KEARIFAN LOKAL DALAM PERSPEKTIF PENGANDANGAN SAPI PESISIR (Spesifik Sapi Lokal Sumatera Barat)

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Masyarakat memanfaatkan sifat unggul sapi pesisir sebagai upaya memenuhi konsumsi pangan hewani sekaligus meningkatkan kualitas hidup secara sosial maupun ekonomi. Pemelihara sapi pesisir meliputi 37 persen kepala keluarga petani dan praktek pemeliharaan menggunakan pola penggembalaan,ternak tidak diikat dan tidak dikandangkan. Manajemen minim campur tangan peternak terutama pemberian pakan, sapi mencari rumput sendiri di padang-padang penggembalaan, pinggiran jalan ataupun fasilitas umum lainnya. Dengan berbagai alasan pemeliharaan ternak dengan pola penggembalaan secara perlahan berubah menjadi pola pengandangan. Di kabupaten Pesisir Selatan, terdapat kearifan lokal yang bila dieksploitasi lebih jauh bisa mendorong pola pengandangan ternak. Beberapa kearifan lokal tersebut berkaitan erat dengan kebiasaan masyarakat dalam memilih usaha ternaknya, kesepakatan tentang pengelolaan ternak ketika musim tanam dan keinginan untuk meningkatkan manajemen terutama pemberian pakan. Pola pengandangan ternak pada akhirnya memunculkan kandang individu dan kelompok tergantung kondisi biofisik dan sosial setempat. Intervensi pemerintah melalui kandang kelompok hendaklah dengan sistim bagi hasil karena mengandung makna sebagai upaya penguatan modal masyarakat.
Description
Kearifan lokal bisa dipandang sebagai sesuatu yang mengandung aspek positif di kehidupan sosial masyarakat, sebab berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup secara ekonomi, sosial maupun lingkungan (Hosen dkk., 2010). Kearifan lokal merupakan tindakan terpola anggota atau masyarakat untuk memanipulasi sumberdaya alam setempat sebagai upaya memenuhi kebutuhanhidup (Puspadi, Kdkk., 2005).Di Sumatera Barat, terdapat bangsa sapi pesisir yang menjadi tempat menggantungkan hidup masyarakat yang bekerja di sektor pertanian (Disnak Sumbar, 2008). Meskipun pemeliharaan sebagai usaha sambilan namun pemiliknya meliputi 37 persen kepala keluarga (KK) petani di kabupaten Pesisir Selatan (BPS Pessel, 2010). Pemeliharaan sapi pesisir dilakukan dengan pola penggembalaan dan merupakanpola pemeliharaan ternak yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Keberadaan ternak di pinggir-pinggir jalan, areal pertanian, pemukiman penduduk sertaberkeliaran di pasar-pasarmenjadi hal yang lazim. Masyarakat tidakada yang menuntut walaupun ternak seringkali mengganggu usaha perekonomian terutama pada sektor tanaman pangan.Peternakpun tidak sulit mengenali ternak miliknya dan tidak pula merasa khawatir terhadap resiko kehilangan bahkan usaha sapi pesisir memberikan keuntungan (Bamualim dkk.,2006).
Keywords
kearifan lokal, sapi pesisir, pengandangan
Citation