ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN PRINGSEWU

Loading...
Thumbnail Image
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Padi merupakan komoditas strategis bagi bangsa Indonesia, karena menjadi bahan makanan pokok yang belum bisa digantikan dengan komoditas lain. Kebutuhan akan bahan makanan pokok berupa beras selalu meningkat seiring dengan jumlah pertambahan penduduk. Produksi yang tinggi perlu didukung dengan kebijakan harga, agar petani termotivasi untuk melakukan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur biaya, pendapatan petani, kelayakan usahatani padi dan faktorfaktor yang berhubungan dengan pendapatan usahatani padi. Penelitian dilaksanakan di 3 Kecamatan di Kabupaten Pringsewu yaitu : Pringsewu, Pagelaran dan Sukoharjo pada Bulan Oktober-November 2016. Responden dipilih secara random sampling sebanyak 24 orang. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur. Variabel yang dihitung adalah struktur biaya dan pendapatan usahatani dan dihitung menggunakan rumus P = TR – TC, kelayakan usahatani dan faktor-faktor yang berhubungan dengan usahatani padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya total usahatani padi sebesar Rp. 11.396.723 yang terdiri dari total biaya sarana produksi Rp. 3.336.746,- (27,37), total biaya tenaga kerja Rp. 7.584.387,- (66,5%) serta biaya lainnya Rp. 475.590,- (1,66%). Pendapatan bersih mencapai Rp. 10.613.639,- atau 48,22% dari penerimaan kotor. Nilai perbandingan antara penerimaan dan biaya (R/C rasio) bernilai 2, artinya usahatani padi layak untuk diusahakan. Faktor-faktor yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap pendapatan usahatani padi adalah variabel pengalaman usahatani, produksi dan harga.
Description
Padi merupakan komoditas strategis bagi bangsa Indonesia, karena menjadi bahan makanan pokok yang belum bisa digantikan dengan komoditas lain. Kebutuhan akan bahan makanan pokok berupa beras selalu meningkat seiring dengan jumlah pertambahan penduduk. Berdasarkan data BPS konsumsi beras per kapita penduduk indonesia mencapai 114 kg per tahun, konsumsi beras nasional mencapai 28 juta ton tahun 2015 (Deny, 2015). Konsumsi juga harus didukung dengan ketersediaan beras baik yang diperoleh dari produksi, cadangan pemerintah maupun impor. Pemerintah saat ini fokus terhadap swasembada 7 komoditas yaitu padi, jagung, kedelai, tebu, daging, bawang dan cabai. Untuk mencapai swasembada, maka produksi padi perlu ditingkatkan diantaranya melalui rekayasa teknologi dan perluasan areal tanam dengan memberdayakan lahan-lahan sub optimal.
Keywords
biaya, pendapatan, usahatani
Citation