Organogenesis Bunga Aksis Pisang Bergenom AAB dan ABB

dc.contributoren-US
dc.creatorLisnandar, Dea Silvia; Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, IPB, Jln. Meranti, Dramaga, Bogor 16680
dc.creatorFajarudin, A; Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jln. Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor 16911
dc.creatorEffendi, Darda; Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, IPB, Jln. Meranti, Dramaga, Bogor 16680
dc.creatorTambunan, Ika Roostika; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jln. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111
dc.date2016-04-13
dc.date.accessioned2019-10-09T09:43:10Z
dc.date.available2019-10-09T09:43:10Z
dc.descriptionPenyimpanan in vitro merupakan teknik yang cocok diterapkan  pada tanaman pisang yang berkembang biak secara vegetatif. Namun demikian, perlu adanya optimasi regenerasi tanaman pisang terlebih dahulu. Regenerasi tanaman pisang melalui bunga aksis masih belum banyak dikembangkan. Tingginya tingkat kontaminasi pada eksplan yang berasal dari anakan (sucker) dan tingkat pencokelatan pada biakan pisang yang mengandung genom B menjadi kendala dalam perbanyakan tanaman pisang secara masal melalui kultur jaringan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formulasi media yang efektif untuk morfogenesis bunga aksis pisang yang begenom AAB (Kosta dan Raja Bulu) dan ABB (Kepok, Siem, dan Ayam) yang diregenerasikan secara organogenesis. Percobaan dirancang secara faktorial menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Eksplan yang digunakan dalam penelitian ini adalah potongan bunga aksis dari bunga jantan. Perlakuan pada percobaan ini adalah konsentrasi 6-benzil adenin (BA) (0, 1, 3, dan 5 mg/l), thidiazuron (TDZ) (0 dan 0.1 mg/l) serta kombinasi BA dan TDZ. Hasil sidik ragam menunjukkan tidak terdapat interaksi yang nyata antara BA dan TDZ terhadap pertumbuhan nodul dan tunas pada semua pisang. Benzil adenin secara nyata memengaruhi induksi organogenesis dari bunga aksis dengan taraf terbaik 3 mg/l (varietas Kepok dan Kosta) serta 5 mg/l (Varietas Raja Bulu). Eksplan yang mengalami pencokelatan paling parah adalah Siem dan Ayam, sehingga regenerasinya terhambat atau nodul tidak terbentuk pada formulasi media yang diujikan. Pencokelatan dapat diatasi dengan menambahkan asam askorbat pada media.en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/view/3216
dc.identifier10.21082/jhort.v25n1.2015.p1-8
dc.identifier.urihttp://124.81.126.59/handle/123456789/7757
dc.languageeng
dc.publisherIndonesian Center for Horticulture Research and Developmenten-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/view/3216/2759
dc.rightsCopyright (c) 2016 Indonesian Center for Horticulture Research and Developmenten-US
dc.rightshttp://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0en-US
dc.sourceJurnal Hortikultura; Vol 25, No 1 (2015): Maret 2015; 1-8en-US
dc.source2502-5120
dc.source0853-7097
dc.subjectPisang bergenom AAB dan ABB; Bunga aksis; Organogenesisen-US
dc.titleOrganogenesis Bunga Aksis Pisang Bergenom AAB dan ABBen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
3216-7447-1-SM.pdf
Size:
492.21 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: