BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN RAWA LEBAK

Loading...
Thumbnail Image
Date
2006
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Luas lahan rawa di Indonesia meneapai 33,4 juta hektar yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Luas lahan rawa lebak yang sudahdireklamasi meneapai 480 ribu hektar dan yang belum di reklamasi lebih dari 13juta hektar (Fagi dan Ananto, 2005; Widjaya-Adhi. et al., 1992). Lahan rawa digolongkanke dalam lahan basah tropik atau tropical wetlands (LAWOO, 1994). Oi Indonesialahan rawa dibedakan menjadi lahan rawa lebak dan lahan rawa pasang surut. Lahan rawa lebak selalu tergenang air pada musim hujan dan kering pada musim kemarau. Tingkat dan lama kekeringan pada musim kemarau tergantung kepadatipe genangannya. Berdasarkan kedalaman dan lama genangannya, lahan rawa lebak di bagi dalam tiga katagori yaitu; lahan rawa lebak dangkal dengan kedalaman airnnya <50 em dan lama genangan <3 bulan; lahan rawa lebak tengahan dengan kedalaman airnnya 50-100 em dan lama genangan 3-6 bulan; lahanrawa lebak dangkal dengan kedalaman airnnya >100 em dan lama genangan > 6 bulan.Awal datangnya air, tinggi dan lama genangan sangat tergantung dengan curahhujan di eathment area dan kondisi vegetasinya, karena itu awal datangnya air danfiuktuasi air di lahan sulit diprediksi seeara tepat (Fagi dan Ananto, 2005). Tanah lahan rawa lebak didominasi oleh jenis tanah alluvial, baik pada dataran sungai (riverine) maupun pantai (marine), dengan tekstur tanah medium sampai ringan, berdrainase jelek dan tergenang secara musiman. Oi daerah endapan sungai tingkat kesuburan asli tanah (inherent fertility status) adalah medium sampai tinggi. Kesuburan tersebut disebabkan oleh terutama kandungan bahanorganik medium sampai tinggi, kandungan liat yang cukup dan sedimentasi baruterjadi terus menerus (Fagi danAnanto, 2005).
Description
Keywords
BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN RAWA LEBAK
Citation
Collections