PENGARUH PEMBERIAN KAPUR DAN FOSFAT ALAM TERHADAP STATUS HARA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING YANG DI TANAMI UBIKAYU

Abstract
Permintaan komoditas pangan akan terus meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan industri dan pakan. Mengandalkan Jawa sebagai pemasok pangan nasional, tampaknya tidak mungkin lagi mengingat cepatnya laju konversi Iahan-lahan pertanian potensial menjadi lahan nonpertanian (Haerah, 1992; Manwan, 1992). Pada masa mendatang, langkah bijaksana untuk meningkatkan ketahanan pang an nasionaI adalah mendorong pemanfaatan lahan-lahan marginal yang ada di Iuar Jawa. Salah satu lahan marginal yang dapat dimanfaatkan adalah tanah podsolik merah kuning. Secara nasional, luas tanah podsolik merah kuning mencapai 38,4 juta hektar tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya (Pusat Penelitian Tanah, 1981; Sudjadi dan Satari, 1986). Di Kalimantan terdapat sekitar 15 juta hektar tanah podsolik merah kuning (BPS, 1990). Potensi tanah podsolik merah kuning sebagai lumbung pangan nasional, belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan mengingat kendala-kendala produksi yang melekat pada tanah ini. Beberapa kendala yang sering ditemui dalam pemanfaatan tanah podsolik merah kuning adalah tingkat kemasaman dan kandungan Al yang tinggi, defisiensi unsur-unsur N, P, K, Ca, Mg dan unsur mikro serta KTK yang rendah (Soepardi, 1979; Leiwakabessy, 1983; Radjagukguk dan Jutono, 1983).
Description
Keywords
PENGARUH PEMBERIAN KAPUR FOSFAT ALAM STATUS HARA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING DITANAMI UBIKAYU
Citation
Collections