PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN ITIK ALABIO DI LAHAN RAWA (KASUS: KALIMANTAN SELATAN)

Abstract
ItikAlabio memiliki ciri fisik berbeda dan beragam dibanding itik lokallain di Indonesia. Beberapa keunggulan yang dimiliki itik Alabio antara lain: memiliki warna bulu yang khas, mampu menghasilkan telur yang tinggi dan dagingnya banyak digemari konsumen, khususnya di Kalimantan Selatan. Produksi telur yang dipelihara secara intensif sebanyak 214 butir/ekor/tahun, dengan rata-rata bobot telur 63,88 g/butir. Itik Alabio yang berkembang sekarang di Kalimantan Selatan merupakan seleksi alamiah yang dilakukan petemak secara turun temurun dari generasi ke generasi, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan. Dalam menjaga pelestarian dan kemumian itik Alabio telah dilakukan berbagai upaya, seperti pelestarian plasma nutfah, penjaringan bibit unggul, pengembangan Village Breeding Center (YBC) dan pengembangan populasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Bertemak itik Alabio merupakan mata pencaharian utama masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara (Kalimantan Selatan) dengan tingkat sumbangan terhadap pendapatan sekitar 46,81%/tahun, sementara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah masing-masing hanya 3,18% dan 3,93%/tahun. Sistem budidaya itik Alabio yang dilakukan di Kabupaten HuJu Sungai Utara (HSU) secara intensif (63,83%), semi intensif (27,66%) dan tradisional (8,51 %). Usaha pengembangan menuju ke arah agribisnis, masih banyak kendala antara lain: standar mutu bibit belum ada, ketersediaan pakan lokal terbatas, mutu produk masih beragam dan kelembagaan belum optimal. Pemeliharaan itik Alabio ini sudah mengarah kepada model pengembangan usaha, yaitu penetasan (hatchery), penghasil telur tetas (breeding), telur konsumsi (laying) dan usaha pembesaran itik dara (rearing). Pemeliharaan itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan, hanya sebagai penghasil telur konsumsi dan telur tetas. Usaha yang dilakukan untuk menghindari kemungkinan tercemarnya itik Alabio oleh itik pendatang lainnya, perlu pusat perbibitan skala pedesaan atau Village Breeding Cente (VBC) sehingga diperoleh bibit itik yang murni dengan kualitas atau standarisasi bibit yang dapat diandalkan. Selain itu, untuk pengembangan itik Alabio secara khusus diperlukan pemetaan daerah atau kawasan khusus bagi pengembangan dan pemurnian itik Alabio.
Description
Keywords
PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN ITIK ALABIO DI LAHAN RAWA (KASUS: KALIMANTAN SELATAN)
Citation
Collections