PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN ITIK ALABIO DI LAHAN RAWA (KASUS: KALIMANTAN SELATAN)
Loading...
Date
2014-04
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Iarrd Press
Abstract
ItikAlabio memiliki ciri fisik berbeda dan beragam dibanding itik lokallain
di Indonesia. Beberapa keunggulan yang dimiliki itik Alabio antara lain:
memiliki warna bulu yang khas, mampu menghasilkan telur yang tinggi dan
dagingnya banyak digemari konsumen, khususnya di Kalimantan Selatan.
Produksi telur yang dipelihara secara intensif sebanyak 214 butir/ekor/tahun,
dengan rata-rata bobot telur 63,88 g/butir. Itik Alabio yang berkembang
sekarang di Kalimantan Selatan merupakan seleksi alamiah yang dilakukan
petemak secara turun temurun dari generasi ke generasi, sehingga perlu dijaga
dan dilestarikan. Dalam menjaga pelestarian dan kemumian itik Alabio telah
dilakukan berbagai upaya, seperti pelestarian plasma nutfah, penjaringan bibit
unggul, pengembangan Village Breeding Center (YBC) dan pengembangan
populasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Bertemak itik Alabio
merupakan mata pencaharian utama masyarakat Kabupaten Hulu Sungai
Utara (Kalimantan Selatan) dengan tingkat sumbangan terhadap pendapatan
sekitar 46,81%/tahun, sementara di Kalimantan Timur dan Kalimantan
Tengah masing-masing hanya 3,18% dan 3,93%/tahun. Sistem budidaya
itik Alabio yang dilakukan di Kabupaten HuJu Sungai Utara (HSU) secara
intensif (63,83%), semi intensif (27,66%) dan tradisional (8,51 %). Usaha
pengembangan menuju ke arah agribisnis, masih banyak kendala antara lain:
standar mutu bibit belum ada, ketersediaan pakan lokal terbatas, mutu produk
masih beragam dan kelembagaan belum optimal. Pemeliharaan itik Alabio
ini sudah mengarah kepada model pengembangan usaha, yaitu penetasan
(hatchery), penghasil telur tetas (breeding), telur konsumsi (laying) dan
usaha pembesaran itik dara (rearing). Pemeliharaan itik Alabio di Kabupaten
Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan, hanya sebagai penghasil
telur konsumsi dan telur tetas. Usaha yang dilakukan untuk menghindari kemungkinan tercemarnya itik Alabio oleh itik pendatang lainnya, perlu
pusat perbibitan skala pedesaan atau Village Breeding Cente (VBC) sehingga
diperoleh bibit itik yang murni dengan kualitas atau standarisasi bibit yang
dapat diandalkan. Selain itu, untuk pengembangan itik Alabio secara khusus
diperlukan pemetaan daerah atau kawasan khusus bagi pengembangan dan
pemurnian itik Alabio.
Description
Keywords
PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN ITIK ALABIO DI LAHAN RAWA (KASUS: KALIMANTAN SELATAN)