Pengaruh Bahan Organik dan Interval serta Volume Pemberian Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang di Rumah Kaca

No Thumbnail Available
Date
2007-09-30
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Indonesian Center for Horticulture Research and Development
Abstract
Description
ABSTRAK. Kentang merupakan sumber kalori dan mineral penting bagi pemenuhan gizi masyarakat dan permintaannya setiap tahun terus meningkat, sehingga produksi dan produktivitasnya harus ditingkatkan. Lembang merupakan salah satu sentra produksi kentang di Jawa Barat, petaninya sudah menggunakan bibit bermutu baik dan menerapkan teknologi pemupukan sesuai dengan rekomendasi setempat, namun produktivitasnya hingga saat ini masih tergolong rendah, yaitu 16,12 t/ha. Rendahnya produktivitas kentang di Lembang antara lain disebabkan oleh menurunnya kandungan bahan organik tanah dan sistem pengairan masih tradisional terutama pada musim kemarau, yaitu dengan sistem leb dan tidak disesuaikan dengan kebutuhan air tanaman kentang. Oleh karena itu pengelolaan lahan dan air dalam usahatani kentang di Lembang sangat penting, di antaranya dengan pemberian bahan organik dan interval serta volume pemberian air pada periode tumbuh tanaman. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Kabupaten Bandung pada bulan Juni sampai September 2004. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh takaran bahan organik dan interval serta volume pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil kentang. Percobaan menggunakan rancangan petak-petak terpisah dan kombinasi perlakuannya disusun dalam rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Petak utama adalah bahan organik terdiri dari 3 taraf, yaitu (B0) tanpa bahan organik, (B1) 0,125 kg/tanaman, dan (B2) 0,250 kg/tanaman. Anak petak adalah interval pemberian air yang terdiri dari 3 taraf, yaitu (I1) 3 hari, (I2) 6 hari, dan (I3) 9 hari. Anak-anak petak adalah volume pemberian air yang terdiri dari 4 taraf, yaitu (P1) 211,01 ml/hari pada periode pertumbuhan awal + 581,53 ml/hari pada periode vegetatif + 787,51 ml/hari pada periode pembentukan umbi + 265,02 ml/hari pada periode menjelang panen, (P2) 422,02 ml/hari pada periode pertumbuhan awal + 290,76 ml/hari pada periode vegetatif + 787,51 ml/hari pada periode pembentukan umbi + 265,02 ml/hari pada periode menjelang panen, (P3) 422,02 ml/hari pada periode pertumbuhan awal + 581,53 ml/hari pada periode vegetatif + 393,75 ml/hari pada periode pembentukan umbi + 265,02 ml/hari pada periode menjelang panen, dan (P4) 422,02 ml/hari pada periode pertumbuhan awal + 581,53 ml/hari pada periode vegetatif + 787,51 ml/hari pada periode pembentukan umbi + 265,02 ml/hari pada periode menjelang panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) takaran bahan organik dan interval, serta volume pemberian air masing-masing memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tinggi tanaman kentang, bobot kering tanaman, nisbah bobot kering akar, jumlah umbi per tanaman, persentase kelas umbi, bobot umbi per tanaman, dan hasil kentang per hektar dan (2) takaran bahan organik 0,250 kg/tanaman, interval pemberian air 6 hari, dan volume pemberian air 211,01 ml/hari pada periode pertumbuhan awal + 581,53 ml/hari pada periode vegetatif + 787,51 ml/hari pada periode pembentukan umbi + 265,02 ml/hari pada periode menjelang panen memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang diuji lainnya terhadap tinggi tanaman pada umur 50 dan 60 hari setelah tanam, hasil kentang pertanaman dan per hektar di lahan dataran tinggi Lembang.ABSTRACT. Sutrisna, N. and Y. Surdianto. 2007. Effect of Organic Manuring and Interval and Water Supply on Growth and Yield of Potato in the Greenhouse. Potato is an important source of calorie and minerals for human diet and the demand of potato increase every year, so that its production and productivity should be improved. Lembang is a center of potato production in West Java and the potato farmers have implemented good quality potato seeds and recommended fertilization, but until now the productivity was still low. This were caused by degradation of organic matters in the soil and unsufficient irrigation system in dry season, namely ‘leb’ system and did not in accordance with the need of potato plant. Therefore, the soil and water management in the potato farming system is important, such as the application of organic matters, interval and water supply at the growth period. Study on the effect of organic matters, interval and water supply was carried out at the greenhouse of Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang, Bandung from June until September 2004. The objectives of the research were to observe the effect of organic matters, the interval and water supply on the growth and yield of potato in the highland. The design was split-split plot and the treatment was completely randomized design with 3 replications. The main plot was the organic matters, consisted of 3 levels (B0) without organic matters, (B1) 0,125 kg/plant, and (B2) 0,250 kg/plant. The subplot was the water supply interval, conssisted of 3 levels (I1) 3 days interval, (I2) 6 days interval, and (I3) 9 days interval. Sub-subplot was the water supply volume in accordance with the plant growth period, consisted of 4 levels: (P1) 211,01 ml/day at the beginning of growth period + 581,53 ml/day at the vegetative period + 787,51 ml/day at the tuber formation + 265,02 ml/day at just before harvested, (P2) 422,02 ml/day at the beginning of growth period + 290,76 ml/day at the vegetative period + 787,51 ml/day at the tuber formation + 265,02 ml/day at just before harvested, (P3) 422,02 ml/day at the beginning of growth period + 581,53 ml/day at the vegetative period + 393,75 ml/day at the tuber formation +
Keywords
Citation