Analisis Integrasi Pasar Beras di Bengkulu

No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Abstract
Description
EnglishThe goal of this research is to analyze spatial integration and vertical integration in Bengkulu rice markets dan its implication for policy application. Four rice markets were evaluated including Bengkulu Municipality, Rejang Lebong Regency, North Bengkulu Regency and South Bengkulu Regency. Weekly series data of 2001 to 2005 were used as sample data in analyzing spatial integration test. The vertical integration  used weekly data of the period of 2002  to 2005 for Kota Bengkulu. Series data of 2001 to 2005 were used for Rejang Lebong, 2004 to 2005 for South Bengkulu and 2002 to 2005 for North Bengkulu. Quantitative methods used in this study were Johansen Cointegration Test, Vector Error Correction Model, and Granger Causality Test. The results indicate that: 1) Rice market in Bengkulu is imperfect on its spatial integration market, from which a shock in Bengkulu Municipality market could be transmited to South Bengkulu Regency and North Bengkulu markets, but not to Rejang Lebong market. Policy implication of this result give indication that to stabilize local rice markets in Bengkulu Province, priority intervention of  local government is to stabilize in Bengkulu Municipality Market, because price stabilization in Bengkulu Municipality could be transmitted to other market in most districts  in Bengkulu Province. 2) Vertical market integration in Bengkulu Municipality and South Bengkulu is imperfect, but statistically such integration is proved significantly in Rejang Lebong Regency and North Bengkulu.IndonesianTujuan penelitian ini adalah menganalisis integrasi spasial dan integrasi vertikal antarpasar beras di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu dan menganalisis implikasi kebijakannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data deret waktu  mingguan. Data deret mingguan diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan Biro Pusat Statistik Bengkulu, yakni sebagai berikut: 1) harga beras konsumen (HBK) tingkat kabupaten dari tahun 2001 sampai tahun  2005 dan 2) harga beras grosir di Kabupaten  (HBG). Rincian sebagai berikut: a) Kota Bengkulu dari tahun 2002 – 2005, b) Rejang Lebong dari tahun 2001 – 2005, c) Bengkulu Utara dari tahun 2002 – 2005, dan d) Bengkulu Selatan dari tahun 2004 –2005.  Metode kuantitatif yang digunakan adalah Uji Kointegrasi Johansen, Vector Error Correction Model dan Uji Kausalitas Granger. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, pasar beras Bengkulu adalah pasar yang terintegrasi spasial secara tidak sempurna, dimana jika terjadi guncangan di pasar kota Bengkulu hanya akan ditransmisikan ke pasar Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara tetapi tidak untuk pasar Rejang Lebong. Implikasi kebijakan dari temuan ini adalah bahwa untuk menstabilisasikan pasar beras lokal di Provinsi Bengkulu maka prioritas intervensi dari pemerintah daerah seharusnya ditujukan pada stabilisasi pasar di Kota Bengkulu, stabilnya pasar beras di Kota Bengkulu akan ditransmisikan ke pasar-pasar kabupaten lainnya kecuali pasar di Kabupaten Rejang Lebong. Kedua, integrasi pasar vertikal di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Selatan adalah tidak sempurna sedangkan keberadaan integrasi vertikal secara statistik dapat dibuktikan signifikan terjadi di Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara.
Keywords
pasar beras; integrasi spasial; integrasi vertikal; uji kointegrasi Johansen; vector error correction model dan uji kausalitas Granger; rice markest; spatial integration; vertical integration; Johansen cointegration test; Granger causality test
Citation