Kajian Penggunaan Pestisida Biorasional Terhadap Serangan Hama Dan Penyakit Utama Serta Produktivitas Tomat Dan Cabai Di Desa Waihatu, Kabupaten Seram Bagian Barat

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Hama dan penyakit pada tanaman Cabai dan Tomat pada sentra produksi tanaman sayuran di Maluku merupakan factor pembatas dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman. Kajian Penggunaan Pestisida Biorasional terhadap Serangan Hama dan Penyakit Utama serta Produktivitas Tomat dan Cabai di Desa Waihatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, bertujuan untuk mendapatkan 1 (satu) paket teknologi pengendalian hama dan penyakit utama tomat dan cabai yang efektif dengan pestisida biorasional. Metode penelitian meliputi kegiatan di lapangan dengan menggunakan lahan petani sayuran di Desa Waehatu Kabupaten SBB. Varietas yang digunakan adalah Arthaloka untuk tomat dan Hero untuk cabai. Teknik budidaya lainnya, seperti pengolahan tanah, dosis pemupukan dan pemeliharaan tanaman dilakukan sesuai rekomendasi secara PTT. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok, terdiri atas 6 perlakuan dengan 3 kali ulangan, sehingga terdapat 18 unit perlakuan masing-masing untuk tomat dan cabai. Perlakuan yang dikaji adalah (A.) AG1 (perlakuan ekstrak kasar Alpinia galanga (lengkuas/laos) 1 bb), (B.) AN1 (perlakuan ekstrak kasar Andropogon nardus (serai wangi) 1 bb), (C.) AI1 (perlakuan ekstrak kasar Azadirachta indica (nimba) 1 bb), (D.) CM1 (perlakuan ekstrak kasar Cucurbita moschata (kalabasa) 1 bb), (E.) pestisida kimia Deltametrin 2,5 EC 0,2%, dan (F.) Kontrol (tidak diaplikasi biorasional ataupun pestisida kimia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan pestisida biorasional mulai terlihat pengaruhnya pada umur tanaman 52 hari. Intensitas kerusakan tanaman tomat terendah diperoleh pada perlakuan ekstrak kasar Nimba (8,17%), menyusul Serai Wangi (10,53%), Lengkuas (14,04%), dan terbesar adalah kontrol (35,65%), sedangkan pada cabai belum ada kerusakan. Pestisida biorasional yang mempunyai persentase kerusakan tanaman tomat lebih rendah dari pembanding pestisida kimiawi, Deltametrin (15,02%) adalah Nimba, Serai Wangi dan Lengkuas, sedangkan Kalabasa lebih tinggi dari (15,21%), sehingga ketiga pestisida biorasional tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Efikasi aplikasi pestisida biorasional pada tanaman tomat dilihat dari intensitas serangan hama penyakitnya dibandingkan dengan kontrol menunjukkan nilai diatas 50%. AG1 (perlakuan ekstrak kasar Alpinia galanga (lengkuas/laos) 1 bb) dengan tingkat efikasi tertinggi yaitu 79,6%, CM1 (perlakuan ekstrak kasar Cucurbita moschata (kalabasa) 1 bb) 74,67%, AI1 (perlakuan ekstrak kasar Azadirachta indica (nimba) 1 bb) 67,62%, dan AN1 (perlakuan ekstrak kasar Andropogon nardus (serai wangi) 1 bb) 53,22%. Sedangkan pada tanaman cabai menunjukkan nilai efikasi tertinggi diatas 50% hanya pada AG1 (perlakuan ekstrak kasar Alpinia galanga (lengkuas/laos) 1 bb) dengan tingkat efikasi tertinggi yaitu 71,12% dan AN1 (perlakuan ekstrak kasar Andropogon nardus (serai wangi) 1 bb) 52,41%.
Description
Keywords
Pestisida Biorasional, Tomat, Cabai, Lycopersicum esculentum Mill, Capsicum frutescens L., Hama penyakit
Citation