PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI DI LAHAN KERING DESA WAISAMET KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR (SBT)

dc.contributor.authorKaihatu, Sheny
dc.contributor.authorYA, Fauziah
dc.contributor.otherBalai Pengkajian Teknologi Pertanianen_US
dc.date.accessioned2019-08-07T05:28:23Z
dc.date.available2019-08-07T05:28:23Z
dc.date.issued2017-10
dc.descriptionKedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung, dan sebagai sumber protein nabati utama bagi masyarakat. Kebutuhan kedelai nasional dari tahun ke tahun meningkat sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Kedelai merupakan sumber makanan yang mengandung protein tinggi, rendah kolesterol dan harga terjangkau (Departemen Pertanian, 2008). Kedelai selain sebagai sumber protein nabati yang dapat diolah dalam beragam jenis seperti tempe, tahu, kecap, taoco, taoge, dan minyak (Damardjati et al. 1996 dalam M. P. Sirappa dan A. N. Susanto, 2008), juga merupakan bahan pakan ternak dan industri (Nugraha, 1993; Balitkabi, 2006; M. P. Sirappa dan A. N. Susanto, 2008). Perhatian pemerintah terhadap kedelai semakin meningkat dengan terus meningkatnya konsumsi kedelai nasional dari tahun ke tahun sebagai bahan pangan, bahan baku industri maupun sebagai pakan ternak.en_US
dc.description.abstractKedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama yang sudah banyak diusahakan oleh petani di Maluku, hanya saja hasil yang diperoleh masih jauh dari potensi hasil yang bisa dicapai dengan perbaikan teknologi melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Kajian PTT dilaksanakan pada lahan kering milik petani kooperator di desa Waisamet, Kecamatan Bula Barat Kabupaten Seram Bagian Timur dengan luas lahan 0,5 ha, berlangsung dari bulan April-Desember 2015. Varietas kedelai yang ditanam adalah Grobogan. Pengkajian dilaksanakan dengan melibatkan 2 orang petani kooperator untuk melaksanakan teknologi PTT dan 1 orang petani non kooperator yang melaksanakan sesuai dengan kebiasaan petani. Untuk mengukur tingkat kemampuan pengembalian atas biaya usaha tani kedelai dengan penerapan teknologi PTT digunakan analisis kelayakan usahatani berupa R/C Ratio sedangkan untuk mengetahui atau mengukur kelayakan teknologi introduksi dalam memberi nilai tambah terhadap teknologi petani digunakan MBCR (Marginal Benefit Cost Ratio). Hasil kajian menunjukkan bahwa produktivitas kedelai varietas Grobogan melalui pendekatan PTT adalah 1,97 t/ha sedangkan hasil petani sebesar 1 t/ha. Hasil analisis finansial berdasarkan nilai R/C ratio teknologi PTT I=1,5 ; teknologi PTT II=1,6 dan teknologi petani=1,3. Sedangkan nilai MBCR=2,2 maka PTT II layak secara ekonomis untuk dikembangkan dilahan kering desa Waisamet.en_US
dc.identifier.isbn978-602-6954-16-9
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7325
dc.publisherBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectKedelai, Lahan Kering, PTTen_US
dc.titlePENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI DI LAHAN KERING DESA WAISAMET KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR (SBT)en_US
dc.typeBooken_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
66. (PTT) KEDELAI DI LAHAN KERING_Sheny.pdf
Size:
165.24 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: