KARAKTERISASI SAWAH BUKAAN BARU DI KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Pencetakan sawah baru untuk meningkatkan produksi padi, di provinsi Jambi tahun 2016 seluas 2700 ha dengan lokasi di delapan kabupaten kota. Pencetakan sawah bukaan baru di Jambi umumnya berasal dari lahan rawa dan dari lahan kering. Dalam proses pencetakan sawah baru menggunakan alat berat berupa escavator. Tujuan dari penelitian ini bukaan baru untuk mengetahui karakter tanah sawah bukaan baru di Jambi, kegiatan ini dilaksanakan tahun 2016, data diambil dari kabupaten Bungo yang terdiri dari lima kecamatan yang mewakili lahan sawah dari lahan basah atau rawa lebak dan dari lahan kering. Pengamatan dilakukan terhadap ketersediaan air, pH tanah, bahan organik, potensi pirit, dengan pengamatan dan pengujian lapangan. Hasil pengamatan menunjukan ketersediaaan air utuk sawah bukaan baru adalah tidak mencukupi terutama pada musim kemarau, sehingga lahan lebih cocok dijadikan lahan sawah tadah hujan di musim kemarau sedangkan pH tanah berkisar antara 4.5-5.8, dengan bahan organik yang tinggi, sedangkan potensi pirit tidak ada.
Description
Luasnya potensi lahan yang terdapat di luar Pulau Jawa, terutama pada Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua menyebabkan sangat prospektifnya kegiatan perluasan sawah. Permasalahan pengembangan padi diluar pulau jawa bertanam padi bagi petani bukan menjadi pilihan utama dalam kegiatan pertanian mereka. Minimnya sarana dan prasarana serta keterbatasan pengetahuan menjadikan kegiatan bersawah adalah sampingan setelah kegiatan lain. Bahkan tidak jarang kemudian sawah-sawah yang mereka miliki ditanami dengan komoditas non padi, masalah lain yang muncul adalah minimnya informasi ketersediaan lahan yang dapat dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan. Jarang sekali pemerintah daerah yang menyusun informasi sumberdaya lahan yang dilengkapi kajian kesesuaian dan arahan komoditas. Akibat minimnya informasi tersebut tidak jarang kegiatan perluasan sawah ditempatkan pada kawasan-kawasan yang secara agroekologi kurang sesuai untuk tanaman padi, sehingga alih-alih memberikan kontribusi peningkatan produksi, sawah sawah tersebut kembali menjadi lahan terlantar dan tidak digarap.
Keywords
Bungo, Lahan sawah, pH
Citation