BIONOMI PENGGEREK BATANG PADI DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
Loading...
Date
2001-11
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Di lahan pasang sum! khususnya Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah penggerek
batang padi yang dominan adalah dari spesies penggerek batang padi putih (PBP P).
Intensitas kerusakan yang diakibatkan oleh penggerek batang padi putih sangat bervariasi
yaitu gejala sundep berkisar antara 33-41% dan gejala beluk 25-45%. Untuk menunjang
konsep PHT tersebut dalam rangka pengllrangan penggunaan insektisida perlu dicari
alternatif pengendalian yang bersifat ramah lingkungan. Penelitian tentang penggunaan
ekstrak tumbuhan "purun tikus" (Eleocharis dulcis) dan beberapajenis tumbuhan lainnya
bukan merupakan bahan yang bersifat meracun tetapi sehagai zat penarik (attraktan) bagi
imago betina penggerek batang padi puiih dalam meletakkan telurnya. Pada daerah yang
terdapat purun tikus, kerusakan padi hanya berkisar antara 0-1, O%. Larva penggerek
batang padi putih mampu menyelesaikan siklus hidupnya pada rumput purun tikus dengan
rentang hidup berkisar antara 38-42 hari. Sampai saat ini belum ada varietasyang memiliki
ketahanan tinggi terhadap penggerek batang padi. Rumput purun tikus berperan sebagai
tanaman perangkap penggerek batang padi terutama dalam memerangkap kelompok telur,
dan telur-telur yang terperangkap pada rumput pllrIm tikus tersebut terparasit oleh
parasitoid telur berkisar antara 1-/-60%. Disamping itu pula purun tikus tersebut berfungsi
sebagai habitat bag! musuh alami terutama dari jenis parasitoid dan predator. Ekstrak
purun tikus berpotensi sebagai attraktan hagi penggerek batang padi putih dalam
meletakkan telurnya. Cendawan Beauveria bassianaberpotensi sebagai agensia pengendali
penggrek batang padi. Penggunaan silikat dan kalium dapat menckan intensitas serangan
penggerek batang padi berkisar antara 5,/o-12,5%. Penggunaan feromon seks cukup
membantu dalam pengendalian hama penggerek batang padi putih.
Description
Keywords
BIONOMI PENGGEREK BATANG PADI DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA