Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan Di Provinsi Bengkulu

dc.contributor.authorBudiharti, Uning
dc.contributor.authorY. Gultom, Reni
dc.contributor.otherBalai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)en_US
dc.date.accessioned2021-04-14T07:37:41Z
dc.date.available2021-04-14T07:37:41Z
dc.date.issued2017
dc.description10 hlm.; 2 gambar; tabelen_US
dc.description.abstractDukungan alsitan memberi peran signifikan pada peningkatkan produksi padi di propinsi Bengkulu. Produksi padi selama 2016 mencapai 658.589 ton atau meningkat 106.939 ton dibanding 2015. “Peningkatan tersebut terjadi dengan bertambahnya luas panen dan indeks tanam padi pada 2016, di sembilan wilayah kabupaten dengan optimalisasi program Upsus termasuk alsintan. Anonim, 2016. Ketersediaan alsin mendukung produksi diprovinsi Bengkulu didominasi alsin traktor roda dua dengan status ketersediaan jenuh sebesar 110,93%, traktor roda 4 dan thresher sangat kurang 12,4% dan 4,64%, dan dryer status kurang dengan ketersediaan 44,074%. Indek penggunaan alsin dipropinsi Bengkulu untuk traktor roda dua mencapai 100 persen, traktor roda 4 sekitar 10 – 45 persen, Thresher sekitar 98 %, transplanter dan combine harvester sekitar 10-40% Optimalisasi pemanfaatan alsin dapat dilakukan dengan cara memobilisasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya selain dapat saling memenuhi kekurangan alsin dalam lingkup suatu kabupaten, juga dapat meningkatkan kapasitas kerja alsin tersebut. Radius mobilisasi alsin di provinsi Bengkulu untuk traktor roda dua : 30 km, traktor roda 4 sekitar 10 km dan mesin panen dapat lebih dari 50 km. Namun saat ini kondisi umum, pengelolaan alsintan di tingkat kelompok masih berorientasi pada kepentingan kelompok saja. Penentuan sewa alsin variatif dengan kisaran hari kerja traktor roda dua sekitar 30- 85 hari/musim. Dengan biaya sewa traktor roda dua Rp. 1.400.000 – 1.800.000/ha maka, coverage area minimum untuk mencapai BEP per tahun adalah sekitar 18 ha/thn. Sedangkan untuk thresher hari kerja sekitar 30-70 hari/tahun dengan custom rate berkisar Rp. 864.000 – Rp. 3.500.000 dan coverage area minimum adalah 2-6 ha. Makin rendah biaya sewa alsin maka coverage area minimum untuk mencapai BEP makin besar dan demikian sebaliknya. Terdapat potensi peningkatan kapasitas kerja alsintan sebesar lebih dari 12% melalui optimalisasi pemanfaatan alsintan.en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/12523
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBalai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)en_US
dc.subjectOPTIMALISASIen_US
dc.subjectALSINTANen_US
dc.subjectMOBILISASIen_US
dc.subjectINDEKS PENGGUNAANen_US
dc.subjectCOVERAGE AREAen_US
dc.subjectALSINTAN DI PROVINSI BENGKULUen_US
dc.titleOptimalisasi Pemanfaatan Alsintan Di Provinsi Bengkuluen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
47. Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan Di Provinsi Bengkulu – Uning Budiharti dan Reni Y Gultom (BB MEKTAN).pdf
Size:
1.12 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: