Bioetika Pemanfaatan Patogen Serangga untuk Pengendalian Hama secara Hayati

dc.contributor.authorIndrayani ...[at al], I G.A.A.
dc.contributor.otherBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanianen_US
dc.date.accessioned2021-03-08T01:50:21Z
dc.date.available2021-03-08T01:50:21Z
dc.date.issued2009-12
dc.description.abstractBioetika Pemanfaatan Patogen Serangga untuk Pengendalian Hama secara Hayati. Pemanfaatan patogen serangga dalam pengendalian serangga hama sudah sejak lama dilakukan. Sebagai alternatif substitusi pestisida kimia patogen serangga masih memiliki banyak kelemahan-kelemahan, seperti: daya bunuh yang lambat dan sempitnya kisaran inang, sehingga dianggap kurang mampu bersaing dengan cara-cara pengendalian hama lainnya. Perkembangan bioteknologi yang kian pesat akhir-akhir ini juga berpengaruh terhadap perkembangan biopestisida yang akan memiliki peranan penting dalam sistem pengelolaan hama di masa mendatang. Patogen serangga yang berpotensi sebagai kandidat biopestisida adalah: bakteri, virus, jamur, dan nematoda. Saat ini bakteri dan virus mendapat perhatian serius untuk direkayasa secara genetik, selain karena mudah diproduksi secara masal, juga untuk meningkatkan efektifitas dan patogenisitasnya. Pengembangan patogen serangga secara bioteknologi tidak dapat lepas dari isu-isu lingkungan yang gencar diperdebatkan saat ini. Meskipun pengembangan bioteknologi sarat dengan kepentingan manusia, namun har monisasi dengan lingkungan tidak dapat diabaikan. Bioetika dalam pemanfaatan patogen serangga hasil rekayasa genetik sangat diperlukan untuk mengurangi pengaruh negatif produk bioteknologi terhadap lingkungan. Mengaplikasikan produk-produk transgenik, khususnya patogen serangga hendaknya dilakukan secara bijak dan mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem alam. Resistensi hama terhadap Bacillus thuringiensis (Bt) pada tanaman hasil transgenik dapat diperlambat dengan cara menanam bersama-sama tanaman Bt transgenik dan non transgenik sebagai refuge. Untuk mengurangi kontaminasi terhadap baculovirus alami yang persisten di dalam tanah, maka perlu direkayasa baculovirus yang persistensinya di alam rendah. Selain itu laju resistensi hama juga dapat diperlambat melalui penggunaan pestisida biorasional, seperti feromon seks serangga, atau zat pengatur pertumbuhan serangga yang dikombinasi atau dirotasi penggunaannya pada tanaman-tanaman transgenik.en_US
dc.identifier.isbn978-602-8218-40-5
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/11770
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBB Biogenen_US
dc.subjectBioetika, patogen serangga, tanaman transgenik, pengendalian hama.en_US
dc.titleBioetika Pemanfaatan Patogen Serangga untuk Pengendalian Hama secara Hayatien_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
patogen serangga2009.pdf
Size:
62.52 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
Pemanfaatan Patogen Serangga untuk Pengendalian Hama
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: