Kendala Adopsi Benih Bersertifikat untuk Usahatani Kentang

dc.contributoren-US
dc.creatorsayaka, Bambang
dc.creatorHestina, Juni
dc.date2016-08-11
dc.date.accessioned2018-06-04T08:01:57Z
dc.date.available2018-06-04T08:01:57Z
dc.date.issued2016-08-11
dc.descriptionEnglishMost potato farmers in Indonesia do not adopt certified potato seed. Relatively expensive price of certified seed is the main reason the farmers apply the seed produced by themselves. In general, prices of potato produced using certified seed and those produced using uncertified seed are relatively equal. The farmers who regularly apply certified seed are those having partnership with the potato processor. High risk of potato seed production discourages the certified seed producers to produce it in sufficient amount for market supply. Less cost of certified seed production and improved potato selling price will enhance farmers’ adoption of certified seed. The government needs to empower the farmers to produce quality seed by themselves through informal seed system development rather than they have to depend on commercial certified-seed produced by the formal seed industry. IndonesianAdopsi benih kentang bermutu oleh petani kentang di berbagai daerah relatif rendah. Harga benih kentang bersertifikat yang relatif lebih mahal dibanding benih kentang yang dibuat sendiri oleh petani merupakan alasan utama petani tidak menggunakan benih bersertifikat. Harga kentang yang berasal dari benih buatan sendiri dibanding harga kentang yang berasal dari benih bersertifikat jika dijual ke pasar umum harganya relatif sama. Penggunaan benih kentang bersertifikat dilakukan petani terutama untuk kemitraan dengan prosesor kentang. Risiko tinggi dalam memproduksi benih kentang bersertifikat merupakan disinsentif bagi penangkar benih kentang untuk berproduksi dalam jumlah yang memadai. Kemudahan dalam menangkarkan benih bersertifikat dan membaiknya harga jual kentang akan meningkatkan adopsi petani terhadap benih kentang bersertifikat. Pemerintah juga harus berinisiatif agar petani secara mandiri bisa menghasilkan benih kentang bermutu melalui pengembangan sistem benih informal dan tidak harus bergantung pada benih kentang komersial yang dihasilkan industri benih formal.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/view/3902
dc.identifier10.21082/fae.v29n1.2011.27-41
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/5273
dc.languageeng
dc.publisherPusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanianen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/fae/article/view/3902/3244
dc.rightsCopyright (c) 2016 Forum Penelitian Agro Ekonomien-US
dc.source2580-2674
dc.source0216-4361
dc.sourceForum penelitian Agro Ekonomi; Vol 29, No 1 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi; 27-41en-US
dc.titleKendala Adopsi Benih Bersertifikat untuk Usahatani Kentangen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
KENDALA ADOPSI BENIH BERSERTIFIKAT UNTUK USAHATANI KENTANG.pdf
Size:
253.34 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: