Strategi Pencapaian Swasembada Kedelai melalui Perluasan Areal Tanam di Lahan Kering Masam

dc.contributoren-US
dc.creatorHarsono, Arief; Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian,Malang
dc.date2015-11-16
dc.date.accessioned2018-06-04T07:35:27Z
dc.date.available2018-06-04T07:35:27Z
dc.descriptionProduksi kedelai di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 1995 dengan luas panen 1,48 juta ha dan produksi 1,52 juta ton. Setelah itu luas panen terus menurun dan pada tahun 2007 tinggal 31% dengan produksi hanya 592 ribu ton.Kebutuhan kedelai untuk konsumsi dalam negeri pada tahun 2007 mencapai 1,94 juta ton, sehingga kekurangannya harus dipenuhi melalui impor cukup banyak. Pada tahun 2020, penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 278 juta jiwa dan konsumsi kedelai per kapita 9,46 kg/tahun, sehingga dibutuhkan 2,6 juta ton kedelai. Apabila produktivitas nasional kedelai 1,3 t/ha, untuk memenuhi kebutuhan kedelai pada tahun 2020 diperlukan areal tanam 2,0 juta ha. Areal panen kedelai di Indonesia pada tahun tersebut apabila tidak ada program khusus yang direspon petani hanya akan mencapai 500 ribu ha. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri diperlukan perluasan areal tanam yang cukup besar. Di Indonesia terdapat lahan kering masam yang cukup luas dan potensial dikembangkan untuk usahatani kedelai. Di Lampung, misalnya, tersedia lahan sekitar 164 ribu ha, namun kedelai harus bersaing dengan ubi kayu yang pangsa pasarnya sudah terjamin atau bersaing dengan jagung atau padi gogo. Untuk itu, agar kedelai dapat berkembang dan tidak terjadi kompetisi penggunaan lahan, sebaiknya diterapkan pola tanam tumpang sari ubi kayu baris ganda jagung atau padi gogo-kedelai, jagung-kedelai monokultur atau padi gogokedelai monokultur. Agar kedelai dapat memberikan hasil yang memadai di lahan masam perlu digunakan varietas toleran tanah masam, pemberian amelioran berupa dolomit dan pupuk kandang serta pemupukan NPK. Dengan teknologi tersebut, kedelai yang ditanam secara monokultur di lahan kering masam dapat memberi hasil sekitar 2,0 t/ha dan yang diusahakan secara tumpangasari 1,0 t/ha. Untuk dapat berkembang baik di lahan kering masam, kedelai juga memerlukan perbaikan harga dan sistem agribisnis kedelai, mulai dari hulu (penyediaan sarana produksi dan alsintan) hingga hilir (pengelolaan pascapanen dan tata niaga kedelai).en-US
dc.formatapplication/pdf
dc.identifierhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2645
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/4248
dc.languageeng
dc.publisherPuslitbang Tanaman Panganen-US
dc.relationhttp://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2645/2284
dc.rightsCopyright (c) 2015 Buletin Iptek Tanaman Panganen-US
dc.source1907-4263
dc.sourceIptek Tanaman Pangan; Vol 3, No 2 (2008): Oktober 2008en-US
dc.titleStrategi Pencapaian Swasembada Kedelai melalui Perluasan Areal Tanam di Lahan Kering Masamen-US
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/article
dc.typeinfo:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.typePeer-reviewed Articleen-US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Strategi Pencapaian Swasembada Kedelai melalui Perluasan Areal Tanam di Lahan Kering Masam.pdf
Size:
221.22 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
0 B
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: