POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN USAHA TANI TERPADU BERBASIS KAWASAN DI LAHAN RAWA

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Abstract
Description
Ketersediaan lahan kering dan lahan sawah untuk pengembangan pertanian menurun signifikan antara lain karena alih fungsi lahan untuk keperluan nonpertanian. Di sisi lain, produksi komoditas pertanian perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat. Tulisan ini membahas potensi lahan rawa untuk pengembangan usaha tani terpadu secara berkelanjutan. Luas lahan rawa di Indonesia mencapai 34,93 juta ha. Di Kalimantan Selatan, luas lahan rawa tercacat 4.969.824 ha, terdiri atas lahan rawa pasang surut, lahan gambut, dan rawa lebak yang berpotensi untuk pengembangan pertanian terpadu berbasis kawasan. Per-masalahan dalam pemanfaatan lahan rawa adalah miskin hara, bersuasana anaerob, banyak yang bergambut tebal, berpirit dan bila dialihfungsikan akan mengeluarkan senyawa yang dapat meracuni tanaman (sulfida, besi fero, dan asam-asam organik), serta pH tanah rendah. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa, dukungan teknologi dan sumber daya manusia diperlukan melalui konsep pemanfaatan berbasis kawasan, yang terdiri atas sentra pertanian dan kawasan pertanian. Kawasan pertanian dikembangkan ber-dasarkan kelompok komoditas, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, melalui pendekatan agroekosistem, sistem agribisnis terpadu dan terintegrasi, partisipatif, dan diversifikasi. Tahapan pengembangan meliputi inisiasi, penum-buhan, pengembangan, pemantapan, dan integrasi antarkawasan. Pemanfaatan lahan rawa untuk usaha tani terpadu sangat memungkinkan dengan teknologi pengapuran (amelorasi) dan pemupukan, pemilihan komoditas adaptif di lahan rawa, serta teknologi budi daya yang bersifat ramah lingkungan.
Keywords
Usaha tani terpadu; lahan rawa; agro-ekosistem; teknologi pertanian
Citation