Sikap Konsumen Terhadap Harga Referensi Komoditas Hortikultura Strategis : Studi Kasus Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat (Consumer’s Attitude Towards the Reference Price of Strategic Horticulture Commodity : Case of Study in Cengkareng, West Jakarta)

Abstract
Description
Solusi jangka pendek untuk menstabilkan harga bawang merah dan cabai adalah dengan melakukan impor produk-produk hortikultura tersebut dari negara lain saat harga melonjak naik. Kuota impor baru akan dibuka apabila harga bawang merah dan cabai di pasar eceran melebihi harga referensi yang telah ditetapkan. Penelitian  bertujuan menganalisis sikap dan faktor-faktor yang memengaruhi sikap konsumen terhadap harga referensi yang ditetapkan pemerintah pada komoditas bawang merah dan cabai sebagai masukan untuk penentuan harga referensi. Penelitian  dilakukan pada Bulan Desember 2015 di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat dengan metode survey menggunakan kuesioner. Data yang diambil dalam penelitian ini berupa karakteristik responden dan sikap konsumen apakah bersedia membayar lebih tinggi dari harga referensi yang ditetapkan atau tidak. Dari survey yang dilakukan ditemukan bahwa sebagian besar konsumen menunjukkan sikap bersedia membayar lebih tinggi dari harga referensi yang ditetapkan. Rata-rata harga tertinggi yang bersedia dibayarkan oleh konsumen adalah sebesar Rp38.272,00/kg untuk komoditas bawang merah, Rp 41.800,00/kg untuk komoditas cabai merah atau cabai merah keriting dan Rp42.221,00/kg untuk komoditas cabai rawit merah. Studi ini merekomendasikan kemungkinan penetapan ulang harga referensi bawang merah dan cabai dengan tingkat harga yang lebih tinggi dibanding yang telah ditetapkan. KeywordsBawang merah; Cabai; Sikap konsumen; Harga referensi  AbstractA short solution to stabilize shallot and chili price is frequently carried out by importing those commodity from other countries when the price are high. Import quota is opened when shallot and chili price in retail market above the reference price. No revision has been done yet since shallot and chili’s reference price were announced in 2013. The objective of this research is to analyze consumer’s attitude and factors affecting consumer’s attitude regarding the 2013 reference price, whether they are willing to pay higher or not.  This research was conducted in December 2015 in Cengkareng Subdistrict, West Jakarta. Survey method was used for collecting data through the use of structured questionnaire. Most important information gathered were the characteristics of consumer respondents and their attitude towards shallot and chili’s reference prices. Results suggest that most respondents are willing to pay higher than the reference prices. In average they are willing to pay as much as IDR 38,272,00/kg for shallot, IDR 41,800,00/kg for chilli pepper, and IDR 42,221,00/kg for cayenne chili pepper. This study recommends the possibility of redetermining the shallot and chili’s reference prices by the price level that is higher than previously set. 
Keywords
Shallot; Chili; Consumer’s attitude; Reference price
Citation