Etnobotani Pulau Buru dalam Pembangunan Pertanian Kepulauan Berwawasan Agribisnis

Loading...
Thumbnail Image
Date
2005
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Abstract
Komitmen bahwa Provinsi Maluku adalah profinsi kepulauan seyogyanya di dukung dengan dasar yang lengkap meliputi informasi pulau besar dan kecil, pulau berpenghuni dan belum berpenghuni, serta pulau dengan nama anonym. Data di maksud di peroleh dengan melakukan studi monograf pada setiap pulau. Idealnya pendekatan kebijakan Ambon tidak bisa di jadikan acuan umum untuk di terapkan pada pulau yang lain. Studi monografi yang kami lakukan adalah studi etnobotani pulau Buru, menggunakan konsep etnologi dan botani. Kedua pendekatan ini menginformasikan pemahaman masyarakat asli Buru, rang Bupolo, hubungannya dengan lingkungan alam. Makalah akan menyajikan salah satu studi etnobotani pulau Buru yaitu eksploitasi dan system pengelolaan sumberdaya lingkungan alam seperti berburu, memancing dan bertani. Kegiatan pertanian dalam arti luas yaitu pengetahuan orang Buru mengelola komoditi utama seperti kacang tanah (warahe, Arachis hypogaen L) hotong(feten, Setaria itallica), padi (hala, Oryza sativa L), jagung (biskutu, Zea mays), kentang (manasulut, Solanum tuberosum L), dan ketela pohon (kasbi, Manihot esculenta Crantz). Komoditi lainnya sagu (bialahin, Metroxylon sagu), kayu putih (gelan, Melaleuca leucadendron L) dan dammar kaumobo, Agathis dammara). Makalah in dilengkapi pula diskripsi kelompok social, organisasi territorial, ruang dan waktu. Kemudian bagaimana memahami strategi orang Buru mengepung pengaruh pelaku ekonomi modern yang senantiasa mengganggu kestabilan hidup mereka orang Buru sebagai petani tradisional telah melakukan sendiri fungsi produksi (agronomi agroindustri) dan fungsi pemasaran (agroniaga). Mereka menguasai teknologi sederhana, salah satunya menyuling daun kayu putih. Semua keterampilan yang mereka kuasai seyogyanya di pahami pelaku ekonomi modern dimana hanya dengan sedikit sentuhan inovasi teknologi baru, maka tidak menimbulkan gangguan terhadap apa yang sebelumnya mereka kuasai. Komponen agronomi, agroindustri dan agroniaga adalah komponen bebas yang di dalam pertanian modern sudah dilakukan institusi khusus yang di kendalikan oleh Negara sehingga seluruhnya terkait secara rapih dan saling mempengaruhi dengan komponen lain. Perubahan di salah satu komponen akan membawa dampak kepada yang lain. Seluruh mata rantai ini disebut agribisnis. Dari kearifan menguasai lingkungan alam, orang Buru dapat berpartisipasi membangun dengan kokoh pilar pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis
Description
Keywords
Etnobotani, Pertanian kepulauan, Agribisnis
Citation