Respon Petani terhadap Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Melalui Tumpangsari Tanaman Jagung-Padi di Kabupaten Pemalang

Abstract
Sistem tanam tumpangsari merupakan metode yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan dari dimensi waktu maupun ruang khususnya di daerah yang sering mengalami keterbatasan sumber daya air pada musim kemarau. Sistem ini dipercaya dapat meningkatkan populasi padi dan jagung sebesar 150% dibanding monokultur, sehingga pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui respon petani di kabupaten Pemalang terhadap teknologi tumpangsari jagung-padi gogo serta mendapatkan umpan balik untuk mengetahui respon petani terhadap hasil pengkajian. Pengkajian dilakukan di lahan seluas dua hektar di Desa Kwasen, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang yang melibatkan dua petani kooperator pada MT II (Maret-September 2019. Padi yang digunakan yaitu varietas Inpari 40, Inpari 42, Inpago 9, Inpago 10 dan Biopatenggang. Sedangkan varietas jagung yang ditanam adalah Bisi 18, Nasa P29, NK Sumo dan Pioner. Jarak tanam yang dicoba meliputi jagung: legowo 2: 1 jarak tanam (40 x 140) x 12,5 cm, padi: legowo 6: 1 jarak tanam (20 x 80) x 10 cm dan jagung: legowo 2: 2 jarak tanam (40 x 110) x 20 cm, padi: legowo 4: 1 jarak tanam (20 x 90) x 20 cm. Variabel respon yang diukur meliputi keragaan tumpangsari, keragaan tanaman, kemudahan penerapan tumpangsari di luar musim dan kemudahan penerapan masing-masing komponen teknologi. Kuisioner diberikan kepada 30 responden bersamaan dengan pengamatan langsung ke lapangan. Hasil menunjukkan bahwa respon petani cukup (48,33%) terhadap keragaan tumpangsari dan baik (75,67%) terhadap keragaan tanaman. Sedangkan respon petani cukup (66,67%) terhadap kemudahan tumpangsari di luar musim dan baik (68%-92,33%) pada penerapan masing-masing komponen tumpangsari.
Description
9 hlm.; tabel
Keywords
LUAR MUSIM, JARAK TANAM, INPARI, INPAGO, BISI, NASA, PIONER
Citation