Agung Budi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara
dc.date2018-06-29
dc.date.accessioned2019-10-09T09:43:26Z
dc.date.available2019-10-09T09:43:26Z
dc.descriptionABSTRACTClove is one of the commodities that continually contributes to both income national and local levels, as export commodities or fulfills domestic demand. Clove developed at moluccas first in Indonesia, namely; Bacan, Makian, Moti, Ternate, and Tidore. Moluccas have cultivated clove for generations and have high diversity of clove genetic resources. Several famous indigenous cloves are AFO, Tibobo, Tauro, Sibela, Indari, Air mata, Dokiri, Daun Buntal, and others. In addition, there are clove cultivation, namely; Zanzibar, Siputih, Sikotok, and Ambon. Diversity of varieties and agro- ecological conditions makes Moluccas be largest production of clove after South Sulawesi. Due to various constraints, clove production  is  estimated  decreased.  This  is  due  to  lack  of rehabilitation of plants as the impact of low prices or lack of technology  introduction.  This  paper  describes  about  clove production in Maluku with and without rehabilitation. Based on the results of dynamic systems  model, clove production  was projected decline until 15 to 30 years. Efforts to maintain clove existence as clove producer and increase of productivity should be done  immediately  by  plant  rehabilitation  in  the  long  term. Rehabilitation efforts by replacing old plant and replacement 10% of degraded land per year will fulfill the cloves of demand whichincreased 1.5% per year. Plant rehabilitation must be accompanied with increasing productivity in the short term through fertilization to repair the damage crops after harvest.Keywords:  Cloves, crop area, rehabilitation, productivit ABSTRAKCengkeh  merupakan  salah  satu  komoditas  perkebunan  yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional maupun daerah secara berkelanjutan, baik sebagai komoditas ekspor maupun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Cengkeh berkembang pertama kali di lima pulau kecil di Maluku, yakni  Bacan, Makian, Moti,  ternate,  dan  Tidore.  Masyarakat  maluku  telah  mem- budidayakan cengkeh secara turun temurun dan Maluku memiliki keragaman sumber daya genetik cengkeh yang tinggi. Cengkeh asli Maluku yang banyak dikenal adalah  cengkeh AFO, Tibobo, Tauro, Sibela, Indari, Air mata, Dokiri, dan Daun Buntal, sedangkan cengkeh budi daya yaitu Zanzibar, Siputih, Sikotok, dan Ambon. Keanekaragaman  varietas  dan  kondisi  agroekologi  yang mendukung menjadikan Maluku sebagai produsen cengkeh terbesar di Indonesia setelah Sulawesi Selatan. Produksi cengkeh di Maluku pada masa mendatang diperkirakan akan terus menurun karena berbagai kendala, terutama akibat minimnya peremajaan atau rehabilitasi tanaman rusak karena ditinggalkan petani sebagai dampak  rendahnya harga atau minimnya  introduksi teknologi sehingga produktivitas tanaman rendah. Tulisan ini menjelaskan proyeksi produksi cengkeh Maluku dengan dan tanpa rehabilitasi. Berdasarkan hasil analisis model sistem dinamis diproyeksikan penurunan produksi cengkeh terus berlanjut hingga 15 sampai 30 tahun  mendatang.  Upaya  mempertahankan  eksistensi  Maluku sebagai penghasil cengkeh dan peningkatan produksi harus segera dilakukan terutama dengan cara rehabilitasi tanaman dalam jangka panjang. Upaya rehabilitasi dengan cara mengganti tanaman tua danmempebaiki 10% lahan rusak per tahun akan memenuhi permintaan cengkeh yang meningkat 1,5% per tahun. Rehabilitasi tanaman harus diiringi dengan upaya peningkatan produktivitas melalui pemupukan guna memperbaiki kerusakan tanaman setelah panen dan dilakukan dalam jangka pendek.Kata  kunci: Cengkeh,  areal  pertanaman,  rehabilitasi, produktivitaen-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/7672
dc.identifier10.21082/jp3.v37n1.2018.p26-32
dc.identifier.urihttp://124.81.126.59/handle/123456789/7848
dc.languageeng
dc.publisherBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanianen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/7672/7889
dc.rightsCopyright (c) 2018 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanianen-US
dc.rightshttp://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0en-US
dc.sourceJurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Vol 37, No 1 (2018): Juni, 2018; 26-32en-US
dc.source2541-0822
dc.source0216-4418
dc.subjectCloves, crop area, rehabilitation, productiviten-US
dc.titleUpaya Mempertahankan Eksistensi Cengkeh di Provinsi Maluku Melalui Rehabilitasi dan Peningkatan Produktivitasen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
7672-28483-1-PB.pdf
Size:
756.31 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: